Lagi, Demo Aktivis Bentrok dengan Polisi
Laporan: Syamsul Bahri
http://www.tribun-timur.com/read/artikel/136308/Lagi_Demo_
Selasa, 9 November 2010
BULUKUMBA, TRIBUN-TIMUR.COM -- Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Bulukumba terpilih Zainuddin Hasan-Syamsuddin diwarnai aksi demonstarsi dan bentrok antara petugas polisi dengan beberapa aktivis dan kelompok Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di daerah tersebut, Selasa (9/11).
Aksi demo tersebut dialakukan oleh Front Perjuangan Rakyat (FPR) yang terdiri dari AGRA, Serikan Nelayan Bulukumba (SNB), Gerakan Pemuda Kassimpureng, Seruni, ABLB, From Mahasiswa Nasional (FMN), Mereka yang akan melakukan aksi adalah Forum Warga Bulukumba, Forum Komunikasi Pemuda Pelajar, Forum Pemuda Mahasiswa Bulukumba.
Dalam tuntutan aksinya yang disampaikan oleh Ketua FPR Hamza Libya bahwa mereka melekukan aksi demo untuk mengingatkan bupati terpilih Bulukumba itu agar segera merealisasikan janji-janjinya yang telah disampaikan ke warga Bulukumba.
Saat pelantikan berlangsung terdapat dua lokasi aksi demo yakni aksi yang tergabung dalam FPR berloksi di Pasar Tua dan Kelompok Forum Warga Bulukumba berada di bagian sebelah utara tempat pelantikan kantor bupati yang berada di Jl Jenderal Sudirman.
Aksi yang berlangsung di Pasar Tua yang dimpin oleh Hamzah Libya dan Rudi Tahas dari FPR berakhir dengan bentrok antara para petugas para pendemo.
Awalnya para pendemonstran melakukan aksi damai di Pasar Tua Bulukumba atau sekitar 500 meter dari lokasi pelantikan di Kantor Bupati setempat.
Pendemonstran yang berjumlah puluhan orang itu memaksa untuk masuk ke areal pelantikan dan menemui bupati terpilih Zaidin untuk menyampaikan aspirasi agar bupati segera merealisasikan janjinya itu.
Namun niat para pendemo di tempat itu kandas dan tertahan dengan brigade kawat berduri dan beberapa personil menghadang langkah mereka di tempat itu.
Para aktivis dan kelompok LSM lainnya tidak ingin mundur dan tetap ingin memaksa masuk ke areal itu dengan dalih bahwa telah ingin pulang melalui jalur itu ke rumah mereka karena lebih dekat jika melewati kompleks pertokoan di Pasar Tua ke Kassimpureng dibandingkan harus memutar dengan melewati jalan Sultan Hasanuddin.
Tetapi polisi tetap ngotot dan mempertahankan brikadenya meski para aktivis dan kelompok LSM lainnya menyampaikan bahwa tidak akan menemui lagi bupati terpilih melainkan akan memutar di kompleks pasar tersebut.
" Aparat telah mencederai demokrasi dengan memukul A Hermiati (32) saat ingin pulang dan meminta brikade polisi dibuka karena pelantikan telah usai karena ingin kompas ke rumah," kata Ketua FPR Bulukumba, Hamzah Libya yang juga merupakan istrinya sendiri dipukul oleh polisi.
Dituturkan Hamzah bahwa kejadian tersebut, korban telah mendapat pukulan pada bagian mulut dari anggota Polres Bulukumba Bripda (Sy). Sehingga Hermiati mengeluarkan darah pada bagian gusinya beserta lengannya sobek.
Tidak hanya itu beberapa kelompok FPR lainnya juga mendapatkan pukulan pentongan oleh aparat polisi diantaranya Bulla (17), Dewa (18), Dg Aty (42), Tenne (40), Hadriati (40).
Akibat kejadian tersebut Hamzah bersama istrinya Hermiati melaporkan kejadian itu ke Mapolres Bulukumba dengan melaporkan salah seorang nggota Polres Bulukumba Bripda (Sy) karena telah memukul pendemo.
Disebutnya dalam laporannya ke Mapolres Bulukumba bahwa tiga orang yang nampak jelas melakukan pemukulan kepada mereka dan yang disebutkan namanya hanya Sy. " Nanti dipanggil saksi baru dibeberkan semua siapa-siapa pelaku pemukulan kepada kelompok kami," kata Rudi Tahas, pihak FPR, yang mendampingi korban ke Mapolres melaporkan kejadian itu. (*)
Syahrul Terkejut Dengar Demo
Laporan: Syamsul Bahri
http://www.tribun-timur.com/read/artikel/136310/Syahrul_Terkejut_
Selasa, 9 November 2010
BULUKUMBA, TRIBUN-TIMUR.COM -- Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo terkejut mendengarkan ada demo saat melakukan pelantikan bupati terpilih Bulukumba.
Awalnya tidak mengetahui jika di sekeliling lokasi pelantikan bupati di daerah itu ada demo dari beberapa kelompok aktivis di Bulukumba.
Aksi mendesak bupati terpilih di daerah itu Zainuddin-Syamsuddin (Zaidin) untuk segera merealisasikan janjinya secepatnya, dan meminta gubernur untuk menyeimbangkan pembangunan infrastruktur jalan di bagian selatan Sulsel.
Saat dicegat oleh wartawan sebelum meninggalkan lokasi pelantikan di halaman kantor bupati setempat dan dimintai tanggapan terkait adanya demo dari beberapa aktivis.
"Wah ada demo, dimana itu?,'' tanya mantan bupati Gowa dua periode itu kepada wartawan dengan raut muka terkejut.
Dia kemudian menyimak penyampaian itu dari beberapa wartawan bahwa demo tersebut adalah mendesak Zaidin segera merealisasikan janjinya secepatnya, dan juga meminta ke gubernur itu untuk menyeimbangkan pembangunan antara di bagian selatan Sulsel dan utara.
Dia kemudian mengatakannya bahwa segera diperhatikan, termasuk jalan Poros Selatan Jeneponto,Bantaeng, Bulukumba hingga ke Sinjai yang terkendala pelebarannya masalah pembebasan lahan.
"Segera kita upayakan agar program pelebaran jalan nasional dapat terlaksana dan masalah tanah warga kita siap bayarkan sebagai ganti ruginya yang saat ini belum dibayar oleh pemerintah," katanya, sebelum meninggalkan lokasi itu
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
IKAN DUYUNG. Jumaning (60), membersihkan tubuh ikan duyung yang ditemuinya di tepi pantai saat mencuci bentang (tali rumput laut) di pesi...
-
Andi Sultan Daeng Radja bersama tujuh orang lainnya telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional melalui Surat Keputusan Presiden RI (Sus...
-
BUNDARAN PHINISI. Kabupaten Bulukumba yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, terdiri atas 10 kecamatan dan 126 ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar