Rabu, 25 Juli 2012

Anak Suku Kajang Pertahankan Permainan Tradisional Cokki


PERMAINAN TRADISIONAL. Anak dari suku adat Ammato, Desa Tanatoa, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan melakukan permainan tradisional cokki. Cara bermainnya cukup sederhana. Para pemain diwajibkan mengenakan sarung berwarna hitam khas suku Ammatoa dan tanpa mengenakan alas kaki. Permainan menggunakan kayu berukuran setengah meter yang berfungsi mencungkil kayu kecil berukuran 5 sentimeter. (Foto: KOMPAS.com/RINI PUTRI)

 

Anak Suku Kajang Pertahankan Permainan Tradisional Cokki

Penulis: Kontributor Bulukumba, Rini Putri | Jumat, 13 Juli 2012 | 10:36 WIB

http://oase.kompas.com/read/2012/07/13/10362521/Anak.Suku.Kajang.Pertahankan.Permainan.Tradisional.Cokki

COKKI BULUKUMBA, KOMPAS.com — Permainan tradisional khas Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, cokki, atau disebut dengan mencongkel, yang sudah nyaris punah itu ternyata masih dipertahankan oleh sejumlah anak-anak dari suku adat Ammatoa, Desa Tanatoa, Kecamatan Kajang.

Dengan cekatan, anak-anak pedalaman itu melakukan permainan cokki. Peralatan cokki diambil dari dua potongan kayu yang berbeda ukuran dan memiliki struktur kayu yang cukup padat sehingga membuat pemainnya merasakan berat jika dimainkan.

"Karena alat yang digunakannya cukup berat, hal itu dapat menguras tenaga cukup banyak bagi para pemain. Kendati demikian, dibutuhkan kepiawaian untuk memainkan permainan tradisional cokki " kata salah seorang pemain cokki, Asrul, Senin (9/7/2012).

Cara bermainnya pun cukup sederhana. Asrul menjelaskan, para pemain diwajibkan mengenakan sarung berwarna hitam khas suku Ammatoa dan tanpa mengenakan alas kaki. Barulah para pemain mengambil kayu berukuran setengah meter yang berfungsi mencungkil kayu kecil berukuran 5 sentimeter yang disimpan dari dalam lubang tanah, kemudian dilemparkan ke arah sekelompok lawan yang terdiri dari lima orang yang telah berdiri di depan pemain cokki.

Penentuan pemenangnya pun ditentukan dari jumlah hitungan jarak yang diukur dengan menggunakan kayu cokki. Semakin besar jumlah yang diperoleh salah satu kelompok pemain yang berjumlah lima orang itu, semakin besar peluang untuk memenangi perlombaan tersebut. Hukumannya pun cukup unik. Yang kalah dalam permainan itu wajib menggendong pemain yang menang sambil berjalan. 

[Terima kasih atas kunjungan dan komentar Anda di Blog Kabupaten Bulukumba - http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

4 komentar:

FAIZ Photography mengatakan...

jadi ingat waktu kecil di kampung main cokki di kala sore hari...di kamp. upasaya bontotiro.kab bulukumba, klo bisa semua permainan tradisional di hdupkan kembali.

FAIZ Photography mengatakan...

ok.banget

Asnawin Aminuddin mengatakan...

sy baru ingat sekarang, waktu masih sekolah di SD di Bulukumba, sy juga biasa main cokki.... biasanya kayunya dicokki ke atas, lalu kita berupaya memukulnya dengan pemukul kayu sambil memainkannya di udara bbrp kali dan memukulnya secara keras pada kali terakhir agar bisa terlempar jauh....

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.