Jumat, 30 Desember 2011

Pesta Kembang Api di Bulukumba


KEMBANG API. Bagaimana perasaan Anda ketika suasana indah, damai, dan tenang yang sudah bertahun-tahun Anda nikmati, tiba-tiba berubah menjadi suasana hingar-bingar, ribut, dan bahkan mengganggu ibadah dan tidur Anda?
Mungkin jawaban kita berbeda, tetapi saya benar-benar merasa sedih dan kasihan. Perasaan sedih dan kasihan itulah yang saya alami selama beberapa tahun terakhir, setiap kali ratusan atau bahkan ribuan warga kota Bulukumba melakukan pesta kembang api pada malam takbiran dan pada malam Tahun Baru. (int)



Pesta Kembang Api di Bulukumba:
Mubazir dan Sangat Mengganggu

Oleh: Asnawin

Bagaimana perasaan Anda ketika suasana indah, damai, dan tenang yang sudah bertahun-tahun Anda nikmati, tiba-tiba hilang?

Bagaimana perasaan Anda ketika suasana indah, damai, dan tenang yang sudah bertahun-tahun Anda nikmati, tiba-tiba berubah menjadi suasana hingar-bingar, ribut, dan bahkan mengganggu ibadah dan tidur Anda?

Mungkin jawaban kita berbeda, tetapi saya benar-benar merasa sedih dan kasihan. Perasaan sedih dan kasihan itulah yang saya alami selama beberapa tahun terakhir, setiap kali ratusan atau bahkan ribuan warga kota Bulukumba melakukan pesta kembang api pada malam takbiran dan pada malam Tahun Baru.

Saya benar-benar sedih, karena Bulukumba adalah kota religius, yang selama bertahun-tahun diliputi suasana indah, damai, dan tenang, kemudian tiba-tiba suasana itu hilang dan bahkan berubah menjadi suasana hingar-bingar, ribut, dan bahkan mengganggu orang-orang yang sedang butuh ketenangan atau orang-orang yang tengah beribadah, dan sebagainya.

Selain sedih, saya juga merasa kasihan kepada mereka yang melakukan pesta kembang api. Saya kasihan karena mereka mungkin tidak tahu bahwa apa yang mereka lakukan sungguh merupakan perbuatan sia-sia, mubazir, dan tak ada faedahnya sama sekali.

Saya yakin, tidak ada satu pun agama yang diturunkan oleh Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang memerintahkan atau pun menganjurkan umatnya melakukan pesta dan menghambur-hamburkan uang, seperti pesta kembang api.

Maka sungguh bodohlah mereka yang melakukan pesta kembang api, karena perbuatan itu sungguh sangat sia-sia, merugikan diri sendiri, dan mengganggu ketenteraman orang lain.

Mereka mungkin mendapatkan kegembiraan sesaat, tetapi kegembiraan itu mungkin saja didapatkan di atas penderitaan orang lain, karena boleh jadi mereka melakukan pesta kembang api, di saat ada orang lain yang tengah sakit keras dan tak bisa mendegarkan suara bising, apalagi suara ledakan kembang api. Bayangkanlah bagaimana perasaan Anda, jika orang yang tengah sakit keras itu adalah ibu kandung Anda, apalagi jika ibu kandung Anda mengidap penyakit jantung.

Dalam kasus pesta kembang api pada malam takbiran di Bulukumba, saya dapat memastikan bahwa mereka yang melakukan atau terlibat dalam pesta kembang api itu, telah berdosa karena menodai kesucian malam takbiran dan mengganggu kekhusukan umat muslim yang tengah berdoa dan menanti pelaksanaan salat ied keesokan paginya.

Bayangkan, suara letusan kembang api kadang-kadang sudah terdengar setelah adzan magrib, kemudian berlanjut dan bersahut-sahutan di berbagai tempat hingga tengah malam dan dinihari, padahal pada saat bersamaan banyak orang Islam yang tengah melaksanakan shalat, mulai shalat isya secara berjamaah, shalat secara sendiri-sendiri, hingga shalat lail (shalat tengah malam yang sangat dianjurkan).

Di sinilah kesedihan dan rasa kasihan itu memuncak, karena saya yakin mereka yang melakukan pesta kembang api itu umumnya adalah orang Islam, yang salah menafsirkan makna malam takbiran dan malam tahun baru.

Mudah-mudahan tulisan ini dapat mengingatkan kita semua, bahwa pesta kembang api sungguh merupakan perbuatan sia-sia, bahkan boleh jadi kita akan berdosa bila melakukannya. Jauh lebih baik jika uang kita dibelanjakan untuk hal-hal yang bermanfaat dan untuk amal, daripada dibelikan kembang api dan terbuang percuma tanpa ada manfaatnya bagi orang lain, karena sebaik-baik manusia adalah orang yang dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi orang lain.

Semoga Bulukumba dapat kembali menjadi kota yang indah, damai, dan tenang, serta menjadi kota religius yang selalu diliputi suasana ibadah dan ikatan persaudaraan yang kuat.

[Terima kasih atas kunjungan dan komentar Anda di Blog Kabupaten Bulukumba - http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

1 komentar:

makassar mengatakan...

sesuai dengan tulisan ini. pak..

:)


http://kelepon.wordpress.com/2011/08/25/andai-saja-kembang-api-itu-berubah-jadi-secangkir-gelas/