Senin, 14 November 2011

Aksi Unjukrasa, APBD, dan Bupati Bulukumba


TAMAN BUNDARAN PHINISI. Aksi unjukrasa di Bulukumba sudah terlalu sering terjadi, bahkan hampir tidak ada pekan tanpa aksi unjukrasa. Dari hasil wawancara penulis dengan beberapa aktivis, agamawan, wartawan, praktisi pendidikan, masyarakat umum, birokrat, dan "orang dekat" Zainuddin Hasan selaku Bupati Bulukumba, terungkap bahwa cukup banyak yang menjadi penyebab terjadinya aksi unjukrasa tersebut. (Foto: Asnawin)

-----------------

Aksi Unjukrasa, APBD, dan Bupati Bulukumba

Oleh Asnawin

Aksi unjukrasa di Bulukumba sudah terlalu sering terjadi, bahkan hampir tidak ada pekan tanpa aksi unjukrasa. Maka, aksi unjukrasa di Bulukumba kini bukan lagi berita. Yang jadi pertanyaan sekarang, bukan apa aspirasi yang disampaikan, melainkan apa yang memicu dan ada apa di balik aksi-aksi tersebut.

Dari hasil wawancara penulis dengan beberapa aktivis, agamawan, wartawan, praktisi pendidikan, masyarakat umum, birokrat, dan "orang dekat" Zainuddin Hasan selaku Bupati Bulukumba, terungkap bahwa cukup banyak yang menjadi penyebab terjadinya aksi unjukrasa tersebut.

Pertama, para pendukung mantan Bupati Bulukumba, Sukri Sappewali, masih belum bisa menerima "kekalahan" pasangan Sukri Sappewali - Rasyid Sarehong dari pasangan Zainuddin Hasan - Syamsuddin (Zaidin) pada pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) 2010. Mereka itulah yang didiuga sering melakukan aksi unjukrasa.

Kedua, Bupati Bulukumba Zainuddin Hasan kerap melontarkan pernyataan yang dianggap kurang bagus atau kurang layak, bahkan kadang-kadang menjengkelkan, misalnya ketika Zainuddin Hasan mengemukakan bahwa berita di media massa lebih banyak tidak benarnya, serta kalimat "emang gue pikirin" yang dilontarkan kepada para pengunjukrasa. Kata-kata itulah yang juga yang antara lain memicu terjadinya aksi unjukrasa.

Ketiga, jalanan rusak, masalah lahan tanah, masalah pendidikan dan sekolah, juga kerap menjadi pemicu terjadinya aksi unjukrasa.

Selain itu, pembangunan hotel dan mall Mega Zanur milik Zainuddin Hasan tak jauh dari Pasar Sentral Bulukumba, juga membuat para pedagang Pasar Sentral khawatir usaha mereka akan terganggu.

"Pasti ada pengaruhnya, karena mall itu punya gengsi lebih tinggi dan sebagian masyarakat pasti mau merasakan suasana mall. Seandainya tidak ada mall, tentu mereka akan tetap berbelanja di Pasar Sentral," tutur salah seorang pedagang pakaian kepada penulis.

Pembahasan APBD

Beberapa kelompok masyarakat juga melakukan aksi dan mencoba mengganggu jalannya sidang-sidang pembahasan APBD Perubahan 2011 dan APBD 2012, di DPRD Bulukumba. Aksi tersebut juga sempat membuat arus lalu lintas di jalan poros provinsi di depan gedung DPRD Bulukumba, terganggu selama beberapa jam.

Makasar-tv melaporkan, para pengunjukrasa di DPRD Bulukumba, Senin, 14 November 2011, sempat berupaya menduduki paksa kantor DPRD, tetapi aparat kepolisian dengan sigap menertibkan mereka dan suasana pun kembali reda.

Aksi mereka bukan menyangkut pembahasan APBD, melainkan menuntut Bupati Bulukumba Zainuddin Hasan dan Wabup Syamsuddin untuk turun dari jabatannya. Aksi tersebut terkait vonis bersalah dalam kasus pemalsuan tanda tangan salah satu partai pendukung Zaidin (Zainuddin Hasan-Syamsuddin) pada Pemilukada 2010.

Sebelumnya, aksi unjuk rasa juga terjadi di depan kantor KPU Bulukumba, dengan tuntutan mendesak Badan Kehormatan KPU Daerah Sulsel untuk memecat Ketua dan anggota KPU Bulukumba karena dianggap tidak independen pada Pemilukada 2010 lalu.

Meskipun ada aksi unjukrasa, pembahasan APBD tetap berjalan sesuai agenda. Pelaksana tugas Kabag Humas Pemkab Bulukumba, Rudy Ramlan, dalam rilisnya kepada penulis dan beberapa media mengatakan kesiapan para Kepala SKPD dalam sidang-sidang pembahasan APBD tersebut merupakan wujud dari upaya pemerintah daerah menyelesaikan APBD Pokok 2012 dengan tepat waktu.

"Dengan demikian sedapat mungkin SKPD harus disiplin mengikuti jadwal dan tahapan anggaran yang telah disepakati bersama DPRD. Jadi dalam beberapa pekan ke depan, jajaran pemerintah daerah bekerja maraton menyelesaikan semua agenda pembahasan anggaran, baik APBD-P 2011 maupun APBD Pokok 2012,” tandas Rudy.

Dalam beberapa kesempatan sebelumnya, kata Rudy, Bupati Zainuddin Hasan selalu menekankan target yang harus dicapai pemerintah daerah dalam tahun ini kepada para kepala SKPD, yaitu penilaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), pencapaian meraih Piala Adipura dan penetapan APBD Pokok 2012 dengan tepat waktu seperti penetapan APBD 2011 yang lalu. Sesuai jadwal di DPRD, RAPBD Perubahan 2011 akan ditetapkan pada 26 November 2011.

Zainuddin Hasan

Kepemimpinan Zainuddin Hasan selaku Bupati Bulukumba periode 2010-2015 tampaknya menjadi fenomena tersendiri dan nyaris menjadi kontroversi. Dikatakan fenomena, karena jarang ada orang yang mampu menjadi bupati pada dua kabupaten berbeda. Sebelum menjadi bupati Bulukumba, Zainuddin yang putra asli Bulukumba, menjabat Bupati Pohuwato, Provinsi Gorontalo.

Zainuddin Hasan dikatakan nyaris menjadi kontroversi, karena banyak langkah, kebijakan, dan ucapannya yang agak "lain dari yang lain", seperti mutasi besar-besaran, perubahan dari lima hari kerja menjadi enam hari kerja, serta ucapan Zainuddin Hasan yang mengemukakan bahwa berita di media massa lebih banyak tidak benarnya dan kata-kata "emang gue pikirin."

Pembangunan pabrik pengolahan padi yang modern, hotel dan mall milik pribadi keluarga Zainuddin Hasan di Bulukumba, juga menuai kontroversi, meskipun sebenarnya hal tersebut akan memacu pembangunan dan kemajuan di daerah itu.

Hal yang juga membuat sebagian masyarakat kecewa, karena Zainuddin Hasan juga nyaris sama dengan bupati sebelumnya Andi Sukri Sappewali (2005-2010), yang jarang salat berjamaah di masjid yang berimbas pada pembangunan bidang keagamaan.

Masyarakat Bulukumba sebenarnya berharap Zainuddin Hasan bisa menghidupkan kembali kehidupan dan pembangunan bidang keagamaan seperti ketika Patabai Pabokori menjabat bupati dua periode (1995-2000, 2000-2005), tetapi ternyata Zainuddin Hasan jarang salat berjamaah di masjid dan juga tidak terlalu memerhatikan pembangunan bidang keagamaan, padahal masyarakat Bulukumba sesungguhnya tergolong masyarakat religius.

Bulukumba adalah salah daerah tempat masuknya Islam pertama kalidi Sulawesi Selatan dan makam Dato Tiro-pembawa agama Islam di Bulukumba-ada di Kecamatan Bontotiro, Bulukumba. Nama asli Dato Tiro adalah Abdul Djawad dan bergelar Al Maulana Khatib Bungsu. Versi lain menyebut nama aslinya adalah Nurdin Ariyani.

Salah satu kunci sukses Patabai Pabokori dalam memimpin Bulukumba selama sepuluh tahun (plus beberapa tahun menjabat Sekretaris Daerah Bulukumba), adalah kedekatannya dengan masyarakat dan pembangunan bidang keagamaan. Tak heran kalau hingga kini masyarakat Bulukumba masih mengenang Patabai Pabokori dan berharap penggantinya bisa seperti beliau.

Hal lain yang membuat Patabai Pabokori bisa dianggap sukses memimpin Bulukumba, karena hubungannya yang baik dengan media massa. Semoga tulisan pendek ini dapat diterima oleh semua pihak demi perbaikan, pembangunan, dan kemajuan Bulukumba.

[Terima kasih atas kunjungan dan komentar Anda di Blog Kabupaten Bulukumba - http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

5 komentar:

Asnawin Aminuddin mengatakan...

Puaskah Anda Terhadap Kepemimpinan Bupati Bulukumba, Zainuddin Hasan?

Sudah 71 suara yg masuk s/d Kamis siang, 17 November 2011, dgn rincian sbb:

Puas = 27 (38%)
Kurang Puas = 4 (5%)
Tidak Puas = 10 (14%)
Sangat Tidak Puas = 30 (42%)

Sisa waktu jajak pendapat, 44 hari lagi... trims.....

Anonim mengatakan...

sdr. bupati, ingat bahwa jabatan itu adalah amanah yang hrs anda pertanggung jawabkan nanti dihari kemudian di depan Allah SWT < bila anda masih percaya adanya hari kemudian . > ' jangan suka nomong ngawur

Anonim mengatakan...

bila dibandingkan tutur kata bupati sekarang dengan patabai pabokori ibarat bumi dan langit, bila bapak patabai bertutur kata sangat sopan dan santun , tapi bupati sekarang ini kayaknya tidak punya nalar bila bicara . apa yg terlintas dipikirannya, langsung diucapkan , sepertinya yang mendengarkan orang bodohhhhh semua , bukan jamannya lagi pemimpin yang banyak bicara , menepuk dada , memandang enteng orang semua , sadarlah sdr. bupati , bahwa jabatan itu Amanah dari Tuhan, jangan suka membanggabanggakan kekayaan sdr, mudah2an masih punya hati nurani orang yang satu ini, kasihan betul tingkah lakunya kayak.........

Anonim mengatakan...

we weh... ada apa sebenarnya dibulukumba ini , terus dilanda unjuk rasa , sampai papan nama kantor bupati ditulisi dengan kata2 yg aduhai...., dan orang bijak berkata tiada asap tanpa adanya api. mau kemana bulukumba kedepan ini , kasian anak cucu kita disuguhi pertunjukan yang aneh2 .

Anonim mengatakan...

tolong klo bisa tampilkan:
1. berapa besar alokasi anggaran kesehatan (semua sumber) di kabupaten bulukumba
2. berapa besar alokasi dana kesehatan dari APBD
3. berapa besar total APBD
4. berap[a besar biaya untuk program pencegahan dan pengobatan dari ninas kesehatan....