Minggu, 10 April 2011

Sempat ‘’Kawal’’ Dua Bupati Bulukumba


‘’Darah Bulukumba’’ yang mengalir di tubuhnya membuat Rifai Manangkasi selalu ingin berbuat sesuatu untuk tanah kelahiran leluhurnya. Maka ketika ada kesempatan, ia pun tidak menyia-nyiakannya. Ia bahkan sempat ''mengawal'' dua Bupati Bulukumba, yakni Andi Kube Dauda dan Andi Thamrin. (Foto: Asnawin)



---------------------------


Rifai Manangkasi:

Sempat ‘’Kawal’’ Dua Bupati Bulukumba


Oleh: Asnawin

‘’Darah Bulukumba’’ yang mengalir di tubuhnya membuat Rifai Manangkasi, seorang pengusaha dan pemilik beberapa media cetak mingguan di Makassar, selalu ingin berbuat sesuatu untuk tanah kelahiran leluhurnya. Maka ketika ada kesempatan, ia pun tidak menyia-nyiakannya. Ia bahkan sempat ''mengawal'' dua Bupati Bulukumba, yakni Andi Kube Dauda dan Andi Thamrin.

Rifai yang lahir di Makassar, 2 Juli 1967, adalah anak dari A Paladjareng Majid dan Ibu Indopai A Pantje, yang keduanya berasal dari Bulukumba. Ia tamat SD sampai SMA di Makassar, tetapi sempat sekolah pada salah satu madrasah tsanawiyah di Bulukumba selama sekitar dua bulan.

Setelah tamat SMA, ia melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Tinggi Ilmu Psikologi (STIP) Makassar, tetapi tidak selesai karena perguruan tinggi tersebut ternyata tidak memiliki izin operasional dan akhirnya tutup.

''Ketika itu saya sangat stres. Saya kemudian membuat tulisan tentang frustrasi kaitannya dengan cinta. Setelah saya koreksi, tulisan itu saya kirim ke Surat Kabar Umum (SKU) Pancasila yang terbit di Makassar. Tulisan itu dimuat di SKU Pancasila 1987,'' tutur Rifai kepada penulis saat berbincang-bincang di Gedung PWI Sulsel, pertengahan Maret 2011.

Setelah tulisan itu termuat, Pemimpin Redaksi SKU Pancasila, Usdar Nawawi, memanggil Rifai dan memintanya bergabung dengan SKU Pancasila. Karena memang tidak punya pekerjaan, ia menerima tawaran itu dan sejak itulah dirinya menjadi wartawan sampai sekarang.

Rifaiyang kini menjabat Wakil Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulsel, bergabung di SKU Pancasila sampai tahun 1993, saat surat kabar itu bubar. Setelah itu, Rifai hijrah ke majalah Semangat Baru, kemudian ke SKU Tegas, selanjutnya ke mingguan Bina Baru.

Bersama Usdar Nawawi dan beberapa rekannya, Rifai juga pernah membentuk sebuah LSM dengan nama Lembaga Informasi Dokumentasi Indonesia (Lindo).

Tahun 1998 yang merupakan awal era reformasi, Rifai menerbitkan tabloid Borgol, kemudian menerbitkan tabloid Dongkrak, dan tabloid Media Nasional. Ia juga menjadi konsultan redaksi Majalah Suar Indonesia, dan menjadi Pemimpin Umum tabloid Investigasi.


''Ketika menjadi wartawan SKU Pancasila, saya banyak meliput berita-berita di Bulukumba. Kebetulan ketika itu ada program Koran Masuk Desa. Saya sempat mengawal dua bupati, yaitu Andi Kube Dauda dan Andi Thamrin. Maksudnya, saya selalu mengontrol dan mengeritisi pemerintah Bulukumba ketika Andi Kube Dauda dan Andi Thamrin jadi bupati,'' tuturnya.

Salah satu berita fenomenal yang dibuat Rifai ketika itu ialah berita berjudul ''Andi Thamrin Tukang Cari Uang di Bulukumba''. Ia menulis berita itu, karena SKU Tegas menilai hampir tidak ada prestasi yang ditorehkan oleh Andi Thamrin selama menjabat Bupati Bulukumba.


''Saya juga pernah memberitakan perselingkuhan seorang pejabat di Bulukumba, padahal beliau sebenarnya masih termasuk keluarga dekat saya,'' paparnya.

Saat aktif meliput di Bulukumba, Rifai juga pernah menyelenggarakan Festival Dangdut di Bira pada tahun 1991, saat Andi Thamrin menjabat bupati. Festival dangdut itu dilaksanakan bersama kelompok remaja Eka Suara yang bersekretariat di Kelurahan Bentenge, Kecamatan Ujungbulu.

Jadi Pengusaha


Selain sebagai wartawan, Rifai juga terjun ke dunia usaha. Ia terjun ke dunia usaha konstruksi, suplier, dan angkutan. Salah satu perusahaannya yaitu CV Prima Cipta Dana (kontraktor dan supplier) yang beroperasi di Sulawesi Tengah.

Ia juga hingga kini masih menjabat Direktur Operasional Pengangkutan Orang Adi Putra Makassar yang melayani penumpang rute Makassar - Morowali, Sulawesi Tengah. 

Karena keterlibatannya di dunia usaha angkutan, ia kemudian terpilih sebagai Ketua Kesspi (Keluarga Sejahtera Sopir Profesional Indonesia) Makassar pada periode 1996-2000, serta Ketua Organda Kabupaten Maros periode 2008-2010.
 
''Saya memang jadi pengusaha, tetapi dunia wartawan tetap saya jalani,'' kata Rifai yang juga menjabat Ketua Radio Antar-Penduduk Indonesia (RAPI) Sulsel periode 2008-2011.

[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Tidak ada komentar: