Selasa, 30 November 2010
12.000 Hektare Sawah Hampir Pasti Kering di Bulukumba
SAWAH. Sekitar 12.000 hektare di Kabupaten Bulukumba hampir pasti mengalami kekeringan dan gagal panen tahun 2011 mendatang. Wilayah itu berada di dua kecataman di Butta Panrita Lopi Bulukumba yakni di Kecamatan Gantarang, dan Kecamatan Ujung Bulu. Illustrasi foto direkam dari http://ustadzklimat.blogspot.com/2009/06/hubungan-antara-iklim-dan-tanaman.html.
--------------------------------------------------------
12.000 Hektare Sawah Hampir Pasti Kering di Bulukumba
Laporan: Syamsul Bahri
Harian Tribun Timur (http://www.tribun-timur.com/read/artikel/138940/12.000_Hektare_Sawah_Hampir_Pasti_Kering_di_Bulukumba)
Senin, 29 November 2010
BULUKUMBA, TRIBUN-TIMUR.COM -- Sekitar 12.000 hektare di Kabupaten Bulukumba hampir pasti mengalami kekeringan dan gagal penen tahun 2011 mendatang. Wilayah itu berada di dua kecataman di Butta Panrita Lopi Bulukumba yakni di Kecamatan Gantarang, dan Kecamatan Ujung Bulu.
Dua daerah tersebut memiliki areal persawahan yang terluas di daerah itu yakni khusus wilayah Gantarang kurang lebih 8000 hektare dan di Ujung Bulu lebih 3000 hektare lebih. Kesemuanya itu petani terancam gagal bersawah dan gagal panen padi.
Hal tersebut diakibatkan karena air Sungai Bialo dibendung oleh pihak Pemkab Bantaeng dan selanjutnya dialirkan ke wilayah Tompobulu dan Layoa, Pajukukang untuk mengaliri areal persawahan warga di daerah tersebut dan sisanya dijadikan sebagai sumber air minum.
"Warga tani disini sudah hampir pasti akan gagal panen karena daerah aliran sungai Bialo milik Bulukumba telah terpotong oleh pihak pengairan Bantaeng," kata A Ariyadi, Camat Gantarang, yang ditemui Tribun di lokasi pemotongan air sungai di Dusun Batu Mesong, Desa Patteneteang, Kecamatan Tompobulu, Bantaeng.
Diungkapkan oleh Ariayadi bahwa warga yang terancam mengalami kekeringan itu yang terdapat di 17 desa dan kelurahan di Gantarang telah mengetahuinya dan telah beberapa kali akan melakukan aksi pengerusakan saluran air yang tengah dikerjakan oleh pihak Sungai Jeneberang Sulsel untuk kebutuhan air bagi warga Bantaeng.
Namun rencana aksi tersebut masih bisa dibendung oleh camat Gantarang itu, dan mengajaknya warga untuk bisa mencari solusi lainnya.
"Warga telah berkali-kali mencoba melakukan aksi anarkis karena mereka telah mengetahui jika air Sungai Bialo dialikan ke Bantaeng itu maka akan terjadi kekeringan di Gantarang dan sebagian Ujung Bulu," kata mantan Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Mare, Kabupaten Bone ini.
Diungkapnya bahwa lambat laun jika proyek pekerjaan pengalihan alira sungai ke Bantaeng itu maka dikhawatirkan gejolak warga tani tidak dapat terhindarkan.
"Itu telah pasti dan gejolak warga karena ini masalah perut," ingatnya Ariayadi.
Di tempat yang sama A Hamzah Pangky anggota DPRD Bulukumba asal daerah pemilihan Gantarang juga menegaskan jika masalah itu tetap dikerjakan tanpa ada solusi bagi kedua daerah maka dikhawtirkan pula gejolak warga.
"Saat Pemkab Bantaeng berencana membuat aliran pengairan ke Tompobulu, Pajukukang tidak dibicarakan ke pihak Pemkab Bulukumba," katanya.
Dijelaskan bahwa meski aliran sungai Bialo itu menjadi batas antara Na'na, Kahayya, Kecamatan Kindang Bulukumba dan Dusun Batu Mesong, Desa Patteneteang, Tompobulu, Bantaeng, tetapi perlu ada kordinasi ke pihak Pemkab Bulukumba agar tidak merugikan warga di daerah itu, apalagi Sungai Bialo itu masuk ke dalam Daerah Aliran Sungai Bialo. (*)
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
IKAN DUYUNG. Jumaning (60), membersihkan tubuh ikan duyung yang ditemuinya di tepi pantai saat mencuci bentang (tali rumput laut) di pesi...
-
Andi Sultan Daeng Radja bersama tujuh orang lainnya telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional melalui Surat Keputusan Presiden RI (Sus...
-
BUNDARAN PHINISI. Kabupaten Bulukumba yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, terdiri atas 10 kecamatan dan 126 ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar