Minggu, 28 November 2010

Menjenguk Rifaldi, Balita Penderita Hydrocephalus (2-Selesai)


PEDULI SESAMA -- Salah seorang kru Redaksi Radar Bulukumba (Grup Fajar) Akhiruddin saat meyerahkan bantuan ke orangtua bayi penderita Hydrocephalus di rumahnya, Sabtu, 27 November 2010. Harapan orangtua Rifaldi untuk melihat puteranya lepas dari penderitaan mulai tampak. Rifaldi kini mulai mendapat uluran tangan untuk biaya operasi pengangkatan cairan di kepalanya.

----------------------------------------------
Menjenguk Rifaldi, Balita Penderita Hydrocephalus (2-Selesai)
Dapat Jamkesda Setelah Wabup Turun Tangan

Harian Fajar, Makassar
Minggu, 28 November 2010
http://news.fajar.co.id/read/110711/127/menengok-rifaldi-balita-penderita-hydrocephalus-2selesai

PERASAAN putus asa orangtua Rifaldi perlahan mulai terhapus. Mereka kini punya harapan untuk mendekap putra kelimanya itu seperti empat anaknya yang lain. Rifaldi kini punya harapan untuk lepas dari penyakit yang dideritanya sejak tiga belas bulan silam. Kondisi bayi dari keluarga miskin ini yang disebarkan melalui media massa ternyata mengundang banyak simpati. Tidak hanya pemerintah setempat, para dermawan lainnya pun mulai mengulurkan tangannya untuk membantu biaya operasi Rifaldi.

Bantuan yang diterima ini pun tidak disia-siakan. Mariani bersama suaminya pun memutuskan untuk kembali membawa anaknya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sulthan daeng Radja, Sabtu, 27 November kemarin. Meskipun bantuan yang dia terima belum seberapa, namun ini tidak membuat dia mengurungkan niatnya lagi untuk mewujudkan impian agar anaknya segera dioperasi. Dia sangat percaya akan mendapatkan perhatian pemerintah sambil berharap masih ada orang yang rela menyisihkan sebagian hartanya untuk disumbangkan kepadanya.

Tekad ini ternyata tidak sia-sia karena tidak lama setelah tiba di ruang Unit Gawat Darurat (UGD) rumah sakit ini, Wakil Bupati Bulukumba, Syamsuddin yang yang mengetahui informasi ini pun tiba. Mantan sekkab Bantaeng ini pun langsung menanyakan soal fasilitas jaminan kesehatan (jamkesda) yang dimiliki anak ini. Nyaris anak ini kembali kesulitan karena belum mendapat fasilitas jamkesmas.

Beruntung, Syamsuddin berhasil meyakinkan pihak rumah sakit untuk membereskan persoalan ini. Bahkan bocah ini rencananya akan bermalam dulu satu malam di rumah sakit ini sambil menunggu penyelesaian administrasinya. Namun Syamsuddin meminta agar anak ini segera dirujuk ke Makassar untuk mendapatkan pelayanan lebih baik. 

"Rujuk saja ke Makassar, tidak perlu lagi tunggu besok, soal biaya itu persoalan di belakang, saya siap bertanggungjawab," ucap Syamsuddin.

Asa Mariani semakin besar saat tim dari dompet peduli Radar Bulukumba (Fajar Grup) pun tiba untuk menyerahkan bantuan. Dana yang berhasil dikumpulkan selama tiga hari ini pun diserahkan langsung Pemimpin Redaksi (pemred) Radar Bulukumba, Syamsul Bakir Hamid. Melihat ini, ibu Rifaldi semakin yakin tidak lama lagi anaknya akan dioperasi. Apalagi dia juga baru saja mendengar kabar akan kembali menerima bantuan dari Yayasan Kemanusiaan Fajar (YKF) jelang anaknya dioperasi di Makassar.

Tidak lama setelah itu, seorang pria masuk di ruang tempat Rifaldi mendaparkan perawatan sementara. Pria itu pun dengan tegas menyatakan bahwa mobil ambulanc yang akan membawa Rifaldi dirujuk ke Makassar sudah siap. Bergegas Mariani berdiri dan menggendong buah hatinya yang sedang melawan sakit ini. Tapi langkahnya kembali tertahan saat pria itu menyebut ongkos ambulans sekira Rp 900 ribu belum beres.

Mendengar ini, wajah Mariani kembali lesu termasuk para wartawan yang hendak meliput keberangkatan Rifaldi. Orang-orang yang datang melihat kondisi Rifaldi tampak tercengang bercampur bingung. Tetapi Wabub Syamsuddin memperlihatkan kepeduliannya yang langsung keluar menuju sebuah meja untuk membereskan pembayaran biaya ambulans ini. Barulah orang-orang kembalu legas termasuk orang tua Rifaldi.

Dia pun melanjutkan langkahnya ke luar menuju ambilans yang sudah terparkir tepat di depan ruang UGD. Tanpa berpikir panjang dia masuk ke mobil ini sambil menggendong anaknya. Tidak ada lagi yang ada dalam pikiran Mariani selain membayangkan meja operasi dan melihat anaknya kembali normal.

Hanya ayah Rifaldi yang terlihat sibuk mengangkat setengah karung beras dan sebuah kompor masak. Meskipun akhirnya dia batal membawa perlengkapan ini lantaran ditegur salah salah seorang yang menyatakan tidak dibenarkan memasak di rumah sakit. Dia kemudian meletakkan kompor tersebut tetapi berasnya tetap dia naikkan ke Ambulans.

Sebelum beranjak meninggalkan rumah sakit, dengan sangat dalam berpamitan dan mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada orang yang telah membantunya. 

"Mudah-mudahan ada balasannya, saya sangat senang karena anak saya akhirnya ada harapan hidup. Saya tidak menyangka akhinya bisa merujuk anak saya," ucapnya sambil matanya berkaca-kaca bersamaan dengan itu mobil ambulans itu mulai bergerak meninggalkan rumah sakit ini. (*)


[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Tidak ada komentar: