Senin, 09 Mei 2011

Warga Bulukumba Usir Bupati Selayar


MOBIL BUPATI. Sambil mendapat pengawalan ketat dari polisi, kendaraan dinas dengan nomor polisi DD 1 J milik Bupati Selayar, Syahril Wahab, mencari jalan alternatif setelah ribuan warga menutup jalan provinsi di Tanaberu, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Minggu siang, 8 Mei 2011. (Foto: Kompas.com/k23-11)

------------------

Warga Bulukumba Usir Bupati Selayar

Kompas.com
K23-11 | Tri Wahono | Minggu, 8 Mei 2011 |
http://regional.kompas.com/read/2011/05/08/14220031/Warga.Bulukumba.Usir.Bupati.Selayar

BULUKUMBA, KOMPAS.com - Ribuan warga Tanah Beru, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan terpaksa memblokir jalan Bupati Selayar, Syahrir Wahab yang ikut terjebak di tengah jalan trans sulawesi yang telah ditutup oleh warga, Minggu siang (8/5/2011).

Warga menutup ruas jalan tersebut dengan merentangkan kain sepanjang 100 meter dan menanam pohon pisang di tengah jalan yang berlubang.

Pantauan Kompas.com di lapangan, pengusiran itu dilakukan setelah Bupati Selayar menolak untuk memberikan orasinya di depan ribuan warga yang sedang berunjuk rasa, terkait perbaikan jalan yang menghubungkan tujuh kabupaten di bagian selatan.

"Menurut Pak Gubernur, jalan ini sudah ada anggarannya, tinggal prosedurnya yang akan dijalani dan saya akan ikut bicara dengan Pak Gubernur mengenai jalan ini. Kepada beliau saya sudah katakan biasanya jarak yang saya tempuh empat jam, namun sekarang sudah tujuh jam lebih dari pelabuhan Bulukumba ke Kota Makassar," kata Syahril saat didesak oleh warga untuk menyampaikan orasi dalam bentuk dukungan perbaikan jalan.

Menurut warga, apa yang diucapkan Gubernur Propinsi Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo kepada Bupati Selayar sudah merupakan janji-janji Gubernur tiga tahun lalu kepada warga namun sampai saat ini, jalan yang merupakan akses wisata internasional tak kunjung diperbaiki.

Karena tidak diizinkan jalan, kendaraan yang ditumpangi Bupati Selayar dengan plat merah bernomor polisi DD 1 J ini terpaksa harus mencari jalan alternatif agar bisa keluar dari kerumunan warga yang telah menutup jalan sepanjang tiga kilo meter.

Selain merentangkan kain putih dengan berbagai tulisan serta menanam pohon pisang ditengah jalan, warga juga menggunakan jaring nelayan dan memalang jalang dengan menggunakan bambu, agar kendaraan tidak baik roda dua hingga roda empat tidak dapat melewati jalan tersebut. Bahkan warga juga membakar sejumlah ban bekas di tengah jalan. Namun aparat kepolisian baik dari Polsek Bontobahari dan Polres Bulukumba langsung memadamkan api yang telah membakar sejumlah ban bekas tersebut.

Aksi pemblokiran jalan yang dimulai sekitar pukul 09.00 Wita dan baru berakhir pada pukul 13.00 waktu setempat baru berakhir setelah puluhan satuan pengendali huru hara dikerahkan untuk membubarkan warga.

Ini merupakan aksi yang ketiga kalinya mereka lakukan, namun tak pernah digubris oleh pemerintah. Warga khususnya yang bermukim di Tanah Beru akan terus turun ke jalan dan menutup jalan akses pelabuhan penyebrangan Bira, pantai pasir putih dan pembuatan kapal pinisi yang sering dilewati oleh turis manca negara maupun turis lokal, sampai perbaikan jalan sepanjang 17 kilometer dilakukan.

[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/]

2 komentar:

PSKPI mengatakan...

Hidup rakyat ... Pembeyaran pajak juga harap dihentikan sebelum hak2 publik rakyat dipenuhi.

Anonim mengatakan...

assalamu alaikum wr.wb,,|
salam pergerakan,,,
tangan terkepal dan maju ke muka,,,
rapatkan baisanmu kawan hancurkan sgala penindasan,,,,
yakinlah Rakyat pasri menang