Minggu, 14 November 2010

Gubernur Sulsel Puto Salama' dan Kapolda Sulselbar Puto Panganro


Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo diberi gelar Puto Salama'. (Foto: M Nasir/Humas Pemprov Sulsel)


Kapolda Sulselbar Irjen Pol Johny Wainal Usman diberi gelar Puto Panganro. (Foto: M Nasir/Humas Pemprov Sulsel)



Gubernur Sulsel Puto Salama' dan Kapolda Sulselbar Puto Panganro

Harian Ujungpandang Ekspres, Makassar
Kamis, 11-11-2010
http://www.ujungpandangekspres.com/view.php?id=56185

Hutan bagi warga Tana Toa, Kajang, merupakan hal yang sangat vital. Karena itu, ada aturan-aturan adat yang Ammatoa terapkan untuk melindungi kelestarian hutan.

Usai melantik Bupati dan Wakil Bupati Bulukumba Zainuddin Hasan-Syamsuddin, Selasa, 9 November 2010, Gubernur Sulsel H Syahrul Yasin Limpo dan rombongan langsung menuju ke Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba. Turut serta dalam rombongan, Kapolda Sulselbar Irjen Pol Johny Wainal Usman dan Wakil Bupati Bulukumba H Syamsuddin.

Setiap orang luar yang akan masuk ke Desa Tana Toa tidak bisa langsung masuk begitu saja. Ada prosesi adat yang harus dilalui. Pasalnya, warga Tana Toa yang selalu mengenakan pakaian berwarna hitam, dikenal sangat teguh memegang adat istiadat. Bahkan, alat-alat transportasi seperti sepeda motor atau mobil dilarang memasuki Desa Tana Toa. Sehingga, gubernur dan rombongan harus berjalan kaki sekira 500 meter sampai di balai pertemuan.

Tiba di Desa Tana Toa, Kajang, Gubernur dan rombongan langsung disambut secara adat oleh Kepala Desa Tana Toa, Suttang dan pemangku adat, Puto Palasa. Sarung adat berwarna biru tua dipakaikan kepada Gubernur dan rombongan. Tak lupa, passapu atau ikat kepala sebagai penghargaan turut dipasangkan. Sedangkan, pemangku adat wanita mempersembahkan bakul berisi buah pinang dan beberapa lembar daun sirih.

Usai disambut secara adat, gubernur dan rombongan langsung menanam pohon di sekitar hutan Tana Toa. Penanaman pohon dilakukan sebagai salah satu bentuk penghargaan gubernur dan rombongan terhadap peranan dan fungsi hutan bagi masyarakat Tana Toa. Sekira 1.000 pohon disumbangkan kepada mereka.

Dalam dialog antara Syahrul beserta rombongan dengan para pemangku adat Tana Toa, nama Syahrul diganti menjadi Puto Salama'. Puto merupakan gelar tertinggi di masyarakat adat Kajang, sedangkan Salama' artinya membawa keselamatan bagi seluruh rakyat Sulsel.

Sedangkan Kapolda Sulselbar Irjen Pol Johny Wainal Usman diberi nama Puto Panganro. Yang artinya, pelindung bagi masyarakat Sulsel.

Syahrul mengatakan, ia datang ke Kajang bukan hanya sebagai gubernur. Tapi, juga sebagai keturunan Raja Gowa. Dimana, Kajang dan Kerajaan Gowa merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Bahkan, dalam sejarah Gowa yang ditulis dengan aksara lontara Ammatoa beberapa kali disebut.

“Adat yang dipegang teguh Ammatoa harus tetap dijaga kelestariannya karena merupakan salah satu kekayaan budaya Sulsel,” ujarnya.

Ajaran-ajaran Ammatoa juga harus tetap dilaksanakan. Seperti menjaga kelestarian hutan, cinta kepada pepohonan dan alam demi kelangsungan hidup masyarakat Tana Toa.

“Meskipun adat dipegang teguh, pendidikan anak-anak kita saya harapkan tidak dilupakan. Karena, pendidikan akan menjadi penentu masa depan mereka nantinya,” pesan Syahrul.

Sementara, pemangku adat Tana Toa, Puto Palasa, dengan menggunakan bahasa Konjo, menjelaskan, Tana Toa masih sangat ketat dalam mempertahankan adat dan budayanya. Sehingga, Ammatoa melarang segala sesuatu yang berbau modern masuk ke Tana Toa. Seperti listrik, alat-alat elektronik dan alat transportasi modern seperti mobil dan sepeda motor.

“Tanah di sini sangat sederhana. Hutan dianggap sumber kehidupan yang mampu melindungi mata air karena itu harus dilindungi,” tuturnya.

Puto Palasa menuturkan, ada empat hal yang tidak boleh dilakukan terhadap hutan di Tana Toa. Antara lain, mengambil kayu, rotan, mengganggu marga satwa dan lebah.

“Soal pendidikan, meskipun memegang adat, kami juga sangat peduli pendidikan anak-anak kami,” pungkasnya. (*aka-dul/E) (Dewi Yuliani)


[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Tidak ada komentar: