Pada 2010 ini, Perum Bulog Divre Sulsel mengalokasikan dana segar sekira Rp 1,062 triliun untuk menyerap beras dari petani. Daerah penyerapan yang terbesar adalah Sidrap yang mencapai penyerapan sebesar 36.625 ton, lalu Parepare 30.435 ton, Pinrang 24.477 ton, dan Bulukumba 20.904 ton. Terendah Mamuju 2.460 ton, kemudian Soppeng 4.273 ton, Wajo 4.681 ton dan Bone 6.937 ton.
---------------------------------------
Pembelian Beras Bulog Masih 80%
- - Bulukumba Pasok 20.904 Ton
Harian Ujungpandang Ekspres, Makassar
Jumat, 19-11-2010
MAKASSAR, UPEKS— Pada 2010 ini, Perum Bulog Divre Sulsel mengalokasikan dana segar sekira Rp 1,062 triliun untuk menyerap beras dari petani. Hanya saja per 15 November 2010 baru menggunakan Rp 850 miliar atau sekitar 80% dana penyerapan beras petani, dari dana penyerapan yang tersedia.
Kepala Perum Bulog Divre Sulsel, Rito Angky Pratomo, mengatakan, hal itu berarti penyerapan beras Bulog Divre Sulsel hingga hari kemarin, baru mencapai 168.000 ton. Padahal dana yang tersedia itu, untuk menyerap beras dari pe-tani sebanyak 210.000 hingga akhir tahun ini.
“Kita telah merevisi target menjadi 250.000 ton dari target awal sekitar 450.000 ton, yang ditetapkan awal 2010 lalu,” katanya.
Menurutnya, dari 168.000 ton penyerapan itu, pasokan terbesar adalah penyerapan di bulan April yaitu 41.607 ton, kemudian Mei 39.457 ton dan Juni 23.228 ton. Sedangkan pasokan terendah ada di bulan Agustus yaitu 3.708 ton dan Maret yang hanya 4.259 ton. Dengan rata-rata penyerapan bulog perhari mencapai 600 ton hingga 800 ton.
Penyerapan di Agustus hanya sedikit, karena saat itu sedang terjadi peralihan tanam dari musim penghujan ke musim kemarau.
“Berdasarkan pengalaman Bulog Divre Sulsel, penyerapan tahun ini tergolong normal, bila dibandingkan jumlah penyerapan di 2006 yang hanya mencapai 228.789 ton dan di 2007 yang juga hanya mencapai 235.030 ton,” jelasnya.
Selain itu, adapun daerah penyerapan yang terbesar adalah Sidrap yang mencapai penyerapan sebesar 36.625 ton, lalu Parepare 30.435 ton, Pinrang 24.477 ton, dan Bulukumba 20.904 ton. Terendah Mamuju 2.460 ton, kemudian Soppeng 4.273 ton, Wajo 4.681 ton dan Bone 6.937 ton.
Rendahnya serapan di daerah Wajo dan Bone yang terkenal sebagai daerah sentra produksi padi papar Angky, sebab ketiga wilayah tersebut beberapa bulan lalu sempat terserang puso akibat banjir yang melanda wilayah tersebut. Sementara untuk wilayah Soppeng, banyak hasil panen para petani yang tidak terserap bulog, akibat banyaknya padi yang rusak karena serangan hama.
Sesuai Inpres, bulog membeli beras petani dengan kualitas medium seharga Rp 5.060. Selain membeli beras kualitas medium, bulog juga membeli beras petani yang kualitas premium dengan harga Rp 5.650. Tahun ini, Bulog Divre Sulsel sendiri menargetkan pembelian beras kualitas premium milik petani sebanyak 10.000 ton, namun hingga kini baru berhasil menyerap 2.347 ton.
Angky menyebutkan, saat ini stok beras yang ada di gudang Bulog Divre Sulsel sekitar 44.969 ton. Jumlah tersebut cu-kup untuk konsumsi sampai de-ngan April 2011, dengan asumsi konsumsi masyarakat per bulan sekitar 8.200 ton.
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar