Sabtu, 27 Februari 2010

Tanaberu, Desa Pemegang Tradisi Perahu di Selatan Bulukumba



keterangan gambar: Bantilang atau Galangan perahu tradisional dapat ditemukan dengan mudah di Tanaberu, Kabupaten Bulukumba. Tanaberu merupakan sentra industri perahu tradisi di Sulawesi. (Donny Rachmansyah)


Tanaberu, Desa Pemegang Tradisi Perahu di Selatan Bulukumba

Sumber: www.92pulau.com
(http://www.92pulau.com/tanaberu-desa-pemegang-tradisi-perahu-di-selatan-bulukumba/)
Posted on 19 November 2009

Teks Oleh Fajar Mahardika
Foto Oleh Donny Rachmansyah

Selasa (17/10), Deretan phinisi, perahu pajala, dan jolor berderet menghiasi pesisir pantai Tanaberu, Kecamatan Bira, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Beberapa pembuat perahu terlihat sedang mengerjakan perahu pesanannya.

Bantilang atau galangan tradisional dalam bahasa Bugis, dapat dengan mudah ditemukan di Tanaberu. Desa ini memang cukup dikenal sebagai desa pembuat perahu tradisional, selain dua desa lain yaitu Tanalemo dan Tanajaya.

Demahindri (50), siang itu ia sedang menancapkan paku di bagian buritan perahu pajala, pesanan seseorang di Madura.

“ Ini pesanan seorang bos perahu di Madura, saya sudah mengerjakan 4 perahu dari 5 “ Katanya. Empat buah perahu pajala sudah dikerjakan Demahindri, dari total seluruhnya 5 buah perahu.

Perahu Pajala adalah perahu nelayan khas Bugis yang biasanya digunakan untuk menangkap ikan. Panjangnya 8 meter dengan lebar 2 meter. Pajala mempunyai atap dan ruangan kecil didalamnya, fungsinya untuk menyimpan jaring dan perlengkapan lain untuk menangkap ikan. Harga jualnya berkisar antara 5 juta hingga 8 juta rupiah.

Tak banyak berbeda dengan pajala, jolor adalah jenis perahu nelayan yang digunakan untuk menangkap ikan. Hanya saja ukuranya lebih kecil. Jolor biasanya berukuran panjang 6 meter dan lebar 1.5 meter.

Pengerjaan perahu perahu kecil seperti pajala dan jolor biasanya dikerjakan oleh kelompok kecil. Biasanya, terdiri dari 2 hingga 4 orang. Proses pengerjaanya memakan waktu 1 sampai 2 bulan. Sebelum pengerjaan pun tak ada proses upacara, berbeda dengan proses pembuatan phinisi.

Masyarakat Bugis percaya ada beberapa hal yang dipercayai secara turun menurun dan dipertahankan hingga saat ini dalam pembuatan phinisi yang disebut Ruling. Ruling memuat tata cara tekhnik pembuatan phinisi, seperti pencarian dan penebangan pohon, pengeringan kayu dan pemotongan kayu, perakitan, pemasangan tiang kapal, dan peluncuran phinisi.

Pembuatan phinisi dipimpin oleh Punggawa (kepala tukang) dan dibantu oleh Sawi (tukang). Selain itu, mereka dibantu oleh calon sawi. Calon Sawi biasanya dilibatkan dalam pemasangan bagian bagian kecil dalam perahu. Sedangkan upacara pembuatan perahu phinisi dipimpin oleh Pandita Lopi, tokoh adat yang juga ahli membuat perahu.

Kayu yang digunakan sebagai bahan pembuat phinisi adalah kayu Bitti, Katonde, dan Welengreng. Ketiga jenis kayu ini terkenal kuat dan tahan air. Pencarian dan penebangan pohon pun dilakukan pada hari yang telah ditentukan. Tanggal 5 dan tanggal 7 setiap bulan dimana perahu mulai dibuat. Orang Tanaberu meyakini bahwa angka 5 (Naparilimai Dalle’na) berarti “rejeki sudah di tangan”, sedangkan angka 7 (Natujuanggi Dalle’na) berarti “selalu mendapat rejeki”.

Setelah pemotongan kayu, ada semacam ritual. Hal ini terlihat dalam peletakan balok lunas. Balok lunas diarahkan menghadap Timur Laut. Balok lunas yang diarahkan ke Timur Laut diartikan sebagai simbol laki laki. Balok lunas yang lain dipasang ke arah yang berlawanan, hal ini diartikan sebagai simbol perempuan. Dalam pemotongan kayu, pantang berhenti sebelum putus. Hal ini dilakukan agar kekuatan kayu tetap terjamin.

Kalebiseang adalah ritual yang dilakukan pada saat pemasangan papan pengapit lunas. Papan papan disusun berdasarkan ukuran dari yang terbesar hingga yang terkecil. Papan yang terkecil diletakkan di bagian bawah, sementara yang terbesar diletakkan di bagian atas. Keseluruhan papan berjumlah 126 lembar. Setelah itu dilanjutkan dengan Anjerreki, yaitu memperkuat lunas.Setelah itu bagian buritan dipasang dan bagian kemudi bawah mulai disusun.

Setelah papan merekat kuat, pekerjaan selanjutnya adalah “allepa” atau mendempul. Bahannya adalah campuran kapur dan minyak kelapa. Campuran tersebut diaduk oleh sedikitnya enam orang selama sekitar 12 jam. Banyaknya dempul yang diperlukan bergantung dari besar-kecilnya perahu yang dibuat. Untuk perahu yang bobotnya mencapai 100 ton, maka dempul yang diperlukan sekitar 20 kilogram. Selanjutnya, badan perahu yang telah dilapisi dengan dempul itu dihaluskan dengan kulit buah pepaya.

Penggunaan bahan-bahan sebagaimana disebut di atas (kulit pohon barruk dan kulit buah pepaya), ada kaitannya dengan mitos penciptaanphinisi yang menggunakan kekuatan magis.

Mengacu kepada mitos itu, orang-orang di Tanaberu merasa bahwa komunitas mereka sebagai mikrokosmos, yaitu bagian dari jagad raya (makrokosmos). Hubungan antara kedua kosmos ini diatur oleh tata tertib abadi, sakral, dan telah dilembagakan oleh nenek moyang mereka sebagai adat istiadat. Kedua kosmos ini dijaga harmoninya, sehingga ada kecenderungan mempertahankan yang lama dan menolak atau mencurigai yang baru. Inilah yang kemudian menjadi penyebab mengapa mereka tidak begitu terpengaruh dengan teknologi modern.

Pemasangan tiang dan layar dilakukan ketika badan dan kerangka perahu selesai dikerjakan. Dua layar besar phinisi disebut Sombala. Layar besar depan berukuran 200 meter persegi, sedagkan layar besar belakang berukuran 125 meter persegi. Setiap layar besar mempunyai layar kecil berbentuk segitiga yang disebut Tanpasere. Letaknya diatas tiang layar besar.

Layar segitiga juga terdapat di haluan kapal. Berjumlah tiga buah, layar ini bernama Cocoro Pantara, Cocoro Tangaa, dan Talengke.Fungsi ketiga layar segitiuga ini adalah untuk menambah kecepatan kapal.

Haji Jafar (73), mengatakan dalam setiap pembuatan kapal terdapat nilai nilai kerjasama, ketelitian, dan kerja keras. Kerjasama bisa dilihat dari hubungan kerja para pembuat kapal yang terdiri dari punggawa, sawi, dan calon sawi. Tanpa kerjasama, kapal tak akan terwujud.

Ketelitian terlihat pada cara pemotongan kayu. Mata gergaji harus tepat mengarah pada urat kayu. Disini estetika kapal akan terlihat dari bentuk dan motif. Sedangkan kerja keras tercermin melalui penebangan kayu. Kayu Bitti, Katonde, dan Welengreng yang berkualitas baik sangat jarang ditemukan. Jika kualitas kayu dinilai kurang baik, pembuat perahu Tanaberu memilih untuk tak menebang pohon. Tak heran pemesan perahu Tanaberu berasal dari berbagai belahan dunia seperti, Amerika, Kanada, Afrika, Malaysia, Singapura dan Belanda.

Saat ini, Haji Jafar (73) sedang mengerjakan perahu pesanan dari Belanda dan Singapura. Bobot kapalnya seberat 100 Ton dengan 12 kamar. Kapal tersebut rencananya digunakan sebagai kapal wisata.

Harga kapal phinisi buatan Tanaberu bervariasi. Berdasarkan berat, kapal berbobot 150 Ton dihargai sekitar 150 Juta. Sedangkan diatas 100 Ton dihargai hingga 4 Miliar.

“Tapi sekarang bahan bakunya sulit didapat.” Ujar Demahindri (50). Demahindri mengungkapkan, pasokan bahan kapal biasanya didapat dari Kecamatan Bontotinu, Kajang, dan Herlang. Ketiganya masih di Kabupaten Bulukumba. Namun dua tahun belakangan ini, bahan kayu mulai sulit.

Maraknya operasi illegal logging, serta berbagai aturan daerah ditengarai menjadi penyebabnya. Demahindri tak memungkiri, kayu yang berasal dari luar Sulawesi mungkin saja hasil illegal logging.

Tradisi pembuatan perahu di Bulukumba sudah ada sejak abad ke 19. Sebelumnya, pembuatan perahu terpusat di Tanalemo dan Tanajaya. Namun karena alasan pasokan bahan baku, para pembuat perahu di Bulukumba memindahkan produksinya ke Tanaberu.

Asal muasal perahu phinisi berawal dari perahu Padewakkang. Padewakkang merupakan perahu utama bangsa Bugis pada abad ke 18. Perahu ini merupakan perahu jarak jauh yang digunakan sebagai perahu perdagangan. Namun Padewakkang tak hanya digunakan sebagai perahu perdagangan. Jagad Maritim, buku yang ditulis oleh Darmawan Salman menyebutkan Padewakkang berlayar hingga ke Persia.

Baru pada pertengahan abad ke 19, perahu phinisi banyak ditemukan di lautan Nusantara. Dalam sebuah buku karya Nooteboom (1940) Haji Daeng Palle menyebutkan, perubahan perahu pandewakkang menjadi phinisi adalah kemudahan dalam pemakaiannya. Bila anginnya bertambah, orang di atas perahu yang menggunakan layar tanjaq harus menggulung layarnya yang begitu besar itu ke atas bom bawahnya, suatu pekerjaan yang berat dan berbahaya. Layar pinis dapat dikurangi bagian demi bagian.

Ini dimulai dengan mentutup layar topser dan layar anjungan. Jika anginnya bertambah lagi, maka agak gampang mengurangi layar besarnya dengan menariknya ke arah tiang, sehingga perahu dengan menggunakan layar yang ditutup setengah itu dan satu atau lebih layar anjungan masih bergerak secukupnya supaya daya kemudi tak hilang. Selain ini, terdapat pula perbedaan dalam kemampuan berlayar, yakni bahwa layar phinisi itu dapat berlayar lebih dekat ke arah angin. Dan yan paling penting adalah bahwa perahu dapat berbalik haluan dengan lebih gampang bila beropal-opal.

Dalam kesulitan bahan baku kini, para pembuat Tanaberu tetap berpegang teguh pada tradisi. Seperti kata Demahindri “Itu identitas kami sudah…”

Tanaberu adalah tempat singgah pertama tim ekspedisi dalam mendata 28 pulau terdepan Wilayah Timur Indonesia. Rencananya tim ekspedisi singgah sehari di Tanaberu sebelum memulai perjalanan ke Selayar dan Takabonerate.



[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Anak Miskin Juga Bisa Kuliah (Cerita dari Bulukumba)


keterangan foto: Hendriyadi

Sumber tulisan : www.kompasiana.com

Anak Miskin Juga Bisa Kuliah (Cerita dari Bulukumba)

- Hendriyadi Sang Pelukis Langit


August 7, 2007 by hyperventilated

Namanya Hendriyadi, kelahiran 12 April 1989. Ia berasal dari Bulukumba, kota kecil berjarak 150 km dari Makassar. Dari tempat tinggalnya, butuh empat jam untuk mencapai ibukota provinsi Sulawesi Selatan ini.

Hendri anak pertama dari enam bersaudara. Kehidupan keluarganya terbilang prihatin. Bayangkan, delapan anggota keluarga mesti bertahan hidup dengan uang Rp 500 ribu per bulan. Ayahnya, Bahtiar, tak tamat SD. Ibunya, Supriati, hanya tamat SMP. (”Mungkin pendidikan yang rendah ini membuat keluarga kami terperangkap kemiskinan,” katanya menganalisis). Pasangan ini sama-sama lahir tahun 1969. Bahtiar kini bekerja di tempat penggergajian kayu. Sementara pekerjaan Supriati lebih tak menentu. Ia membantu tetangganya di sawah pada musim tanam atau panen. Dalam keadaan hamil tua ia tetap bekerja, sampai nyaris melahirkan adik bungsu Hendri di sawah. Adiknya ini kini berusia dua bulan.

“Hanya sekali seminggu keluarga kami makan ikan. Adik saya sering mengeluh, kenapa kok lauknya daun singkong melulu,” tuturnya padaku. Sebagai anak dari keluarga tak berada, untungnya Hendri tak minder.

Semasa SD, ia berjualan keripik dan kue untuk membantu keluarga. Pulang sekolah, saat teman seusianya bebas bermain, ia justru membantu tetangganya menjajakan es. Tiap mengumpulkan seribu rupiah, ia mendapat upah seratus perak. Saat tamat SMP, Hendri menghadapi pertentangan berat. Ibunya bilang, ia tak sanggup membiayai kelanjutan sekolah Hendri.

Diam-diam, Hendri nekad mengambil formulir pendaftaran di SMA, dan berhasil masuk SMA Negeri 1 Bulukumba. Juara umum beberapa kali disabetnya, ditambah mewakili sekolahnya di berbagai perlombaan tingkat kabupaten. Lulus SMA membenturkannya pada masalah baru, yakni tentang kelanjutan pendidikan. Ia memang pantas resah. Nilai rata-rata ujian sekolahnya yang mencapai angka 9,49 tentu lebih dari cukup untuk sekadar mendapat sebuah bangku di universitas. Hendri yang mengambil jurusan IPA ingin jadi peneliti, namun keuangan keluarga tak mampu menyokongnya.

Saat ia sedang berjalan di depan perpustakaan, kebetulan ia mendapati sebuah koran usang yang mencantumkan iklan beasiswa dari sebuah bank swasta. Hatinya pun melonjak oleh harapan. Satu hal yang merisaukannya adalah, ia mesti mengunduh formulir aplikasi di internet. Padahal, hingga saat itu Bulukumba tak punya sambungan internet. Ia pun meminjam uang untuk pergi ke warung internet di Makassar.

Formulir sudah terkirim, namun belum ada kepastian nasib. Hendri tetap harus ikut SPMB. Lagi-lagi ia mesti pinjam uang dari temannya yang tinggal di Jogja untuk ikut saringan masuk universitas negeri itu.

“Sampai sekarang, utangnya belum saya bayar lho,” cetusnya.

Kami bertemu dua kali di Jakarta, dua-duanya di sebuah hotel berbintang. Ia tak tampak minder atau mengharap belas kasihan. Hadirin yang berdiri di depannya terdiri dari Deputi Gubernur Bank Indonesia, Duta Besar Malaysia, Presiden Direktur Excelcomindo, Presiden Direktur KSEI, dan jajaran direksi dua buah bank swasta terkenal. Ia menyisipkan kata-kata berbahasa Inggris dalam testimoni singkatnya.

Hendri sekarang sudah diterima di jurusan Manajemen, Universitas Trisakti, dan bakal segera mulai kuliah pada akhir bulan ini. Sebenarnya ini pilihan keduanya sesudah jurusan Kimia.

“Karena latar belakang ilmu saya IPA, saya harus mengulang belajar dari awal,” paparnya.

Tapi, setelah bertandang ke kantor cabang suatu bank, ia mulai berubah pikiran dan ingin jadi ahli akuntan.

“Bidang keuangan sepertinya lebih santai, tapi banyak kontribusi yang diberikan pada masyarakat,” simpulnya.

Aku menyalaminya seusai acara. Sepertinya saat ini ia sudah bebas merajut mimpi tentang masa depan. Betapa tidak, beasiswanya mencakup kebutuhan yang cukup lengkap. Ada uang kos, uang kuliah, uang administrasi, uang makan, laptop dan biaya internet, biaya pengobatan jika sakit, dan uang makan tiga kali sehari. Nanti bila ia lulus, ia langsung diterima di perusahaan afiliasi bank tersebut.

“Saya ingin merubah kondisi keluarga,” tekadnya mantap.

Pembicaraan kami bersamaan simpang-siurnya wacana mengenai kewajiban corporate social responsibility (CSR) dalam beleid perseroan terbatas yang paling anyar. Memandang Hendri, dan 42 anak cerdas lain yang mendapat beasiswa yang serupa, serasa menemukan perhentian yang sejuk. Pada hal yang digelari sebagai CSR inilah mereka bergantung. CSR bukan semata-mata kegiatan bagi-bagi uang sebagai hasil kegiatan usaha, setidaknya buat mereka.

Bila semua perusahaan menerapkannya sebagai wujud dari tanggungjawab mereka, anak-anak seperti Hendri bakal sangat terbantu. Semoga mereka tak dianggap semata sebagai obyek untuk memenuhi kewajiban. Apalagi sebagai penghasil insentif pajak, konsekuensi sepadan dari ‘beban’ melakoni CSR. Saat itu, rasanya susah bagiku untuk menolak penerapan kewajiban CSR bagi tiap perusahaan. Bank swasta itu, yang notabene merupakan penyedia jasa dan bukannya sumber daya alam, tahun ini mengalokasikan lebih dari Rp 3 miliar untuk kebutuhan 43 penerima beasiswa. Hendri, apabila tak dapat beasiswa, bagaimanakah kelanjutan ceritamu?

“Saya sudah melamar jadi petugas cleaning service dan pelayan di sebuah rumah makan. Saya mau mengumpulkan uang buat kuliah. Namun sehari sebelum mulai kerja, saya mendapat telepon dari Jakarta,” kenangnya

[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Bupati Sebut Bulukumba Berhasil

Sumber berita: Harian Fajar, Makassar
(www.fajar.co.id)
| Fajar Online | Lokal News | Selatan Raya |
JUMAT, 05 FEBRUARI 2010 | 13:20 WITA | 704 Hits

Bupati Sebut Bulukumba Berhasil
- LSM Nilai Gagal


BULUKUMBA -- Bupati Bulukumba AM Sukri A Sappewali menyebut sejumlah keberhasilan yang telah dicapai pemerintahannya saat memberi sambutan pada peringatan hari jadi ke-50 Bulukumba di Lapangan Pemuda, Kamis 4 Februari.

Pidato ini disampaikan Bupati di depan ribuan warga dan Muspida Bulukumba. Menurut Bupati, keberhasilan itu bisa dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Bulukumba yang berada pada kategori menengah, yakni berada pada angka 68.

Sementara pertumbuhan ekonomi pada tahun 2007 mencapai 5,36 persen dan mengalami peningkatan yang signifikan di 2008, hingga 8,06 persen. Pada tahun 2010 ini, menurut Sukri, pihaknya akan meningkatkan sarana dan prasarana jalan dengan mencanangkan program Bulukumba Bebas Lubang.

"Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 tahun terakhir dapat kami laporkan, bahwa pada tahun 2007 PDRB Bulukumba mencapai Rp 2,2 triliun dan mengalami peningkatan pada tahun 2008, yakni sebesar Rp 2,7 triliun," jelasnya.

Bupati menyebutkan, yang perlu dioptimalkan pengelolaannya adalah, sektor pariwisata. Dia berharap Gubernur Sulsel ikut memperhatikan sektor unggulan ini. Di tempat terpisah, kinerja Pemkab Bulukumba, dinilai buruk oleh Koalisi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Bahkan, koalisi ini menilai kinerja pemerintah tidak mengalami perubahan yang signifikan.

Kritikan tersebut dilayangkan koalisi ini saat menggelar jumpa pers di Gedung PMI Bulukumba, Kamis 4 Februari. Aliansi Anak Miskin Kota (Amisk) misalnya, menilai kinerja pemerintah belum mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Ketua Amisk Bulukumba, Sappewali mengungkapkan, salah satu bentuk ketidak berhasilan pemerintah terlihat dari layanan kesehatan.

Buktinya, masih banyak anak gizi buruk yang dirawat di rumah sakit dan tidak ditangani dengan baik. "Ini yang diekspose oleh media bahwa di Bulukumba ini banyak yang menderita gizi buruk," kata Sappewali.
Sappewali juga mengkritisi kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.

Menurutnya, banyak anak usia sekolah juga tidak mampu mengenyam pendidikan karena faktor ekonomi. Dia mencontohkan, di Desa Kalumeme terdapat sekira 40 anak usia sekolah yang tidak bisa mengenyam pendidikan karena persoalan biaya. Selain itu, di desa yang terletak di kawasan pesisir ini yang dihuni 60 Kepala Keluarga (KK) ini juga tidak menikmati air bersih dan listrik.

Kritikan pedas juga datang dari Aliansi Gerakan Reformasi Agrari (Agra) Bulukumba yang menilai pemerintahan di Bulukumba saat ini gagal total. Ketua DPP Agra, Hamzah Libya menguraikan kegagalan itu antara lain, kasus sengketa tanah antara warga dengan pemerintah kabupaten tidak ada habisnya.

Bahkan, beberapa tanah milik warga diklaim sebagai tanah negara yang pada akhirnya dikuasai sejumlah pejabat. Dia mencontohkan di kawasan Bira dan Kajang.

"Ini namanya pembohongan publik. Para penguasa mengambil tanah rakyat mengatasnamakan tanah negara lalu kemudian dibuatkan sertifikat atas nama pribadi," tegas Hamzah.

Kegagalan lain yang dikemukakan adalah tidak adanya perhatian pemerintah terhadap masyarakat di daerah pesisir. Hal ini tampak pada bantuan tanggul pemecah ombak senilai Rp 1,5 miliar yang belum terealisasi. Padahal, abrasi terus mengancam warga di pesisir.

Sekretaris Umum Ikatan Guru Honor Indonesia (IGHI) Bulukumba, Rahman Afandi justru mengkritik pemerintah yang tidak peduli terhadap nasib guru honorer. Gaji yang selama ini diterima guru honorer hanya Rp 100 ribu per bulan.

Setidaknya ini yang dialami 664 guru honorer yang telah mengabdi di sejumlah sekolah di Bulukumba. Bahkan, terkadang gaji ini tidak dibayarkan. Rahman berharap, tahun ini ada perhatian pemerintah dengan mengalokasikan anggaran di APBD 2010 untuk guru honorer. (syr)

[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Penyuluh Pertanian dan Petugas BKPPP Bulukumba Studi Banding ke Jawa Barat


Sebanyak 25 orang koordinator penyuluh/petugas dari Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKPPP) Kabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi Selatan melaksanakan studi banding di BBPP Lembang pada hari selasa, 8 Desember 2009. Kabupaten Bulukumba terdiri dari 10 kecamatan dengan potensi daerah di sektor pertanian dan peternakan. Karena itu tujuan kedatangan mereka adalah untuk meningkatkan kompetensi tenaga penyuluh/staf BKPPP Bulukumba.

Polisi Periksa Anggota DPRD Bulukumba

Harian Ujungpandang Ekspres
http://www.ujungpandangekspres.com (http://www.ujungpandangekspres.com/index.php?option=read&newsid=41499)
Senin, 22-02-2010

Polisi Periksa Anggota DPRD Bulukumba
- Terkait Kasus Pemalsuan Tanda-tangan


BULUKUMBA, UPEKS--Penyidik di Polres Bulukumba memeriksa Ketua PD Partai Golkar Bulukumba Andi Muttamar, di lembaga pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Tacoorong, Bulukumba. Muttamar yang sampai saat ini menjabat sebagai ketua DPRD Bulukumba diperiksa sebagai saksi dalam kasus pemalsuan tanda-tangan dan surat-surat DPD Partai Golkar Bulukumba yang dilakukan Hamzah Pangki, sekertaris DPD Partai Golkar Bulukumba.

Desember 2009 lalu, sejumlah pengurus DPD Partai Golkar melaporkan Andi Hamzah Pangki ke Polres Bulukumba. H Patola, serta Nirwan Arifuddin, pengurus DPD Partai Golkar Bulukumba, melapor ke Polisi karena tanda-tangan mereka diduga dipalsukan oleh Hamzah Pangki. Sementara itu, Azikin SH, yang juga pengurus DPD Partai Golkar Bulukumba juga melaporkan Hamzah Pangki ke Polisi, terkait penggunaan nomor surat dan stempel palsu.

Ketiga orang pengurus teras DPD Partai Golkar Bulukumba itu, tidak menerima perilaku sekertaris Partai Golkar Bulukumba yang juga anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bulukumba Hamzah Pangki, yang mengirim surat ke DPD Partai Golkar Sulsel dengan cara memalsukan tanda-tangan mereka dan penggunaan nomor dan stempel partai yang tidak benar.

Muttamar Mattotorang, diperiksa penyidik Polres Bulukumba sebagai saksi dalam kasus pemalsuan yang diduga dilakukan Hamzah Pangki. Penyidik Polres Bulukumba yang dipimpin Insektur Dua (Ipda) Polisi, Mustafa Awing, memeriksa Muttamar, Jumat, (19/2) sore, di Lapas Taccorong Bulukumba. Kesaksian Muttamar yang dituangkan dalam bentuk berita acara pemeriksaan (BAP) diperlukan polisi, agar kasus tersebut cepat selesai. Muttamar berada di Lapas Tacoorong sejak 10 Desember 2009 lalu, untuk menjalani putusan MA dalam kasus Bappeda.

"Ada Sembilan Belas pertanyaan yang diajukan penyidik kepada saya," kata Muttamar Mattotorang, yang mengkonfirmasi pemeriksaan dirinya sebagai saksi, Sabtu (20/2).

Muttamar yang saat ini masih menjabat sebagai ketua DPRD Bulukumba, mengatakan pemeriksaan terhadap dirinya dilakukan tanpa harus ada surat izin dari gubernur.

Penyidik di Polres Bulukumba berasalan, sesuai UU Susduk, bila dalam waktu 30 hari sejak penyidik meminta permohonan izin memeriksa anggota DPRD kepada gubernur belum diterbitkan, maka, penyidik diberi kewenangan memeriksa anggota DPRD Bulukumba tanpa harus ada surat izin dari gubernur. Karenanya, dalam waktu dekat ini, penyidik Polres Bulukumba juga akan segera memeriksa anggota DPRD Bulukumba Hamzah Pangki.

[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Dukungan Ganda di Lutim dan Bulukumba

| Fajar Online | Fajar News | Kabar Pilkada |
JUMAT, 26 FEBRUARI 2010 | 00:19 WITA | 2814 Hits
(www.fajar.co.id)

Dukungan Ganda di Lutim dan Bulukumba
- Sebelas Calon Mendaftar di Lutra


MAKASSAR -- Fenomena dukungan ganda partai politik untuk pasangan calon bupati dan calon wakil bupati terjadi di Luwu Timur dan Bulukumba. Di Lutim, Partai Demokrat mengusung pasangan Nur Husain-Abdul Madjid Tahir dan paket Saldy Mansyur-Asrul Mappasabbi. Saldy melampirkan rekomendasi DPP, sedangkan Nur Husain memasukkan rekomendasi DPC Demokrat Lutim dan DPD Demokrat Sulsel.

Saldy yang ditemui setelah mendaftar, menuturkan bahwa pihaknya siap menerima konsekuensi hasil verifikasi KPU nantinya. Wakil Ketua I DPC Partai Demokrat Lutim, Isa Anshori, yang datang mewakili Demokrat mendampingi Saldy-Asrul, membenarkan rekomendasi yang dibawa langsung dari DPP.

Nur Husain sendiri yang dikonfirmasi menuturkan wajar saja jika ada paket lain yang mengklaim. Namun Nur Husain menyatakan dukungan yang sebenarnya dua partai ini tertuju kepada dirinya.
Ketua KPU Lutim, Muhammad Ayyub, mengatakan akan mengklarifikasi dualisme rekomendasi tersebut ke DPD Demokrat Sulsel dan DPP Partai Demokrat.

Ketua DPD Partai Demokrat Sulsel, Syamsul Mappareppa, menegaskan, Partai Demokrat mengusung Nur Husain di Luwu Timur. Jika ada kandidat lain yang mengklaim dukungan Demokrat, maka itu ilegal.
Syamsul mengakui adanya informasi tentang SK dukungan terhadap Saldy Mansyur. Namun, dia mengatakan keputusan terakhir yang menjadi pegangan Partai Demokrat adalah Nur Husain.

Syamsul menjelaskan bahwa SK DPP yang dikantongi Saldy Mansyur tertanggal 31 Januari 2010. Namun, pada 17 Februari, DPP memutuskan bahwa di Luwu Timur, Demokrat mengusung pasangan Nur Husain-Abdul Madjid Tahir.

Pilkada Lutim akan diikuti lima pasangan calon. Selain Nur Husain dan Saldy, juga ada pasangan Hatta Marakarma-Thoriq Husler, pasangan Umar Ranggong-Ilham Labbase serta pasangan Nur Parantean-Aspar Safar.

Di Bulukumba, dua parpol yang memasukkan dukungan ganda. Kedua parpol itu adalah Partai Kedaulatan dan Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN). Kedaulatan memasukkan rekomendasi untuk pasangan Andi Puli Sulthan-Sumrah dan pasangan Sukri Sappewali-Rasyid Sarehong. Sedangkan PPRN memasukkan rekomendasi untuk Sukri dan pasangan Zainuddin-Syamsuddin.

Pasangan Puli Sulthan-Sumrah resmi mendaftar sebagai calon bupati di KPU Bulukumba, Kamis 25 Februari. Pasangan ini datang ke KPU didampingi ratusan simpatisan dan pengurus partai pengusung. Selain Kedaulatan, Puli juga diusung sebelas parpol lain seperti PBR, RepublikaN, PNI Marhaenisme, PPI, PPNUI, PIS, dan PNBKI.

Bakal calon lainnya yang mendaftar kemarin adalah Syafruddin Amjar-Yusni Mappanyulle. Pasangan ini maju dengan dukungan enam kursi di parlemen, yakni Partai Amanat Nasional (PAN) dan PPP.

Pendaftaran calon bupati Bulukumba telah berakhir kemarin. Ada enam paket calon yang bakal meramaikan pesta demokrasi ini dan telah mendaftar di KPU, yakni Zainuddin-Syamsuddin, H Muhammad Arif-Abdul Hafid Makking Arif, Abdul Kahar Muslim-Askar, AM Sukri Sappewali-Rasyid Sarehong, Andi Syafruddin Amjar-Yusni Mappanyulle, serta Andi Puli Sulthan-Andi Sumrah.

Cabup Lutra

Luwu Utara mencatat rekor sebagai daerah yang paling banyak peserta pilkadanya. Hingga penutupan pendaftaran kemarin, jumlah pasangan yang memasukkan berkas di KPU mencapai sebelas pasangan.

Pasangan terakhir yang mendaftar terkahir kemarin di KPU Lutra yakni, pasangan Arsyad kasmar-Gempur Waseso yang diusung Partai Golkar, PDP, dan Partai Pakar Pangan. Arsyad-Gempur merupakan calon ke 11 yang mendaftarkan diri ke KPU.

Sebelumnya, sepuluh calon juga telah menyerahkan berkas pendaftarannya ke KPU. Lima pasangan yang maju melalui jalur independen, yakni Sam Sumastono-Isjaya Kaladen, Masrah Marang-Ahmad Mas’ud, Tanri Padang-Suhardi M Anwar, Maisaroh-Basiruddin, dan Rapiuddin Syah-Marhaena.

Sementara enam paket lainnya yang maju melalui jalur partai, yakni pasangan Arsyad Kasmar-Gempur Waseso yang diusung Partai Golkar, Arifin Junaidi-Indah Putri Indriani, yang mengumpulkan 11 partai nonparlemen, paket Mahmud Rompegading-Syaifullah Burhan yang diusung oleh PKS dan PPP.

Juga ada pasangan Ilham Noertoadji-Hamzah Jalante yang diusung PDK dan Hanura, pasangan Sakaruddin-Ahmad Ridha yang diusung Partai Republikan, PAN, dan PKPB serta paket Thahar Rum-Ansar Akib diusung oleh Partai Demokrat, Partai Patriot, dan PKB.

Enam di Pangkep

Kelompok Kerja Pencalonan KPU Pangkep menetapkan enam pasangan bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Pangkep 2010-2015 telah memenuhi syarat untuk didaftar sebagai kandidat Pilkada Pangkep 2010.

Keenam pasangan ini masing-masing Andi Baso Amirullah-Andi Kemal Burhanuddin, HM Taufik Fachruddin-Hj Nurul Jaman Syafruddin serta H Syamsuddin A Hamid-HA Rahman Assegaf. Tiga pasangan lainnya, yakni, Kamrussamad-Rizaldi Parumpa, H Mansyur-Hasan Basri serta Drg Fadhilla Mallarangang-Abdul Muis, resmi terdaftar di KPU Pangkep, Kamis 25 Februari.

Berbeda dengan tiga pasangan sebelumnya, suasana pendaftaran kemarin tidak diwarnai pengerahan massa pendukung secara besar-besaran. Baik Kamrussamad-Rizaldi Parumpa, H Mansyur-Hasan Basri, serta Drg Fadhilla Mallarangang-Abdul Muis yang mendapat giliran mendaftar paling terakhir hanya diantar oleh ratusan pendukungnya. (man-sap-syr-aha-amr)

[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Korupsi, Ya, Korupsi



Ada empat hukum dasar logika, yaitu hukum identitas, hukum kontradiksi, hukum tiada jalan tengah, dan hukum cukup alasan. ‘’Hukum identitas’’ menyebutkan bahwa sesuatu adalah selalu sama atau identik dengan dirinya sendiri. Menurut hukum ini, A adalah A dan bukan yang lainnya. Keberadaannya absolut. Contohnya, korupsi adalah korupsi, bukan yang lain.

Selasa, 23 Februari 2010

Arif Berobsesi Kalahkan Dua Bupati

RABU, 24 FEBRUARI 2010 | 23:03 WITA | 352 HitsShare |
Sumber: www.fajar.co.id
http://news.fajar.co.id/read/83435/92/arif-berobsesi-kalahkan-dua-bupati

Arif Berobsesi Kalahkan Dua Bupati

BULUKUMBA -- Mantan Ketua DPRD Bulukumba, Muhammad Arif berobsesi mengalahkan dua bupati dalam pilkada Juni mendatang. Kedua bupati yang menjadi rivalnya adalah Bupati Bulukumba, AM Sukri Sappewali dan Bupati Pohuwato Gorontalo, Zainuddin yang juga maju di pilkada Bulukumba.

"Saya akan mengalahkan dua bupati. Insya Allah jika didukung masyarakat di daerah ini saya akan menjadi bupati Bulukumba 2010-2015," katanya kepada wartawan di kantor KPU.

Arif yang berpasangan dengan Abdul Hafid Makking resmi mendaftar di KPU Bulukumba, Selasa, 23 Februari. Pasangan ini diusung tiga partai yakni Demokrat, Hanura, dan PBB dengan jumlah kursi delapan.

Sebelum mendaftar, pasangan ini menggelar deklarasi di Desa Polewali di sekitar kediaman Arif. Massa yang memadati lapangan dihibur artis dari Makassar. Seluruh pimpinan partai pengusung juga menyampaikan orasi politik. Sekretaris Partai Hanura Bulukumba, Ikbal Sabir mengatakan, mesin politik partainya siap bekerja maksimal. Dia juga yakin pasangan ini akan memenangkan pilkada.

Sikap PAN

Partai Amanat Nasional (PAN) mengusung pasangan Syafruddin Amjar-Yusni Mappnyulle dalam pilkada Bulukumba. Keputusan ini ditetapkan dalam pleno DPW PAN Sulsel di Makassar Senin malam, 22 Februari.

DPD PAN Bulukumba mengajukan dua nama ke DPW. Selain Syafruddin, PAN Bulukumba juga mengirim pasangan Andi Puli Sultan-Andi Untung Pangki. Tetapi dengan berbagai pertimbangan PAN memutuskan mendukung Syafruddin.

Ketua PAN Bulukumba, Edy Manaf mengatakan hal itu kepada Fajar Selasa kemarin. Selain PAN, kandidat ini juga mendapat dukungan dari PPP yang memiliki dua kursi. (syr)



[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Bupati Bulukumba Dilapor ke Polisi

Bupati Bulukumba Dilapor ke Polisi

Wednesday, 24 February 2010
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/306616/

BULUKUMBA (SI) – Bupati Bulukumba Andi Sukri Sappewali dilaporkan ke Polres Bulukumba oleh Ismar Syafruddin, salah seorang calon Bupati Bulukumba, kemarin. Dalam laporannya, Andi Sukri diduga melakukan pencemaran nama baik terhadap pelapor.

“Selain melakukan pencemaran nama baik, Andi Sukri juga melakukan penistaan agama,” kata Ismar seusai melaporkan kasus tersebut di Polres Bulukumba, kemarin.

Ismar yang juga seorang pengacara ini didampingi Amar Ma’ruf sebagai kuasa hukumnya. Menurut Ismar, beberapa hari lalu salah seorang kerabatnya mendapatkan pesan pendek (SMS) dari Andi Sukri yang isinya menyakan bahwa dirinya melakukan kampanye hitam (black campaign) terhadap Andi Sukri tentang pencalonannya sebagai Bupati Bulukumba. Lantas, oleh saudaranya tersebut isi pesan SMS tersebut di-forward kepada Ismar.

“Karena itu Andi Sukri juga melanggar Undang- Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE),” kata Ismar.

Ismar memaparkan isi pesan SMS tersebut berbunyi, “Itu si Omo adiknya Kahar Butung mengadakan black campain terhadap saya dengan mengkhianati profesinya selaku pengacara. Ini tidak etis, karena apa yang pernah kita bicarakan dalam masalah hukum, dia beberkan ke masyarakat dalam bentuk fitnah, dengan mengedepankan Syariat Islam,” tutur Ismar membacakan isi pesan SMS tersebut.

Amar Ma’ruf mengatakan, Andi Sukri diduga telah melakukan perbuatan fitnah terhadap Isma sebagai calon kandidat bupati pada pilkada mendatang. Bupati juga dituduh telah melakukan penodaan terhadap agama karena telah mengusung Syariat Islam untuk mencalonkan diri sebagai bupati.

“Sesuai SMS yang dikirim, Andi Sukri telah melanggar pasal berlapis,” katanya.

Ismar mengatakan, merasa terancam adanya kiriman SMS yang diduga dilakukan oleh Andi Sukri tersebut.

“Saya berani katakan Andi Sukri karena sesuai nomor yang tertera adalah nomor milik Andi Sukri,meski mengirim tidak melalui saya secara langsung. Kami juga merasa pesan tersebut diduga dikirim oleh bupati ini sangat meresahkan bahkan mengganggu keluarga saya. Saya merasa terancam, makanya saya melaporkan diri,” kata Isma.

Dalam kasus ini, kata Ismar, dirinya pernah didatangi seorang perempuan yang mengaku kakak Andi Sukri.

Dia meminta agar kasus ini diselesaikan secara kekeluargaan. Tapi, oleh Ismar, permintaan itu ditolak.

“Kami berniat membawa kasus ini diproses secara hukum. Meskipun pelakunya meminta maaf, namun kasus ini tetap harus diproses,” tuturnya.

Dia menambahkan, dalam mencalonkan diri sebagai kandidat bupati, ingin menerapkan Syariat Islam di Bulukumba.

“Apapun yang terjadi, kami akan tetap memperjuangkan tegaknya Syariat Islam,” katanya.

Sementara itu, Andi Mauragawali, adik Andi Sukri mengatakan, isi pesan singkat (SMS) tersebut bukan pencemaran nama baik. Justru pelapor yang melakukan pencemaran nama baik karena sudah melempar isu bahwa Andi Sukri ditangkap oleh Kodam VII/Wirabuana.

“Bukan seperti itu caranya kalau menyosialisasikan diri pada pilkada ini. Kalau melaporkan ke polisi silahkan saja,” kata Andi Mauragawali saat ditemui di rumahnya, kemarin. (baharuddin)


[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Survei Terbaru: Syukri Masih Unggul di Bulukumba

Survei Terbaru: Syukri Masih Unggul di Bulukumba

Laporan: Mursalim Djafar. tribuntimurcom@yahoo.com
Minggu, 21 Februari 2010 | 15:53 Wita
(http://www.tribun-timur.com/read/artikel/80147/Survei_Terbaru_Syukri_Masih_Unggul_di_Bulukumba)

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Popularitas Andi Sukri Sappewali, calon Bupati Bulukumba belum mendapat saingan berarti dari sejumlah bakal kandidat lain yang akan menjadi lawan kandidat incumbent tersebut.

Berdasarkan survei PT Lingkaran Jurnal Indonesia (LJI), Andi Sukri Sappewali, yang juga bupati saat ini, popularitasnya masih di atas angin.

Direktur Eksekutif PT LJI Sulsel, Basri Kajang, mengatakan, popularitas Andi Sukri Sappewali mencapai 95,5 persen. "Ini adalah hasil survei terbaru yang dilakukan dari tanggal 1-6 Februari 2010," kata Basri Kajang kepada wartawan di kantornya, Minggu (21/02/2010).

Popularitas tersebut tidak tertandingi dibanding calon-calon lainnya yang telah mendeklarasikan diri untuk maju pada pemilihan umum kepala daerah (Pilukada) Bulukumba, Juni mendatang. Nama Kahar Muslim tingkat popularitasnya hanya sebesar 55,7 persen dan Andi Mahfud hanya 35,2 persen.

Selain melakukan survei popularitas, PT LJI juga mensurvei soal kepuasan kinerja, khususnya terhadap Andi Sukri Sappewali. Hasilnya menyatakan, 70,9 persen masyarakat Bulukumba cukup puas dengan kepemimpinan Sukri Sappewali. Sedangkan masyarakat yang ingin agar Andi Sukri Sappewali kembali memimpin Bulukumba sekitar 52 persen.

Menurut Basri, salah satu faktor sehingga popularitas Andi Sukri Sappewali cukup tinggi, karena dia masih menjabat sebagai bupati.

Kata Basri, survei dilakukan dengan menggunakan metode multistage random sampling dengan 440 responden yang diambil dari 10 kecamatan di kabupaten tersebut. Seperti diketahui, Andi Sukri Sappewali saat ini telah resmi diusung oleh Partai Golkar untuk kembali memimpin Kabupaten Bulukumba.

Berdasarkan Survey internal DPP partai Golkar, nama Sukri Sappewali memang memilki popularitas yang tidak tertandingi di bumi panrita lopi tersebut.(*)


[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Senin, 22 Februari 2010

4 Bule Bangkitkan Wisata Pantai Bira




4 Bule Bangkitkan Wisata Pantai Bira

* Jumlah Wisatawan Asing ke Bulukumba Terus Meningkat
* Kapal Pesiar Eropa Juga Rajin ke Makassar

Tribun Timur, Makassar
http://www.tribun-timur.com/read/artikel/66651
Minggu, 3 Januari 2010

Bulukumba, Tribun - Peningkatan kunjungan jumlah wisatawan asing, terutama dari Eropa, ke kawasan wisata Pantai Bira, Bulukumba, ditunjang oleh keberadaan empat bule yang mengelola kawasan wisata tersebut.

Keempat warga asing itu adalah Amatores (60) dari Spanyol, Eltis (40) dari Jerman, serta dua warga negara Perancis, Barto (45) dan Topo (50).

Usaha yang dikelola oleh keempatnya, antara lain, mendirikan hotel atau resort, menyediakan souvenir, hingga memperjual belikan perahu pinisi buatan Tanjung Bira yang terkenal karena keandalannya.

"Saya pertama kali ke sini lima tahun lalu dan saya kagum dengan keindahan Tanjung Bira yang tak kalah menariknya dengan tempat lainnya seperti Bali," kata Matori yang didampingi staf Dinas Pariwisata Bulukumba, Mustamar, Sabtu (2/1).

Data di Pemkab Bulukumba menunjukkan, jumlah wisatawan asing yang datang ke daerah ini terus mengalami lonjakan. Bila pada 2007 jumlahnya mencapai 1.400 orang, maka pada 2008 naik menjadi 1.600 orang, dan 2009 sudah mencapai 2000 orang.

Wisata bahari Bulukumba bangkit dan terkenal di manca negara, khususnya di Eropa, tanpa banyak campur tangan dati pemkab setempat. Kawasan wisata Pantai Bira terkenal dengan airnya yang masih biru dan pasir putihnya.

Stimulan Pemprov

Bagaimana sikap Pemprov Sulsel dalam mendukung pariwisata di daerah? Gubenur Syahrul Yasin Limpo yang ditemui di Gubernuran, Makassar, tadi malam, malangatakan, agenda pariwisata Sulsel sifatnya hanya stimulan.

Menurutnya, justru pemkab/pemkot yang harus yang lebih aktif. Dia memberi contoh Toraja yang terus menggeliat dan Selayar sedang bersemangat.

"Bagaimana daerah lain. Ada Pantai Bira di Bulukumba. Tinggal kita lihat mana yang jadi prioritas lebih dulu. Saya berharap muncul ikon baru pariwisata untuk mendongkrak popularitas daerah. Asalkan jangan ada yang lempar-lempar di jalan (demonstrasi)," kata Syahrul.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel baru akan menggelar rapat koordinasi dengan stakeholder pariwasata awal Juni tahun ini. Rapat membahas berapa target wisatawan asing dan wisatawan lokal yang akan berkunjung ke Sulsel.

"Awal 2010 ini kita belum ada pembicaraan target baru. Rapat koordinasinya baru dilaksanakan awal Juli," kata Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel, Suaeb Mallombasi, di sela-sela santap malam pemprov dengan Menko Kesra Agung Laksono, di Rujab Gubernur tadi malam.

Pihak yang diundang rakor di antaranya pejabat internal disbudpar, kadis disbudpar kabupaten/kota se-Sulsel, asosiasi perhotelan seperti PHRI, Asita, API, manajemen akademi pariwisata (Akpar), unsur pelaku pariwisata, dan tokoh pariwisata.

Untuk jumlah kunjungan wisatawan ke Sulsel selama 2009, Disbudpar sementara mengumpulkan datanya.

Khusus untuk menggairahkan kepariwisataan di daerah, Suaeb mengimbau dilakukan pembenahan objek pariwisata.

"Agar pengunjung merasa betah, dan menetapkan kalender tetap event pariwisata," kata Koordinator Tim Senior Sayang saat pilgub lalu ini.

