Sabtu, 09 Oktober 2010

Kantor Radar Bulukumba Diduga Dibakar

Kantor Radar Bulukumba Diduga Dibakar

Harian Fajar, Makassar
Kamis, 7 Oktober 2010
http://metronews.fajar.co.id/read/106795/10/kantor-radar-bulukumba-diduga-dibakar

BULUKUMBA -- Ruang tengah yang berfungsi sebagai ruang sirkulasi kantor harian Radar Bulukumba terbakar, Rabu, 5 Oktober 2010, sekira pukul 02.30 Wita. Tumpukan koran dan meja serta plafon di ruangan tersebut hangus terbakar.

Diduga insiden ini terjadi akibat dilakukan orang yang tidak bertanggung jawab. Pasalnya, jendela bagian samping pada ruang seluas 2x3 meter ini terbuka padahal sebelum ruangan ini ditinggalkan dalam kondisi terkunci.

Direktur Harian Radar Bulukumba, Syamsul Bakir Hamid menyatakan, dugaan kantornya dibakar lantaran sebelum kejadian salah seorang karyawan bernama Accung menerima telepon bernada mengancam sekira pukul 22.20 Wita.

Penelepon yang tidak mau menyebutkan namanya tersebut, kata Bakir, menanyakan jumlah orang yang ada dalam kantor malam itu. Kemudian dia berpesan dan mengancam akan mendatangi kantor ini namun tidak menyampaikan apa maksud kedatangannya.

Mendengar pesan ini, karyawan ini menunggu kedatangan sang penelepon hingga pukul 01.00 dini hari. Namun, karena sang penelopon tidak kunjung datang, maka Accung meninggalkan kantor yang beralamat di Jalan Muchtar Lutfi nomor 2 ini. Saat itu, kantor harian Radar Bulukumba kosong.

Dua karyawan lain yang sering menginap, Akhiruddin dan Syamsir, malam itu juga tidak berada di kantor ini. Akhiruddin yang merupakan Redaktur Pelaksana (Redpel) diutus ke Makassar untuk kepentingan kantor, sementara Syamsiralam bermalam di Kantor Biro Harian FAJAR.

Kebakaran ini diprediksi terjadi sekira pukul 02.30 Wita karena pada pukul 03.00 malam hujan mengguyur. Hujan ini juga yang diprediksi mematikan api yang menyeruak sehingga tidak sempat merembes ke ruangan lainnya.

Kejadian ini baru diketahui saat Manajer Pemasaran dan Sirkulasi, Sulaeman tiba di kantor untuk menunggu kedatangan koran sekira pukul 06.00 Wita, kemarin. Sulaeman kaget saat melihat ruangannya sudah berantakan dan tumpukan koran terbakar. Kejadian ini baru dilaporkan ke polisi sekira pukul 10.00, kemarin.

"Kami cari tahu dulu apa penyebabnya sebelum saya perintahkan anak-anak untuk melaporkan kejadian ini. Makanya baru jam sepuluh pagi baru dilaporkan ke polisi. Kami kira ada indikasi
dibakar, polisi saya kira juga berkesimpulan demikian setelah melihat apa yang terjadi di TKP,” kata Syamsul Bakir, kemarin.

Lebih lanjut, Syamsul, meminta pihak kepolisian mengusut kasus ini. Dia menyayangkan jika benar pembakaran ini dilakukan oknum tertentu dia menilai hal ini adalah sesuatu yang mengancam eksistensi pers. Pasalnya, pers adalah media informasi publik yang memiliki hak dan dilindungi undang-undang dalam menjalankan kerja jurnalistik. "Saya harap ini diusut,” tambahnya.

Sementara itu, Kapolres Bulukumba, AKBP Arif Rahman menyatakan, pihaknya saat ini baru dalam tahap penyelidikan. Arif mengaku baru mengumpulkan bukti-bukti dan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) sebelumm mengambil kesimpulan.

Dia mengaku masih ragu memutuskan bahwa hal ini adalah tindak kriminal lantaran pihaknya belum menemukan barang bukti atau alat yang digunakan untuk melakukan aksi ini.

"Beda dengan yang terjadi pada Dinas Pertanian, kami punya bukti semacam tas yang berbau bensin. Kalau dalam kejadian ini kami belum dapatkan. Hanya memang jendela terbuka. Inilah yang kami selidiki dulu. Saya sendiri sudah datang di TKP melihat kejadiannya, laporannya juga baru masuk jam sepuluh pagi," kata Arif Rahman. (arm)


[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Tidak ada komentar: