Jumat, 29 April 2011

Poros Jeneponto-Bantaeng-Bulukumba-Sinjai Segera Dikerjakan


MULAI DIKERJAKAN. Jalan Poros Bantaeng yang sudah mulai dikerjakan. Pelebaran jalan ini merupakan rangkaian pelebaran trans Sulawesi dari Jeneponto hingga Sinjai. Pekerjaan itu memungkinkan setelah pembebasan lahannya tuntas, termasuk poros Bantaeng-Bulukumba (27 km). (Foto: EKA NUGRAHA/FAJAR)

----------------

Lahan Tuntas untuk Tiga Paket
- Poros Jeneponto-Bantaeng-Bulukumba-Sinjai Segera Dikerjakan


Harian Fajar, Makassar
Sabtu, 30 April 2011 |
http://www.fajar.co.id/read-20110429191513-lahan-tuntas-untuk-tiga-paket
 
MAKASSAR -- Proyek pelebaran jalan trans Sulawesi, khususnya Jeneponto-Sinjai segera dikerjakan untuk tiga paket. Pekerjaan itu memungkinkan setelah pembebasan lahannya tuntas. Tiga paket dimaksud yakni Jeneponto-Bantaeng (28 km), Bantaeng-Bulukumba (27 km), dan Bulukumba-Tondong 1, Tondong 2, dan Tondong 3 masing-masing satu Paket.

"Untuk tiga paket, itu lahannya sudah bebas. Sisa dua yang sementara dalam proses, yakni paket Bulukumba-Tondong 2 dan Bulukumba-Tondong 3," ujar Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI Ir Nurdin Samaila di kantornya di Baddoka, Jumat, 29 April.

Nurdin merinci, Jalan Poros Jeneponto-Sinjai saat ini masih berlebar 4,5 meter. Setelah dikerjakan nantinya akan menjadi enam meter dengan bahu jalan masing-masing 1,5 meter. Jadi, tiap jalur punya dua lajur.

"Paket ini dibiayai dari program Eastern Indonesia National Roads Improvement Project (EINRIP)," ujar Nurdin.

Kata dia, untuk paket satu, itu sudah terbit surat perintah kerja (SPK) pada 17 Maret 2011 dengan anggaran Rp 99 miliar. Jumlah itu sudah termasuk untuk pembangunan beberapa jembatan. Saat ini, lanjut Nurdin, mobilisasi alat dan material sudah mulai dilakukan.

"Paket dua, Bantaeng-Bulukumba itu sudah terbit SPK-nya sejak akhir 2009, sehingga awal 2010 mulai dikerjakan. Jaraknya 27 kilometer ditambah lima jembatan dan perbaikan beberapa lainnya dengan anggaran Rp 124 miliar," sebutnya.

Adapun paket Bulukumba-Tondong 1, minggu lalu baru tuntas pembebasan lahannya. Karena itu, berkas administrasinya baru dibawa ke Jakarta untuk segera diterbitkan kontraknya. Untuk paket ini anggarannya Rp 95 miliar.

"Dua paket lainnya yang belum tuntas lahannya diestimasi butuh anggaran Rp 100 miliar per paket," ungkapnya.

Nurdin mengatakan, batas toleransi untuk proyek multiyears ini adalah Maret 2013. Oleh karena itu, ia berharap, semua paket itu bisa selesai tepat waktu. Bila tidak, ia khawatir akan ada masalah. Apalagi, anggaran yang digunakan adalah bantuan luar negeri.

"Selain itu, kita juga sudah kontrak untuk satu paket dalam kota Bantaeng untuk empat kilometer," ujarnya.

Maros-Parepare

Sementara itu, untuk pelebaran Jalan Poros Maros-Parepare diakui Nurdin memang masih ada beberapa titik yang sangat sulit pembebasan lahannya. Karena itu, atas koordinasi dengan Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, diputuskan untuk meninggalkan yang memang betul-betul tidak bisa tersentuh. Diperirakan masih ada 6 km yang benar-benar belum bebas. Antara lain di Kota Pangkep, Maros, 300 meter di perbatasan Barru-Pangkep, dan beberapa titik lainnya.

"Tadinya ada 28 km yang sangat sulit dibebaskan. Tapi lambat laun bisa, sehingga sampai 22 km sudah dibebaskan. Sisa 6 km yang benar-benar belum tersentuh," ungkapnya.

Yang sudah dibebaskan, kata Nurdin, semua sudah kontrak, sehingga sementara dikerjakan. Termasuk 11 dari 24 jembatan yang sudah terkontrak. Sisanya dibuat multiyears yang diharapkan selesai pada 2012.

"Mudah-mudahan saat mudik lebaran, pelebaran jalan ini sudah benar-benar dirasakan manfaatnya," katanya. (har)

[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/]

Tidak ada komentar: