Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2009

Pemkab Bulukumba Bagikan 150 Ribu Bibit Pohon

Pemkab Bulukumba Bagikan 150 Ribu Bibit Pohon Laporan: samsul bahri/Mursalim Harian Tribun Timur (www.tribun-timur.com) Selasa, 15 Desember 2009 BULUKUMBA, TRIBUN - Pemerintah Kabupaten Bulukumba, Melalui Dinas Kehutanan (Dishut) menyiapkan pohon akhir tahun ini sebanyak 150.000 pohon untuk mencegah banjir dan longsor. Pohon tersebut disediakan Dinas Kehutanan Bulukumba untuk dutanam di Bulukumba. "Bibit ini untuk mencegah banjir dan tanah longsor. Bibit ini tidak boleh dibawa ke Bantaeng dan Sinjai, meski punya kebun di sana," kata Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Bulukumba, Andi Misbawati, Selasa (15/12). Siapa saja bisa mengambil bibit pohon itu dan menanam khususnya di daerah hulu sungai dan tempat rawan longsor dan banjir.(*) [Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Legislator Desak Muttamar Dieksekusi

Harian Fajar (www.fajar.co.id) Sabtu, 5 Desember 2009 Legislator Desak Muttamar Dieksekusi BULUKUMBA -- Desakan kepada Kejaksaan Negeri Bulukumba untuk mengeksekusi A Muttamar Mattotorang Cs, terus bergulir. Desakan itu tak hanya dari aktivis LSM tapi juga dari legislator di daerah ini. Legislator meminta agar Ketua DPRD Bulukumba 2009-2014 itu, segera dieksekusi karena upaya mengulur eksekusi berdampak negatif terhadap proses pembahasan APBD-P, maupun APBD 2010. Salah seorang anggota DPRD Bulukumba, A Mauragawali yang tergabung dalam Fraksi Bulukumba Bersatu menegaskan, tidak ada alasan bagi kejaksaan untuk menunda-nunda atau memperlambat eksekusi terhadap terpidana korupsi Bappedagate. Apalagi kalau ada alasan pembahasan APBD-P. "Jadi saya tegaskan bahwa kejari tidak ada alasan untuk tidak melakukan eksekusi secepatnya. Saya melihat ada upaya mereka berlindung pada proses pembahasan APBD-P, kalau eksekusi ini tidak dilakukan," ujar Mauragawali, kemarin. Salah satu indikasin

Zulkifli Diisukan Mengundurkan Diri

Harian Fajar (www.fajar.co.id) Sabtu, 5 Desember 2009 Zulkifli Diisukan Mengundurkan Diri -Akibat Dipukul Bupati BULUKUMBA -- Dua hari terakhir, Kepala Satpol PP Bulukumba, A Zulkifli Indrajaya tidak berkantor. Malah beredar informasi Zulkifli akan meletakkan jabatan akibat sebagai buntut perlakuan tak sedap yang dialaminya. Diduga sementara "ngambeknya" Zulkifli, buntut pemukulan yang dilakukan Bupati Bulukumba, AM Sukri Sappewali di depan umum. Tak hanya itu saja, Zulkifli juga tidak mengaktifkan nomor ponselnya sejak peristiwa pemukulan terjadi. Pantauan Fajar di rumahnya, BTN Bintarore, Kelurahan Bintarore, Ujung Bulu, Zulkifli sudah tidak ada di rumahnya sejak dua hari terakhir. Informasi yang diperoleh, dia memilih menenangkan diri di kampung halaman orangtuanya di Banyoran, Bantaeng. Sejauh ini juga, Zulkifli belum bisa dimintai tanggapannya secara langsung mengenai insiden yang dialaminya sesaat sebelum pelantikan Kepala Desa Pattiroang, Rabu lalu. Sejak peristiwa pem

Bupati Bulukumba Tampar Kasat Satpol PP

Bupati Bulukumba Tampar Kasat Satpol PP sumber: www.tribun-timur.com Jumat, 4 Desember 2009 | 01:24 WITA Bulukumba, Tribun - Pelantikan Kepala Desa Pattiroang, Sudirman, di Kecamatan Kajang, Bulukumba, diwarnai penamparan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Zulkifli oleh Bupati Bulukumba AM Sukri Sappewali, Rabu (2/12) siang. Penamparan terjadi sesaat setelah Sukri baru saja turun dari mobil dinasnya. Warga setempat dan undangan kaget menyaksikan tindakan itu karena tidak tahu penyebab Sukri bertindak sejauh itu. "Pak Bupati menampar sebanyak tiga kali. Setelah itu, ia menegaskan anggota Satpol PP agar tetap disiplin. Kami cuma terdiam dan bingung karena tidak tahu mengapa bupati marah," kata seorang saksi mata. Kemarahan Sukri dipicu oleh penghadangan warga terhadap iring-iringan kendaraan bupati dan rombongan, di daerah sekitar dua kilometer sebelum sampai di Kecamatan Kajang. Saat itu, kendaraan bupati dan rombongan baru saja meninggalkan lokasi pelantikan Kepala