Suaeb juga sudah menyampaikan ke disbudpar kabupaten/kota imbauan gubernur untuk menggelar event tetap tahunan.

"Gubernur mendorong kabupaten/kota menetapkan kalender tetap event tahunan yang bisa menyedot perhatian wisatawan. Misalnya di Enrekang ada Festival Bontokabobong," lanjut Suaib.

Rajin Promosi

Amatores mempekerjakan lima karyawan yang direkrut dari warga setempat di bawah bendera PT Sulawesi Sea Resort. Kamar hotel yang dikelolanya dipasarkan dengan mata uang euro yang lebih mahal dari dolar AS.

Amatores banyak juga melakukan promosi di Spanyol untuk perkembangan pariwisata di daerah ini. Karyawan yang dijadikan sebagai pekerja itu khususnya pengelola hotel dan pencari kerang serta souvenir lainnya seperti pembuatan sarung bira.

Usaha yang sama juga dilakoni oleh Eltis dengan mempekerjakan 10 karyawan yang juga asal Bira. Ia banyak menggunakan tenaga kerja yang cacat.

Lain halnya dengan Barto dan Topo yang lebih memilih menjadi pengusaha jual beli perahu pinisi. Ia meminta untuk dibuatkan perahu pinisi lalu dijualnya ke Eropa dan negara lainnya. Mereka juga banyak melakukan promosi di negara asalnya Preancis.

Para pengusaha ini tidak banyak bergantung dari pemerintah Bulukumba cukup saja mematuhi aturan yang berlaku di daerah ini dengan membayar pajak yang juga sama pengusah lokal lainnya di daerah ini.

Bahkan banyak mengurangi pengangguran dan meningkatkan ekonimi warga dengan memberdayakannya sebagai pengrajin souvenir hingga pengelolah penginapan dan restoran.(cr5/cr6/sur/lim)

Wisatawan asing ke sulsel
2009: 45 ribu orang
2008: 32 ribu orang

Makassar
2009: 6.000 orang
2008:
2007: 19.785

Bulukumba:
2007: 1.400 orang
2008: 1.600 orang
2009: 2000 orang


[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Bulukumba Peroleh Dana Bencana Alam Rp 8,6 M

Harian Ujungpandang Ekspres (www.ujungpandangekspres.com)
Senin, 15-02-2010


Bulukumba Peroleh Dana Bencana Alam Rp 8,6 M

BULUKUMBA, UPEKS--Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulukumba, menerima bantuan dana bencana alam senilai Rp8,6 miliar. Dana bencana alam tersebut merupakan bantuan langsung dari Badan Penanggulangan Bencana Alam Nasional.

Rencananya, dana bantuan bencana alam senilai Rp8,6 miliar itu, akan digunakan untuk memperbaiki sejumlah infrastruktur yang rusak akibat bencana alam yang melanda Bulukumba Juni 2006 lalu.

"Dananya sudah masuk. Dana bantuan bencana alam Rp8,6 miliar itu akan digunakan untuk mperbaikan sejumlah infrastruktur seperti pantai, jalan, serta sungai. Dan, dana bantuan itu dibawah kendali Badan Penanggulangan Bencana Daerah," kata Ir Harun, Kepala Dinas (Kadis) Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Bulukumba, Jumat (12/2).

Pemkab Bulukumba, sudah membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). BPPBD yang baru saja dibentuk itu, dipimpin Kadis PSDA Bulukumba Ir Harun. Dana bantuan Rp8,6 miliar itu, ditransfer Badan Penanggulangan Bencana Alam Nasional ke BPBD Bulukumba.

Sejumlah program perbaikan infrastruktur sudah siap dilaksanakan. Salah satunya adalah perbaikan tanggul Pantai Merpati. Ir Harun, menambahkan meski tahun ini Bulukumba hanya mendapat dana bantuan bencana alam untuk perbaikan infrastruktur, namun tidak tertutup kemungkinan tahun depan akan mendapat bantuan disektor sosial dan kesehatan.

[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

UNDP Masukkan IPM Bulukumba Dalam Kategori Menengah

UNDP Masukkan IPM Bulukumba Dalam Kategori Menengah

Jumat, 05 Pebruari 2010
www.antara-sulawesiselatan.com

Bulukumba (ANTARA News) - United Nation Development Program (UNDP) menilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel), yang mencapai 69,9 persen pada 2008 masuk dalam kategori menengah.

Angka IPM tersebut terungkap pada sambutan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo yang diwakili Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel Andi Muallim pada peringatan hari jadi ke-50 kabupaten tersebut di Bulukumba, Jumat.

Pencapaian angka IPM tersebut dikatakan mendekati angka nasional yang mencapai 71,17 persen.

Ia menjelaskan, kondisi ini didukung oleh laju inflasi Sulsel yang berada di bawah angka 2,5 persen serta IPM Sulsel yang untuk pertama kali mencapai 70,22 pada 2008 dibandingkan 2007 yang hanya 67,75 atau naik 2,47 poin.

Perkembangan positif serupa juga terjadi di Kabupaten Luwu. Lima tahun sejak memekarkan diri sebagai kabupaten, daerah ini mencatat IPM 73 persen.

Sebelumnya Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengatakan, dengan prestasi tersebut Luwu berada pada peringkat enam dari 10 provinsi dengan pertumbuhan IPM terbaik di Sulsel.

Dengan pencapaian ini, Gubernur menargetkan pendapatan perkapita masyarakat Sulsel pada 2010 meningkat menjadi Rp11 juta dari Rp8 juta yang telah dicapai selama dua tahun terakhir. (T.KR-RY/N002)



[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Demokrat Usung Buangan Golkar

Harian Fajar (www.fajar.co.id)
Jumat, 19 Februari 2010


Demokrat Usung Buangan Golkar
Tantang Head to Head di Pilkada Sulsel

JAKARTA -- Pemilihan kepala daerah di Sulawesi Selatan pertengahan tahun ini akan menyajikan pertarungan sengit sesama kader Partai Golkar. Hal itu dipastikan setelah Kamis 18 Februari, Partai Demokrat memutuskan mengusung sejumlah kader terbuang Golkar di beberapa kabupaten yang akan pilkada.

Dari tujuh calon bupati usungan Demokrat yang sudah ditetapkan kemarin, hanya pilkada di Gowa partai bentukan Susilo Bambang Yudhoyono itu memilih berkoalisi dengan Golkar dengan menetapkan Ichsan Yasin Limpo sebagai calon bupati.

Selebihnya, Demokrat memilih mengusung calon yang dibuang oleh partai berlambang pohon beringin rindang tersebut. Enam daerah dimaksud adalah Pangkep, Barru, Luwu Utara, Luwu Timur, Soppeng, dan Bulukumba.

“Nama-nama pasangan ini ditetapkan berdasarkan pertimbangan yang panjang. Sejak Senin, nama-nama tersebut telah diverifikasi sesuai dengan survei yang dilakukan DPP dan DPD. Dan setelah melihat elektabilitasnya, kami menetapkan nama-nama tersebt,” jelas Ni’matullah usai menghadiri sidang penetapan calon bupati Demokrat di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta.

Rapat itu antara lain dihadiri Ketua DPP Hadi Utomo, Sekjen Demokrat Amir Syamsuddin, Ketua DPD Demokrat Sulsel Syamsul Mappareppa, dan Wakil Ketua DPD Demokrat Sulsel Ni’matullah.

Di Pangkep, Partai Demokrat dipastikan berhadapan dengan Partai Golkar yang sebelumnya telah memutuskan mengusung Ketua DPD II Partai Golkar Pangkep, Syamsuddin Hamid. Demokrat sendiri mengajukan mantan Bupati Pangkep, Baso Amirullah sebagai calon bupati. Baso dipasangkan dengan Bau Kemal Burhanuddin.

Di Barru, pertarungan di internal Partai Golkar juga tak terelakkan. Seperti diprediksi sebelumnya, Partai Demokrat mengusung pasangan Malkan Amin-Sofyan Lakki. Sebelumnya, Malkan yang merupakan tokoh senior Partai Golkar dan saat ini masih duduk di DPR RI, kalah bersaing dengan Andi Idris Syukur untuk mengendarai Golkar.

Kepada Fajar malam tadi, Malkan mengaku berterima kasih kepada Demokrat. Malkan siap bekerja keras dan meminta dukungan dari warga Barru untuk memimpin Barru lima tahun ke depan.

Dengan dukungan Partai Demokrat, partai pengusung Malkan-Sofyan menjadi empat parpol. Tiga partai lainnya adalah PKS, PPP, dan PBR. Keempat partai politik tersebut menguasai tujuh kursi di DPRD Barru.

Di Luwu Utara, Thahar Rum berhasil menyaingi Mahmud Rompegading untuk mengendarai Demokrat. Di daerah itu, Demokrat memasangkan kadernya yang juga Ketua DPC Demokrat Luwu Utara, Ansar Akib dengan Thahar.

Pertarungan Demokrat-Golkar juga terjadi di Luwu Timur. Jika Golkar mantap mengusung pasangan Hatta Marakarma-Thorig Husler, Demokrat justru mengusung Nur Husain yang juga berpasangan dengan kader senior Partai Golkar, Abdul Madjid Tahir.

Di Bulukumba, pertarungan Demokrat-Golkar juga dipastikan sengit. Demokrat mengusung mantan Ketua DPRD Bulukumba asal Partai Demokrasi Kebangsaan, Muhammad Arif. Partai Golkar sendiri mengusung incumbent Andi Sukri Sappewali.

Di Soppeng, seperti diperkirakan sebelumnya, Demokrat akhirnya mengusung Andi Sulham Hasan. Sulham berhasil menyaingi incumbent Andi Soetomo yang namanya turut dikirim Tim Sembilan ke DPP Partai Demokrat.

Khusus pasangan Sulham, sempat terjadi polemik. Tim Sembilan mengusulkan Supriansa namun sempat berembus kabar DPP menolaknya. Namun, kemarin Ketua DPD Partai Demokrat Sulsel, Syamsul Mappareppa, mengatakan soal pasangan Sulham di Soppeng sudah diselesaikan. Seperti rekomendasi Tim Sembilan, Partai Demokrat resmi memaketkan Andi Sulham Hasan dengan Supriansa.

Ni’matullah juga menegaskan bahwa Demokrat tetap mendorong Supriansa. Namun, hal itu masih akan dibicarakan dengan partai koalisi. Apalagi, PDK mengancam akan menarik dukungan kepada Sulham jika tidak berpaket dengan Syarifuddin Rauf.

Empat Daerah Masih Alot

Jika tujuh daerah sudah dipastikan pasangan calon yang akan mengendarai Demokrat, maka lain halnya dengan di Maros, Toraja, Toraja Utara dan Selayar. Di empat daerah itu, ungkap Wakil Ketua DPD Demokrat Sulsel Ni’matullah, belum ada kata sepakat antara DPP dan DPD.

“Di Toraja, yang maju sebagai kandidat adalah Ketua DPC Demokrat Toraja, Yohannes Embong sedangkan di Toraja Utara yang maju juga ketua Demokrat, Palino Popang. Sayangnya, kedua kader ini surveinya masih rendah dibandingkan kandidat lain,” kata Ni'matullah, malam tadi.

Atas dasar itulah, DPP beralasan untuk tidak mengusung kadernya karena surveinya rendah. Hanya saja, DPD mempertimbangkan bahwa dari sejumlah daerah, mereka itu adalah kader yang patut diajukan untuk ikut bertarung.

Khusus untuk Maros sendiri, tambah Ni’matullah, ada dua calon bupati yang mendaftar. Mereka adalah Syahriwijaya dan Andi Paharuddin. Karena keduanya adalah tokoh non partai, maka Demokrat harus mempertimbangkan lebih matang.

Di Selayar, kasusnya juga agak berbeda. Dua kandidat yang mendaftar ke Demokrat adalah Syahrir Wahab dan Andi Nursyamsina Aroeppala. “Meskipun Syahrir Wahab memiliki survei yang lebih tinggi dibanding kader lain, namun kami akan melihat kemungkinan lain di sana,” jelas Ni’matullah.

Di tempat terpisah, Wakil Ketua Umum DPP Andi Alifian Mallarangeng mengatakan Demokrat yakin akan menang di Sulsel. Meskipun tidak menyebutkan berapa persen kemenangan yang akan diraih di 11 daerah ini, namun Alifian memprediksi lebih banyak dari partai lain.

“Saya tidak mau menyebut berapa persen yang kami menangkan. Namun kami yakin, Sulsel ke depan akan lebih banyak bernuansa biru dibandingkan warna lain,” katanya singkat. Terkait isu adanya kecurangan dalam proses penetapan pasangan bupati ini, Ni’matullah menjelaskan bahwa hal itu memang benar. Sebelumnya, mantan Ketua DPD Demokrat Sulsel Reza Ali mengungkapkan ada sejumlah kecurangan dalam proses penetapan calon bupati.

Kecurangan yang dimaksudkan politisi Senayan itu berupa adanya permainan uang yang dia istilahkan “uang setan”. Menurut Reza, DPP telah mengeluarkan rekomendasi calon bupati namun masih saja ada proses pendaftaran calon bupati yang mengharuskan pendaftarnya membayar puluhan juta.

Akan tetapi, sinyalemen yang dilontarkan Reza tersebut langsung dimentahkan Ni’matullah. Menurutnya, memang ada upaya dari beberapa kandidat yang berusaha melobi DPP dengan menawarkan sejumlah dana. Akan tetapi, hal itu diketahui DPD yang langsung mementahkannya dengan meminta DPP tidak melayani kandidat dimaksud.

“Makanya, muncul imbauan tertulis dari Ketua Dewan Pembina Demokrat, Pak SBY untuk melakukan proses pencalonan sesuai dengan mekanisme partai sehingga proses seperti ini tidak terjadi,” tegas Ni’matullah. (sap)


[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Zainuddin Bersedia Tidak Terima Gaji

Harian Fajar (www.fajar.co.id)
Selasa, 23 Februari 2010

Zainuddin Bersedia Tidak Terima Gaji

BULUKUMBA -- Calon Bupati Bulukumba, Zainuddin Hasan bersedia membuat kontrak politik pada surat pernyataan bermaterai. Isinya jika terpilih menjadi bupati, ia berjanji tidak akan menerima gaji dan tunjangannya. Seluruh gaji dan tunjangannya akan disumbangkan untuk pembangunan dan pembinaan sosial keagamaan di daerah ini.

Hal tersebut diungkapkan Zainuddin pada sesi tanya jawab saat mendaftar di KPU Bulukumba, Senin 22 Februari kemarin. "Di Pohuwato, Gorontalo saya tidak pernah mengambil gaji. Gaji saya tanda tangani dan langsung saya serahkan semuanya. Saya bukan datang cari uang di kampung halaman," katanya.

Selain itu, Zainuddin juga berjanji, akan menyiapkan dana bergulir dari kantong pribadi sebesar Rp 5 miliar yang akan diberikan kepada pengusaha ekonomi lemah sebagai penguatan modal.
Dia juga mengatakan, tidak akan menggunakan mobil dinas bupati sebagai kendaraan dinas operasional. Ia mengaku akan memakai mobil pribadi dan hanya meminjam pelat bupati.

Zainuddin menggandeng Sekretaris Kabupaten Bantaeng, Syamsuddin. Pasangan yang menggunakan tagline Zaidin ini diusung beberapa parpol yakni PPRN, PKB, PKNU, PMB, Gerindra, Merdeka, PKS, dan Pakar Pangan.

Usai mendaftar di KPU, pasangan Zaidin menggelar deklarasi di Lapangan Pemuda. Masyarakat dan simpatisannya turut hadir menyaksikannya. Hadir pada acara tersebut, artis ibukota, Kristina. Kepada pendukungnya, Zainuddin meminta untuk tetap santun dan tidak bersinggungan dengan tim sukses lainnya.

Sementara itu, Ketua Pokja Pencalonan KPU Bulukumba, Azry Yusuf mengatakan, seluruh berkas yang diajukan pasangan Zaidin dinyatakan lengkap. Dukungan partai juga lebih dari cukup. Hanya saja, kata dia, terkait dukungan partai pihaknya masih akan melakukan verifikasi. (syr)


[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Popularitas Sukri Sappewali Tertinggi

Harian FAJAR (www.fajar.co.id)
Senin, 22 Februari 2010


Popularitas Sukri Sappewali Tertinggi

BULUKUMBA -- Bupati Bulukumba, AM Sukri Sappewali berpeluang memenangkan pilkada Bulukumba Juni mendatang. Berdasarkan survei PT Lingkaran Jurnal Indonesia (LJI) yang digelar 1-6 Februari, popularitas incumbent itu melampaui kandidat calon bupati lainnya.

Direktur Eksekutif LJI, Basri Kajang mengatakan popularitas Sukri mencapai 95,5 persen. Menurut dia, popularitas tersebut tidak tertandingi dibanding calon-calon lainnya yang telah mendeklarasikan diri untuk maju di pilkada Bulukumba.

Menurut Basri, di bawah Sukri ada Kahar Muslim yang tingkat popularitasnya 55,7 persen dan Andi Mahfud 35,2 persen. Selain melakukan survei popularitas, PT LJI juga melakukan survei soal kepuasan kinerja, khususnya terhadap Andi Sukri Sappewali.

Hasil dari survei itu menyatakan, 70,9 persen masyarakat Bulukumba cukup puas dengan kepemimpinan Sukri. Sedangkan masyarakat yang ingin agar Andi Sukri Sappewali kembali memimpin Bulukumba sekitar 52 persen.

Survei LJI dilakukan dengan menggunakan metode multistage random sampling dengan 440 responden. Menurut Basri, responden diambil dari 10 kecamatan yang ada di kabupaten tersebut.

Seperti diketahui, Andi Sukri Sappewali saat ini telah resmi diusung oleh Partai Golkar untuk kembali memimpin Kabupaten Bulukumba. Berdasarkan survei internal DPP Golkar, nama Sukri Sappewali memang memilki popularitas yang tidak tertandingi di bumi panrita lopi tersebut. (syr)


[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Sabtu, 13 Februari 2010

Lingkaran Kota Bulukumba


Lingkaran Kota Bulukumba diabadikan pada peka pertama Februari 2010. Saya selalu sedih dan menangis kalau pulang kampung dan mendapati Lingkaran Kota Bulukumba dipenuhi orang untuk hura-hura, balapan, tempat pacaran, dan tempat pesta kembang api di malam lebaran (malam takbiran). (foto: asnawin)

Kamis, 11 Februari 2010

Pilih Cabup Politisi, Birokrat, Praktisi, atau Militer


Dalam teori ilmu komunikasi disebutkan bahwa kepemimpinan adalah proses memengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Proses ini tentu memerlukan keahlian berkomunikasi yang efektif, yaitu kemampuan menyampaikan makna, sehingga orang lain terpengaruh dan mau mengerjakan suatu kegiatan yang diharapkan.

