Sabtu, 12 November 2011
Petani Kakao Bulukumba Sangat Terbantu
TERBANTU. Salah seorang petani kakao di Bulukumba, Megarahman, mengaku sangat terbantu dengan adanya program Gerakan Nasional Kakao, karena para petani mendapatkan bantuan dana, bibit, dan peralatan yang dibutuhkan untuk mengembangkan tanaman kakao.
----------------
Petani Kakao Bulukumba Sangat Terbantu
Tanaman kakao dalam dua tahun terakhir di Kabupaten Bulukumba mengalami penurunan produksi akibat cuaca yang tidak menentu, tetapi dengan adanya program Gerakan Nasional (Gernas) Kakao, para petani setempat merasa sangat terbantu.
Salah seorang petani kakao di Bulukumba, Megarahman, kepada penulis mengaku dirinya dan para petani kakao sangat terbantu dengan adanya program Gernas Kakao, karena para petani mendapatkan bantuan dana, bibit, dan peralatan yang dibutuhkan untuk mengembangkan tanaman kakao.
"Selain itu, beberapa petani juga sempat dibawa ke Luwu Utara melakukan studi banding dan rencananya kami akan dibawa lagi studi banding ke Jember di Pulau Jawa, untuk melihat program Gernas Kakao di sana," kata Megarahman yang sejak beberapa tahun lalu dipercayakan menjadi Ketua Kelompok Tani Mali' Siparappe yang beranggotakan 25 petani.
Kelompok Tani yang dipimpinnya telah beberapa kali mendapat undangan mengikuti pelatihan, mendapatkan bimbingan dan penyuluhan, serta mendapatkan bantuan dana dari pemerintah.
"Kami juga mendapat bantuan pinjaman dana bergerak dengan bunga yang sangat kecil," papar anak pertama dari empat bersaudara itu.
Menyinggung pembangunan pabrik pengolahan kakao di Desa Benteng Palioi, Kecamatan Kindang, Megarahman mengatakan petani kakao pasti akan terbantu, karena nilai jual kakao bisa menjadi lebih tinggi setelah diolah di pabrik tersebut.
Saat ini, Pemerintah Kabupaten Bulukumba membangun pabrik Pengolahan Hasil Kakao yang terdiri atas gudang, peralatan, dan mesin permentasi sebanyak dua unit di Desa Benteng Palioi, Kecamatan Kindang.
Proyek tersebut adalah bagian dari program Gerakan Nasional (Gernas) Kakao yang sumber anggarannya berasal dari pusat dan anggaran daerah.
Cara kerja mesin pengolahan tersebut adalah melakukan permentasi terhadap biji kakao sehingga hasilnya lebih berkualitas, dan tentunya itu akan menambah nilai jual harga kakao sampai dengan tiga ribu rupiah perkilonya. Mengenai pemasarannya, pihak Dinas Kehuatan dan Perkebunan Bulukumba akan memfasilitasi petani kakao Bulukumba dengan kelompok tani kakao yang ada di Kabupaten Luwu yang sudah bekerjasama dengan industri pengolahan kakao yang ada di pusat yakni Bumi Tangerang.
“Jadi untuk sementara kita mengikutkan hasil panen petani kita di Kabupaten Luwu untuk mendapatkan pasar” jelas Misbawati saat mendampingi Wakil Bupati Bulukumba, Syamsuddin, meninjau pembangunan pabrik Pengolahan Hasil Kakao tersebut, Senin, 7 November 2011. (asnawin)
[Terima kasih atas kunjungan dan komentar Anda di Blog Kabupaten Bulukumba - http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
IKAN DUYUNG. Jumaning (60), membersihkan tubuh ikan duyung yang ditemuinya di tepi pantai saat mencuci bentang (tali rumput laut) di pesi...
-
Andi Sultan Daeng Radja bersama tujuh orang lainnya telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional melalui Surat Keputusan Presiden RI (Sus...
-
BUNDARAN PHINISI. Kabupaten Bulukumba yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, terdiri atas 10 kecamatan dan 126 ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar