Senin, 04 Oktober 2010

Kapal Phinisi Pertama Dikirim ke Papua


Beginilah suasana upacara ritual penurunan kapal laut atau perahu phinisi dari tempat pembuatannya ke laut yang biasanya dihadiri ratusan orang warga setempat. Mereka tidak hanya menjadi penonton, melainkan turut membantu. Suasana gembira selalu mewarnai setiap acara ritual penurunan kapal laut atau perahu ke laut. (foto: ANTARA/Yusran Uccang)




Kapal Phinisi Pertama Dikirim ke Papua

Penulis : Lina Herlina

Harian Media Indonesia, Jakarta
Jumat, 17 September
http://www.mediaindonesia.com/read/2010/09/09/169116/128/101/Kapal_Phinisi_Pertama_Dikirim_ke_Papua

BULUKUMBA--MI: Jumat (17/9) di Kelurahan Sapolohe, Bontobahari, Kecamatan Tanaberu, Kabupaten Bulukumba yang jaraknya sekitar 200 kilometer dari Kota Makassar dilakukan ritual peluncuran perdana kapal phinisi Pearl of Papua. Ini adalah phinisi pertama yang akan berada di Papua.

Dalam ritual upacara ini, kapal berbobot lebih dari 100 ton dengan panjang 30 meter lebar 7.5 meter dan tinggi dari lunas hingga top deck 8,5 meter ini, akan didorong oleh sejumlah pria dan doa para tetua adat hingga menyentuh perairan untuk pertama kalinya.

Menurut Yayu Yuniar, Direktur PT Haniar Mutiara Prima yang menggagas Pearl of Papua menjelaskan, Pearl of Papua adalah kapal phinisi yang indah terbuat dari kayu-kayu terbaik dan dikerjakan secara tradisional di desa Sapolohe.

"Desa Sapolehe Tanahberu adalah desa yang sangat unik, tempat pembuatan kapal kayu dengan tangan telah diwariskan secara turun temurun selama ratusan tahun lamanya," jelas Yayu.

Karena reputasi desa ini sebagai tempat pembuatan kapal kayu tradisional ini sudah mendunia makak kapal phinisi yang diberinama Pearl of Papua ini dibuat di kampung ini.

Kapal phinisi ini rencananya akan digunakan sebagai kapal layar pesiar untuk wisata menyelam di Raja Ampat Papua. Karenanya, kapal didesain berkabin mewah untuk 15 penumpang dan 12 crew lengkap dengan peralatan dan fasilitas modern layaknya hotel berbintang lima akan berlayar perdana menuju Raja Ampat Papua, Oktober 2010.

Fasilitas hotel berbintang yang dimaksud adalah tujuh kabin, shower air hangat, sandek, tempat berjemur menghadap laut, spa, message, music room, perpustakaan dan masing-masing kabin dilengkapi kamar mandi sendiri.

"Kapal ini adalah satu dari sedikit kapal berbendera Indonesia dan dimiliki sepenuhnya oleh orang Indonesia yang dikhususkan sebagai liveaboard diving vessel, tempat wisatawan menjelajahi titik-titik penyelaman terbaik dan paling terpencil dari atas kapal di kepulauan di Raja Ampat," ungkap Yayu. (LN/OL-3)


[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Tidak ada komentar: