Senin, 25 April 2011

Raja Bone IX Mangkat di Bulukumba



TANJUNG PALLETTE, salah satu tempat wisata di Kabupaten Bone, dapat dicapai sekitar 20 menit dari Kota Bone. Raja Bone IX, La Pattawe, mangkat di Bulukumba yang merupakan wilayah kekuasaan Kerajaan Gowa, pada tahun 1602. Di sanalah La Pattawe mangkat sehingga digelari '’MatinroE ri Bettung'' atau ''MatinroE ri Bulukumba''. (foto:  google)



--------------------

Riwayat Raja Bone (9): La Pattawe

Jatuh Sakit dan Mangkat di Bulukumba



Oleh: M Farid W Makkulau
Kompasiana.com
OPINI | 20 April 2011 |       
http://sejarah.kompasiana.com/2011/04/20/riwayat-raja-bone-9-la-pattawe/       

La Pattawe naik takhta sebagai Raja Bone IX menggantikan sepupunya, La Inca Raja Bone VIII. La Pattawe adalah anak La Panaongi To Pawawoi Arung Palenna, saudara kandung La Tenri Sukki MappajungE dari isterinya We Tenri Esa’ Arung Kaju.

Arumpone ini merupakan keturunan Arung Palakka MakkaleppiE. Pengangkatannya sebagai Arumpone disampaikan oleh Arung Majang. Dikumpulkanlah seluruh orang Bone dan berkata; “Inilah cucuku La Pattawe yang kita sepakati menggantikan sepupunya, La Inca sebagai Arung Mangkaue ri Bone.”

Dalam Lontaraq Akkarungeng ri Bone disebutkan bahwa La Pattawe Daeng Soreang kawin dengan We Balole I Dapalippu Arung Mampu MassalassaE ri Kaju anak dari MatinroE ri Itterung dari isterinya We Tenri Gau Arung Mampu, yang selanjutnya melahirkan We Tenri Patuppu MatinroE ri Sidenreng.

We Tenri Patuppu melahirkan We Tenri Pateya I Dajai yang kawin dengan La Pangerang Arung Maroanging. Selanjutnya La Pattawe kawin dengan We Samakella Datu Ulaweng saudara We Tenri Pakiu Arung Timurung, dan lahirlah We Parappu Datu Ulaweng. We Parappu Datu Ulaweng inilah yang kawin dengan La Papesa Datu Sailong anak dari La Tenri Adeng Datu Sailong, saudara laki-laki We Tenri Pakiu Arung Timurung.

Kerajaan Bone di bawah kekuasaan La Pattawe (berkuasa pada 1595 – 1602), tidak terlalu banyak disebut pemerintahannya, juga tidak diberitakan adanya serangan militer Gowa ke Bone. Hanya dikatakan bahwa setelah tujuh tahun menjadi Mangkau’ di Bone, ia pergi ke Bulukumba dan di situlah beliau sakit.

Andi Massarapi (stensilan, tt) dalam ”Susunan Raja–raja Bone” juga hanya menyebutkan bahwa setelah tujuh tahun menjadi Raja, Arumpone ini pergi ke Bettung (Bulukumba) dan di sanalah beliau wafat, sehingga digelari ’MatinroE ri Bettung'' atau ''MatinroE ri Bulukumba.''

Fakta ini menunjukkan bahwa hubungan Gowa dan Bone di masa kekuasaan La Pattawe cukup baik, karena Bettung (Bulukumba) merupakan wilayah kekuasaan Kerajaan Gowa, sehingga patut diduga kepergian La Pattawe ke Bulukumba adalah dengan persetujuan Raja Gowa. (***)

[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/]

1 komentar:

Anonim mengatakan...

dr crita paman sy, raja d gowa yg memerintah d bulukumba bernama Karaeng Peso dmana memerintah dgn semena menas,kmudian rakyat bulukumba meminta bantuan k raja bone,dan datanglah utusan raja dr bone brnama dan diberi gelar I Manynyullei daeng Pasau Karaeng Ma'Bannyara'..dsinilah cikal bakal lahirnya raja2 d bulukumba..salah satu kturunanx (cicit atau candunya) kawin dengan putri La Temmasonge' ...jadi I Manyullei masanya msh jauh di atas La Temmasonge' yg jg arung pone