Selasa, 21 Desember 2010

Rina, Gadis Pemecah Batu di Bulukumba


GADIS PEMECAH BATU. Tidak ada kata menyerah dalam kamus hidup Rina, seorang gadis di Bulukumba, Sulawesi Selatan. Hidup dalam kemiskinan tidak membuat Rina putus asa atau mengambil jalan pintas. Sebaliknya, gadis ini berjuang sekuat tenaga demi mendapatkan rupiah.




----------------------------------------


Rina, Gadis Pemecah Batu di Bulukumba


Fitriani Lestari
20 Desember 2010
http://berita.liputan6.com/sosbud/201012/312152/Rina.Memecahkan.Batu.Demi.Hidup

Liputan6.com, Bulukumba: Tidak ada kata menyerah dalam kamus hidup Rina, seorang gadis di Bulukumba, Sulawesi Selatan. Hidup dalam kemiskinan tidak membuat Rina putus asa atau mengambil jalan pintas. Sebaliknya, gadis ini berjuang sekuat tenaga demi mendapatkan rupiah.

Pekerjaan yang ditekuni Rina bukan sesuatu yang lazim dilakukan oleh kaum hawa. Rina terpaksa menjadi kuli pemecah batu di sebuah bukit yang berada di Bulukumba. Sebuah pekerjaan yang berat memang. Pemecah batu merupakan pekerjaan yang membutuhkan kekuatan fisik.

Rina mengais rejeki dari memecahkan batu untuk membantu orang tua dan membiayai keenam adiknya. Teriknya matahari sepertinya tidak menjadi halangan. Gadis berusian 18 tahun ini memecah batu satu demi satu. Keringat yang mengucur deras sudah tak lagi dirasakan Rina.

Pekerjaan ini digeluti Rina sejak masih kecil. Kemiskinan tak membuat sang gadis ini berhenti berjuang meski pekerjaan yang ia lakukan terbilang keras. Hampir setiap hari keringatnya menetes saat memecahkan batu. Namun tidak setiap hari upah ia dapatkan.

Jika terkumpul satu mobil pick up, saat itulah Rina baru bisa membawa hasil pulang ke rumah. Jika masuk waktu zuhur, gadis berusia 18 tahun ini baru pulang ke rumah. Setibanya di rumah, bukan berarti pekerjaannya usai. Rina kembali membantu orang tuanya.

Keuletannya dalam bekerja dan membantu keluarganya membuat Rina dijuluki gadis pemecah batu yang tekun. Rina adalah sedikit orang seusianya yang tetap bersemangat menghadapi kerasnya hidup ini. Rina tak mau berpangku tangan melihat kemiskinan yang membelit keluarganya.(JUM)

[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Tidak ada komentar: