Jumat, 24 Januari 2014

Pelajar SMA 1 Bulukumba Borong Piala dan Penghargaan


Kepala SMAN 1 Bulukumba, Abdul Rahman (duduk, paling kanan) foto bersama dua pelajar berprestasi di ruang kerjanya, beberapa waktu lalu. Dalam ajang Medical Science and Application Competition (Medspin) yang digelar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, 1-8 Desember 2013, sekolah ini berhasil menyabet juara I di tingkat Sulawesi dan Kalimantan. (Foto: Hasbi Zainuddin/Fajar)


-----------------


Pelajar SMA 1 Bulukumba Borong Piala dan Penghargaan


Sun,19 January 2014
http://www.fajar.co.id/keker/3099329_5676.html


GUYS, teman-teman kita di SMAN 1 Bulukumba punya budaya yang luar biasa loh. Para siswa berlomba mengejar prestasi bergengsi di sejumlah ajang perlombaan ilmiah. Weits, sejumlah piala perlombaan pun disabet!

Dalam dua tahun terakhir, SMAN 1 Bulukumba meraih sedikitnya 195 piala dari ajang perlombaan ilmiah bergengsi. Baik itu emas, perak, maupun perunggu.

"Selama 2013, ada 91 piala yang diraih siswa," kata Kepala SMAN 1 Bulukumba, Abdul Rahman.

Dalam ajang Medical Science and Application Competition (Medspin) yang digelar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, 1-8 Desember lalu, sekolah ini berhasil menyabet juara I di tingkat Sulawesi dan Kalimantan.

Dalam sepuluh tahun terakhir selama Olimpiade Medspin tersebut digelar, peraih juara satu dan dua di tingkat regional Indonesia Timur selalu diraih siswa-siswi dari SMA Unggulan Tinggimoncong, Malino, Kabupaten Gowa, dan SMAN 17 Makassar.

"Alhamdulillah, kita bisa menangkan piala ini," beber Nur Azizah, siswi kelas X IPA.

Nur Azizah bersama dua temannya, Humairah (Kelas XI IPA), dan Awal Ikhwan Syarif (Kelas X IPA), bergabung dalam satu tim perlombaan Medspin tersebut. Ajang Medspin dilombakan dengan memberikan soal-soal terkait mata pelajaran kimia, biologi, fisika, hingga kedokteran.

Bukan hanya Medspin. Siswa siswi SMAN 1 Bulukumba juga meraih juara satu dan dua, dalam ajang perlombaan LKIR (Lomba Karya Ilmiah Remaja) yang digelar oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), November lalu. Anggota tim yang meraih juara satu, yakni Inayatul Azisah, dan Nur Amaliah, kelas XI IPA, menyusun karya berjudul "Penerapan Tallasa' Kamase-mase dan Pemberlakuan Hukum Adat sebagai Upaya Pelestarian Sumber Daya Air di Tana Toa Kajang", bidang ilmu pengetahuan sosial dan kemanusiaan.

Sedangkan, anggota tim peraih juara dua, yakni Rifaldy Fajar (XII), dan Humairah Nurul Izzah Rusli (XII IPA), berkompetisi di bidang kependudukan. Saat ini, karena menjadi juara satu di tingkat nasional LKIR, Inayatul Azisah dan Nur Amaliah sementara diusulkan mengikuti perlombaan kompetisi LKIR tingkat internasional, di Amerika Serikat. Kompetisi tersebut adalah International Science and Engineering Fair (Intel ISEF). Wah, hebat ya teman kita!

"Semoga bisa lulus dan ikut berkompetisi di sana," jelas Inayatul Azisah.

Amin, kita doakan kalian sukses! Selain mereka, ada juga Arnella Bestari yang meraih juara Harapan I Lomba Inovasi Teknologi Tepat Guna, yang digelar BPMDK (Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Kelurahan) Sulawesi Selatan pada November lalu. Arnella bersama Andi Ariansyah juga sebelumnya meraih perunggu International Science Project Olympiad (ISPrO) 2013 tingkat Internasional, pada Mei 2013.

Bagaimana sih teman-teman kita bisa berprestasi dalam berbagai ajang perlombaan? Nah, menurut Abdul Rahman, hal paling penting pertama yang terbangun di sekolah tersebut adalah budaya untuk berkompetisi dan mencari informasi tentang lomba.

"Daya tariknya adalah beasiswa. Jadi mereka berlomba-lomba mengajukan pendaftaran setiap lomba. Kalau menang, mereka bisa langsung diluluskan masuk ke beberapa universitas, dan biaya kuliahnya ditanggung," jelas Rahman.

Dia menambahkan, penyelenggara Medspin yakni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, memang menyiapkan beasiswa kuliah di Universitas tersebut, bagi mereka yang berhasil meraih juara. Selain membangun budaya ikut lomba, lanjut Rahman, pihak sekolah memang secara rutin menggelar kegiatan Karya Ilmiah Remaja (KIR).

"Desember lalu, kita menggelar kegiatan perkemahan ilmiah remaja lingkup internal sekolah. Itu untuk mningkatkan kompetensi ilmu pengetahuan mereka. Kita datangkan pembina ekstra, termasuk motivator dari LPMP (Lembaga Peningkatan Mutu Pendidikan), dan Universitas Negeri Makassar (UNM)," beber dia.

Karena budaya berkompetisi tersebut, salah satu karya inovasi yang diabadikan dalam buku berjudul 105 Inovasi Kementerian Ristek Indonesia 2013, adalah milik siswa SMAN 1 Bulukumba. Buku tersebut memuat inovasi-inovasi prospektif dari para pakar, ahli, yang menciptakan inovasi untuk dipatenkan.

"Dua orang siswa kita, yakni Musdalifa Andi Ahmad, dan Risya Arsy Armis. Keduanya sudah tamat sekolah pad 2013 lalu, dan langsung diterima di Fakultas Kedokteran Unhas," sebut Rahman.

Dua siswa tersebut, menciptakan karya inovasi berupa papan komposif yang terbuat dari sekam padi dan sabut kelapa. Papan tersebut menjadi bahan alternatif pengganti kayu, untuk bahan mebel, dan komponen akustik yang ramah lingkungan. Ayo siapa lagi yang mau menyusul prestasi kedua teman kita ini? Jangan mau kalah ya guys! (sbi/yuk)

------------
[Terima kasih atas kunjungan dan komentar Anda di Blog Kabupaten Bulukumba]

3 komentar:

Hika mengatakan...

Mudah-mudahan bisa jadi contoh...^^

Unknown mengatakan...

Saya sebagai Alumni SMA 1 Bulukumba sangat bangga, semoga bisa dipertahankan/ ditingkatkan lagi dimasa yang akan datang, Amin ....

Ahmad Ali mengatakan...

Mudah-mudahan juara jadi tradisi terus menerus SMA 1 Bulukumba