Jurnalis Makassar Mengecam, Minta Kapolda Usut Tuntas

Jurnalis Makassar Mengecam, Minta Kapolda Usut Tuntas - Terkait Teror yang Menimpa Kantor Radar Bulukumba Sumber: www.tribun-timur.com Rabu, 2 Desember 2009 Makassar, Tribun - Sejumlah jurnalis Makassar yang tergabung dalam Komite Perlindungan Jurnalis dan Kebebasan Berekspresi (KPJKB) Makassar menyatakan mengutuk aksi pelemparan batu yang menimpa kantor surat kabar Radar Bulukumba yang terjadi, Minggu (29/11) lalu. Pelempatan batu tersebut bisa dimaknai sebagai bentuk teror, ancaman, dan intimidasi bagi kerja-kerja jurnalistik. Hal itu bertentangan dengan UU No 40 Tahun 1999 terutama Pasal 2 yang mengatur tentang kemerdekaan pers yang dijamin dan dlindungi oleh negara. Hal itu disampaikan Upi Asmaradhana, Koordinator KPJKB Makassar, saat jumpa pers di Kampus LPTV, JL AP Pettarani, Makasssar, Selasa (1/12). "Kami merasa penyerangan ini dikhawatirkan akan berimplikasi buruk bagi kebebasan pers di daerah tersebut," jelasnya. Menurut Upi, mantan terdakwa dengan tuduhan mencemark

Kantor Redaksi Harian Radar Bulukumba Dilempari Batu

http://radiocempakaasrifm.blogspot.com/ Radio ''Cempaka Asri FM'' Bulukumba Rabu, 2 Desember 2009 Kantor Redaksi Harian Radar Bulukumba Dilempari Batu Bulukumba, RCA News- Pihak berwajib masih terus menyelidiki kasus pelemparan kantor redaksi Harian Pagi Radar Bulukumba oleh orang yang tidak dikenal, Minggu (29/11) sekitar pukul 22.30. Pemimpin Redaksi Syamsul Bakir menjelaskan, dua kali lemparan pertama hanya mengenai dinding kantor dan tidak ada yang rusak. Berselang 10 menit kemudian pelemparan kali keduanya terjadi dan mengenai kaca jendela hingga pecah. Seorang saksi mata menyebutkan, pelaku menggunakan batu merah untuk melempari kantor itu. Pelaku melarikan diri dan tidak diketahui identitasnya. Menurut Syamsul Bakir, pelemparan itu diduga dilakukan oleh oknum yang selama ini terus ditulis Radar Bulukumba. "Kajadian ini jika dicermati dilakukan oleh pihak yang sering diangkat di media. Mereka ingin menakut-nakuti media agar tidak diberitakan lagi,

Guru Honorer Bulukumba Mengadu Ke DPRD Sulsel

Guru Honorer Bulukumba Mengadu Ke DPRD Sulsel Antara - Rabu, 25 November Makassar (ANTARA) - Persatuan Guru Sejahtera Indonesia (PGSI) Kabupaten Bulukumba, Sulsel, yang mengaku dicoret dari data base Badan Kepegawaian dan Diklat (BKDD) setempat mengadukan nasibnya ke DPRD Sulsel di Makassar, Selasa. "DPRD Sulsel diharapkan agar secepatnya memfasilitasi pertemuan antara Kepala BKD Sulsel dan Kepada BKDD Bulukumba untuk menyelesaikan tenaga honoror di Bulukumba," kata Ketua Divisi Advokasi PGSI Bulukumba, Sudirman. Mereka mendesak DPRD Sulsel turun tangan membantu menyelesaikan kisruh, yang menurut Sudirman tahun 2006 lalau ada 103 guru honorer tingkat SD, SMP dan SMA yang dicoret namanya dari data base kepegawaian. Menurut dia, dasar hukum yang mereka pegang adalah diterbitkannya peraturan pemerintah nomor 48 tahun 2005 tentang pengangkatan tenaga kontrak/honorer menjadi pegawai negeri sipil secara bertahap tahun anggaran 2005-2009. Menindak lanjuti itu, kata dia,