Syamsuddin Tetap Maju di Bulukumba

Harian Ujungpandang Ekspres (www.ujungpandangekspres.com)
Jumat, 12-02-2010

Syamsuddin Tetap Maju di Bulukumba


MAKASSAR, UPEKS--Koordinator Pemantau Legislatif(Kopel) Sulsel, Syamsuddin Alimsyah tetap maju di pesta demokrasi lokal lima tahunan di Bulukumba. Sebelumnya suami Andi Mariatang, anggota DPRD Sulsel itu gagal maju melalui jalur independen.

Syamsuddin Alimsyah dikonfirmasi Upeks usai bertemu Ketua DPRD Sulsel, HM Roem menyerahkan draf Ranperda, Kamis kemarin mengemukakan, saat ini dirinya tetap siap untuk maju di Pemilukada Bulukumba. Hanya saja, posisinya bukan lagi sebagai bakal calon bupati melainkan wakil bupati.

Dia pun mengaku saat ini sudah ada empat tokoh yang mendekatinya. "Namun saya masih belum menyebutkan orangnya. Karena saya mau yang menjadi mitra saya adalah orang-orang yang betul-betul satu tekad yakni mengembangkan syariah Islam di sana," tandasnya.

Namun sayang, Syamsuddin enggan menyebutkan siap-siapa saja tokoh yang sedang melakukan pendekatan dengan dirinya. Terkait partai politik pengusung, Syamsuddin enggang menyebutkan partai apa yang akan dikendarainya.

"Saat ini masih dalam tahap seleksi, dan tidak logis jika saya bongkar semuanya saat ini, nantilah saya juga akan beritahu," tandasnya sambil mengaku bukan partai istrinya, PPP.

[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Kamis, 04 Februari 2010

Tawar-menawar Anggaran Pilkada

KAMIS, 04 FEBRUARI 2010
Harian Fajar, Makassar (ww.fajar.co.id)

Tawar-menawar Anggaran Pilkada

BULUKUMBA -- Besaran dana pilkada masih menjadi perdebatan hangat antara eksekutif, legislatif, dan penyelenggara pilkada, khusunya KPU Bulukumba. DPRD Bulukumba belum mengetuk palu besaran anggaran yang akan diberikan untuk pelaksanaan pilkada yang dijadwalkan berlangsung 23 Juni mendatang.

Pilkada ini layaknya barang mahal. Tawar-menawar antara tim anggaran di eksekutif dengan KPU Bulukumba masih menemui jalan buntu. KPU Bulukumba mengajukan anggaran sebesar Rp 14 miliar untuk dua putaran. Khusus untuk putaran pertama, KPU mengajukan anggaran Rp12 miliar. Sementara pihak eksekutif hanya menyetujui Rp 8 miliar. Anggaran ini telah diajukan dalam KUA/PPAS.

Anggota KPU Bulukumba, Azri Yusuf mengatakan, tidak akan gegabah menyetujui anggaran ini. Menurutnya, dana yang diusulkan Pemkab sangat tidak rasional jika melihat kondisi saat ini.

Beberapa item pembelanjaan, kata Azri yang akan dipihakketigakan butuh dana yang besar. Dia mencontohkan pemeriksaan kesehatan yang akan dipihakketigakan dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Selain itu, jumlah pemilih di Bulukumba akan berpengaruh terhadap besaran anggaran yang dibutuhkan. Belum lagi, memperhitungkan jumlah calon bupati yang kemungkinan lebih dari dua.

"Semakin banyak calon yang maju maka surat suara juga makin besar sehingga butuh dana yang lebih besar pula. Ini yang harus dipikirkan bersama," katanya.

Sementara logistik lainnya berupa bilik suara dan kotak suara sudah tidak ada masalah. Masih ada bilik dan kotak suara yang digunakan pada pemilu legislatif lalu. Anggaran yang paling banyak menyedot adalah pengadaan barang dan jasa atau logistik pemilu yang mencapai Rp 7 miliar lebih.

Hal lainnya, honorarium penyelenggara pilkada yang mengalami kenaikan, yakni Rp 6,8 miliar. "Dua item ini saja sudah lebih dari Rp 10 miliar. Sementara yang diusulkan Pemkab hanya Rp 8 miliar," ujarnya.

Makanya, KPU Bulukumba ngotot dengan anggaran Rp 14 miliar untuk dua putaran. Jumlah ini sudah sesuai dengan kemampuan daerah. Sekkab Bulukumba, Andi Untung menjelaskan, besaran Rp 8 miliar ini sudah rasional dan sesuai dengan kebutuhan. Menurutnya dana belum termasuk dana pembelanjaan lainnya di luar KPU.

Ketua Banggar DPRD Bulukumba, Fahidin HDK mengatakan, besaran dana harus disesuaikan dengan basic price yang up to date dan tidak mengada-ada. Dewan juga berharap KPU dapat merasionalisasi anggaran yang dibutuhkan sehingga jelas dana yang dibutuhkan KPU selama pelaksanaan pilkada.

Menurutnya, pesta demokrasi ini harus berjalan lancar sehingga besaran dana yang dibutuhkan harus sesuai kebutuhan KPU. Di sisi lain, KPU harus merasionalisasi anggaran yang dibutuhkan.

Fahidin menyarankan dana pilkada ini dapat dibahas lebih awal meski pengesahan dilakukan bersamaan. Hal ini berdasar pada aturan bahwa semua penganggaran diketuk bersamaan dalam satu kesatuan yang di-Perda-kan.

Dikatakan, masih ada beberapa tahapan sebelum ketuk palu, baik di eksekutif maupun legislatif. Hal yang dimaksud antara lain, SKPD masih akan membuat RKA untuk selanjutnya mengajukan RAPBD. Belum lagi pandangan fraksi dan reses dewan selama sekira tiga hari.

"Kita usahakan akhir Februari RAPBD ini sudah bisa ditetapkan," kata Fahidin. Ketua Komisi B, Abd Kahar Muslim juga memberi kesempatan kepada KPU untuk merasionalisasi anggaran yang dibutuhkan. Kahar mengatakan setelah melihat KUA/PPAS yang disodorkan Pemkab sementara ini eksekutif dan legislatif telah setuju dengan Rp 8 miliar untuk KPU dan Rp 1,4 miliar untuk panwas.

Hanya saja, ini belum final karena masih akan dibahas di RAPBD dan kemungkinan masih akan berubah. Kahar menjelaskan, KPU harus memiliki RKA agar item pembelanjaan menjadi jelas. Jika permintaan KPU di atas Rp 8 miliar maka harus bisa dirasionalkan.

Ketua Komisia A, Andi Syahrir Sahib juga berharap eksekutif secepatnya menyerahkan rancangan pokok agar dapat segera dibahas. Menurutnya, pembahasan ini bisa berjalan normal jika sesuai prosedural. Baginya, dana Rp 8 miliar sudah rasional untuk dua putaran. Ini juga disesuaikan dengan kemampuan daerah. (syr)


[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Jadikan Bulukumba Kota Tercantik di Sulsel


BUNDARAN PHINISI. Saat ini, Bulukumba telah berangkat menuju kota yang cantik, kota yang berbenah. Pendapatan per kapita penduduknya, juga terus mengalami perkembangan yang signifikan. (Foto: Asnawin)

HUT Ke-50 Bulukumba Dihadiri Ribuan Warga

HUT Ke-50 Bulukumba Dihadiri Ribuan Warga

Friday, 05 February 2010

BULUKUMBA(SI)-Peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-50 Kabupaten Bulukumba dimeriahkan dengan pagelaran seni dan budaya. Perayaan puncak acara yang berlangsung di Lapangan Pemuda, Bulukumba, kemarin dihadiri ribuan warga Bumi Panrita Lopi.


Peringatan HUT emas Bulukumba dihadiri Sekertaris Provinsi Sulsel Andi Muallim, mewakili Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo yang tidak sempat hadir. Bupati Bulukumba Andi Sukri Sappewali, Wabup Padasi,dan Wakil Ketua DPRD Husbinnas Alsi. Hadir pula sejumlah tokoh masyarakat, budayawan Bulukumba, dan seniman di Bulukumba.

Nuansa seni dan budaya adapt Bugis-Makassar sangat kental terasa mulai dari penyambutan. Perempuan dengan mengenakan pakaian adat (baju bodo) dijejer apik di sepanjang jalan hingga memasuki panggung upacara di Lapangan Pemuda. Para undangan berpakaian baju jas tutup dan songkok pamiring dan perempuannya memakai baju balada (Baju panjang hingga sebatas lutut) dan memakai sarung sutra.

Sementara di lapangan, panitia juga menyiapkan pegelaran seni budaya yakni, pagelaran seni sentra kolosal bertajuk Ode Bulukumbaku. Simbol dan harapan pegelaran seni tersebut sepenuhnya di angkat dari seni lokal yang sudah mengakar dalam peradaban di Bumi Dato Tiro.

Dalam sambutan, Bupati Andi Sukri Sappewali menyatakan kesyukuran dan kebanggaannya. HUT Bulukumba menjadi momentum penting untuk mengetahui secara mendalam nilai-nilai historis yang terkait dengan keberadaan dan terbentuknya Bulukumba sebagai daerah otonom.

”Momentum ini mari kita maknai sebagai wadah refleksi,” kata Sukri. (baharuddin)

keterangan:
- berita ini dikutip dari Harian Seputar Indonesia Sulawesi Selatan (http://www.seputar-indonesia.com/)

[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]