Sabtu, 09 April 2011

Pulang Kampung untuk Membangun Bulukumba


SYAMSUL BAKIR HAMID. ''Ketika ditunjuk oleh Fajar Group untuk mendirikan Radar Bulukumba, saya langsung terima dengan senang hati. Saya berpikir inilah saatnya saya pulang kampung untuk membangun Bulukumba, tanah kelahiran saya.'' (Foto: Asnawin)

 

-------------------


Syamsul Bakir Hamid:

Pulang Kampung untuk Membangun Bulukumba


Oleh Asnawin

Ia termasuk wartawan senior di Sulawesi Selatan. Karier kewartawanannya dimulai dengan menjadi wartawan harian sore Tegas di Makassar pada 1978. Di surat kabar itu, ia menapak dari bawah, yakni mulai reporter hingga dipercaya menjadi redaktur.


Dua belas tahun kemudian, ia ''hijrah'' ke mingguan Bina Baru di Makassar. Di surat kabar itu ia bertahan hingga 2008. Dalam rentang waktu itu, kepemilikan Bina Baru kemudian dibeli oleh Fajar Group dan berganti nama menjadi Beritakota Makassar.

Tahun 2008, ia diberi amanah membuka dan memimpin harian Radar Bulukumba. Hanya dalam tempo dua tahun, Radar Bulukumba telah berkembang pesat dengan ''menguasai'' pasar di Kabupaten Bulukumba, Selayar, dan Sinjai. Radar Bulukumba juga beredar di Bantaeng, Jeneponto, Takalar, Gowa, dan Makassar.

''Ketika ditunjuk oleh Fajar Group untuk mendirikan Radar Bulukumba, saya langsung terima dengan senang hati. Saya berpikir inilah saatnya saya pulang kampung untuk membangun Bulukumba, tanah kelahiran saya,'' tutur Syamsul Bakir Hamid, kepada penulis di Bulukumba, 28 Maret 2011.

Syamsul Bakir lahir di Bulukumba pada 16 Maret 1958. Anak ke-2 dari delapan bersaudara dari pasangan Abdul Hamid Patumbui dan Sitti Ambong (almh) ini menikah dengan perempuan bernama Sitti Rahma Abdul Rahman, serta telah dikaruniai tiga anak.

Ketika sekolah di Sekolah Dasar, ia empat kali pindah sekolah, mulai dari SD Negeri 2 Terang-terang Bulukumba, kemudian pindah ke SDN 10 Ela-ela, SD Bulo-bulo, hingga tamat di SD 2 Tanete, Kecamatan Bulukumpa, pada 1971.

Setelah itu, ia melanjutkan pendidikannya ke SMP Negeri 1 Bulukumba (1974) dan SMA Muhammadiyah Makassar (1977). Ia sempat kuliah di Akademi Teknologi Industri Makassar (ATIM) di Jl Sunu, Makassar, tetapi tidak selesai karena terlanjur mencintai dunia wartawan.

''Saya sudah jadi wartawan sejak 1978 sampai sekarang,'' tuturnya saat berbincang-bincang dengan penulis pada salah satu warung kopi di Bulukumba.


Selama menjadi wartawan, hampir semua jenjang pendidikan kewartawanan telah diikutinya, termasuk Pendidikan Peningkatan Keterampilan Jurnalistik (PPKJ) di Unhas tahun 1984. Ia juga aktif sebagai pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Sulawesi Selatan. Kini, di harian Radar Bulukumba, Syamsul Bakir dipercaya sebagai Direktur sekaligus Pemimpin Redaksi.

''Saya mendirikan Radar Bulukumba ini benar-benar dari nol. Saya sendiri yang cari dan menyeleksi calon reporter dan calon pegawai kantor. Saya yang cari dan sewa kantor. Awalnya mingguan dulu, kemudian pada Mei 2008, berubah jadi harian,'' papar Syamsul Bakir.

Selama dua tahun lebih terbit, Radar Bulukumba telah mengalami beberapa kejadian, antara lain kecurian, didatangi sejumlah pengunjukrasa, kantornya dilempari batu oleh orang yang tidak dikenal, serta dibakar. Syamsul Bakir juga pernah ditabrak ketika sedang naik sepeda motor hingga kakinya patah.

''Sudah banyak kejadian yang kami alami, tetapi itu semua tidak membuat saya dan teman-teman gentar. Kami tetap bekerja dan beraktivitas seperti biasa,'' katanya.


Melalui harian Radar Bulukumba, Syamsul Bakir telah melakukan berbagai hal untuk turut serta membangun Bulukumba dan sekitarnya, antara lain dengan mengadakan kegiatan jalan santai, pembersihan lingkungan, donor darah, pembinaan otomotif, pembinaan remaja masjid, serta pemilihan kepala sekolah dan guru favorit.

''Ada juga yang tidak menerima dengan baik apa yang kami lakukan, termasuk pemberitaan kami yang dianggap kurang berimbang dan sebagainya, tetapi saya menghadapinya dengan tenang dan memberikan penjelasan. Beberapa di antara mereka yang datang, saya sodori buku tentang Kode Etik Jurnalistik dan Undang-undang Pers. Akhirnya mereka faham dengan tugas wartawan dan fungsi pers,'' ungkap Syamsul Bakir Hamid.



[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Tidak ada komentar: