Senin, 22 Februari 2010

Demokrat Usung Buangan Golkar

Harian Fajar (www.fajar.co.id)
Jumat, 19 Februari 2010


Demokrat Usung Buangan Golkar
Tantang Head to Head di Pilkada Sulsel

JAKARTA -- Pemilihan kepala daerah di Sulawesi Selatan pertengahan tahun ini akan menyajikan pertarungan sengit sesama kader Partai Golkar. Hal itu dipastikan setelah Kamis 18 Februari, Partai Demokrat memutuskan mengusung sejumlah kader terbuang Golkar di beberapa kabupaten yang akan pilkada.

Dari tujuh calon bupati usungan Demokrat yang sudah ditetapkan kemarin, hanya pilkada di Gowa partai bentukan Susilo Bambang Yudhoyono itu memilih berkoalisi dengan Golkar dengan menetapkan Ichsan Yasin Limpo sebagai calon bupati.

Selebihnya, Demokrat memilih mengusung calon yang dibuang oleh partai berlambang pohon beringin rindang tersebut. Enam daerah dimaksud adalah Pangkep, Barru, Luwu Utara, Luwu Timur, Soppeng, dan Bulukumba.

“Nama-nama pasangan ini ditetapkan berdasarkan pertimbangan yang panjang. Sejak Senin, nama-nama tersebut telah diverifikasi sesuai dengan survei yang dilakukan DPP dan DPD. Dan setelah melihat elektabilitasnya, kami menetapkan nama-nama tersebt,” jelas Ni’matullah usai menghadiri sidang penetapan calon bupati Demokrat di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta.

Rapat itu antara lain dihadiri Ketua DPP Hadi Utomo, Sekjen Demokrat Amir Syamsuddin, Ketua DPD Demokrat Sulsel Syamsul Mappareppa, dan Wakil Ketua DPD Demokrat Sulsel Ni’matullah.

Di Pangkep, Partai Demokrat dipastikan berhadapan dengan Partai Golkar yang sebelumnya telah memutuskan mengusung Ketua DPD II Partai Golkar Pangkep, Syamsuddin Hamid. Demokrat sendiri mengajukan mantan Bupati Pangkep, Baso Amirullah sebagai calon bupati. Baso dipasangkan dengan Bau Kemal Burhanuddin.

Di Barru, pertarungan di internal Partai Golkar juga tak terelakkan. Seperti diprediksi sebelumnya, Partai Demokrat mengusung pasangan Malkan Amin-Sofyan Lakki. Sebelumnya, Malkan yang merupakan tokoh senior Partai Golkar dan saat ini masih duduk di DPR RI, kalah bersaing dengan Andi Idris Syukur untuk mengendarai Golkar.

Kepada Fajar malam tadi, Malkan mengaku berterima kasih kepada Demokrat. Malkan siap bekerja keras dan meminta dukungan dari warga Barru untuk memimpin Barru lima tahun ke depan.

Dengan dukungan Partai Demokrat, partai pengusung Malkan-Sofyan menjadi empat parpol. Tiga partai lainnya adalah PKS, PPP, dan PBR. Keempat partai politik tersebut menguasai tujuh kursi di DPRD Barru.

Di Luwu Utara, Thahar Rum berhasil menyaingi Mahmud Rompegading untuk mengendarai Demokrat. Di daerah itu, Demokrat memasangkan kadernya yang juga Ketua DPC Demokrat Luwu Utara, Ansar Akib dengan Thahar.

Pertarungan Demokrat-Golkar juga terjadi di Luwu Timur. Jika Golkar mantap mengusung pasangan Hatta Marakarma-Thorig Husler, Demokrat justru mengusung Nur Husain yang juga berpasangan dengan kader senior Partai Golkar, Abdul Madjid Tahir.

Di Bulukumba, pertarungan Demokrat-Golkar juga dipastikan sengit. Demokrat mengusung mantan Ketua DPRD Bulukumba asal Partai Demokrasi Kebangsaan, Muhammad Arif. Partai Golkar sendiri mengusung incumbent Andi Sukri Sappewali.

Di Soppeng, seperti diperkirakan sebelumnya, Demokrat akhirnya mengusung Andi Sulham Hasan. Sulham berhasil menyaingi incumbent Andi Soetomo yang namanya turut dikirim Tim Sembilan ke DPP Partai Demokrat.

Khusus pasangan Sulham, sempat terjadi polemik. Tim Sembilan mengusulkan Supriansa namun sempat berembus kabar DPP menolaknya. Namun, kemarin Ketua DPD Partai Demokrat Sulsel, Syamsul Mappareppa, mengatakan soal pasangan Sulham di Soppeng sudah diselesaikan. Seperti rekomendasi Tim Sembilan, Partai Demokrat resmi memaketkan Andi Sulham Hasan dengan Supriansa.

Ni’matullah juga menegaskan bahwa Demokrat tetap mendorong Supriansa. Namun, hal itu masih akan dibicarakan dengan partai koalisi. Apalagi, PDK mengancam akan menarik dukungan kepada Sulham jika tidak berpaket dengan Syarifuddin Rauf.

Empat Daerah Masih Alot

Jika tujuh daerah sudah dipastikan pasangan calon yang akan mengendarai Demokrat, maka lain halnya dengan di Maros, Toraja, Toraja Utara dan Selayar. Di empat daerah itu, ungkap Wakil Ketua DPD Demokrat Sulsel Ni’matullah, belum ada kata sepakat antara DPP dan DPD.

“Di Toraja, yang maju sebagai kandidat adalah Ketua DPC Demokrat Toraja, Yohannes Embong sedangkan di Toraja Utara yang maju juga ketua Demokrat, Palino Popang. Sayangnya, kedua kader ini surveinya masih rendah dibandingkan kandidat lain,” kata Ni'matullah, malam tadi.

Atas dasar itulah, DPP beralasan untuk tidak mengusung kadernya karena surveinya rendah. Hanya saja, DPD mempertimbangkan bahwa dari sejumlah daerah, mereka itu adalah kader yang patut diajukan untuk ikut bertarung.

Khusus untuk Maros sendiri, tambah Ni’matullah, ada dua calon bupati yang mendaftar. Mereka adalah Syahriwijaya dan Andi Paharuddin. Karena keduanya adalah tokoh non partai, maka Demokrat harus mempertimbangkan lebih matang.

Di Selayar, kasusnya juga agak berbeda. Dua kandidat yang mendaftar ke Demokrat adalah Syahrir Wahab dan Andi Nursyamsina Aroeppala. “Meskipun Syahrir Wahab memiliki survei yang lebih tinggi dibanding kader lain, namun kami akan melihat kemungkinan lain di sana,” jelas Ni’matullah.

Di tempat terpisah, Wakil Ketua Umum DPP Andi Alifian Mallarangeng mengatakan Demokrat yakin akan menang di Sulsel. Meskipun tidak menyebutkan berapa persen kemenangan yang akan diraih di 11 daerah ini, namun Alifian memprediksi lebih banyak dari partai lain.

“Saya tidak mau menyebut berapa persen yang kami menangkan. Namun kami yakin, Sulsel ke depan akan lebih banyak bernuansa biru dibandingkan warna lain,” katanya singkat. Terkait isu adanya kecurangan dalam proses penetapan pasangan bupati ini, Ni’matullah menjelaskan bahwa hal itu memang benar. Sebelumnya, mantan Ketua DPD Demokrat Sulsel Reza Ali mengungkapkan ada sejumlah kecurangan dalam proses penetapan calon bupati.

Kecurangan yang dimaksudkan politisi Senayan itu berupa adanya permainan uang yang dia istilahkan “uang setan”. Menurut Reza, DPP telah mengeluarkan rekomendasi calon bupati namun masih saja ada proses pendaftaran calon bupati yang mengharuskan pendaftarnya membayar puluhan juta.

Akan tetapi, sinyalemen yang dilontarkan Reza tersebut langsung dimentahkan Ni’matullah. Menurutnya, memang ada upaya dari beberapa kandidat yang berusaha melobi DPP dengan menawarkan sejumlah dana. Akan tetapi, hal itu diketahui DPD yang langsung mementahkannya dengan meminta DPP tidak melayani kandidat dimaksud.

“Makanya, muncul imbauan tertulis dari Ketua Dewan Pembina Demokrat, Pak SBY untuk melakukan proses pencalonan sesuai dengan mekanisme partai sehingga proses seperti ini tidak terjadi,” tegas Ni’matullah. (sap)


[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Tidak ada komentar: