Langsung ke konten utama

Ingin Pulang Kampung, “Terjebak” Jadi Dosen


Musdalifah Mahmud, yang kini menjabat Wakil Rektor I Universitas Islam Makassar (UIM), awalnya hanya bercita-cita menjadi PNS di kampung halamannya. Cita-citanya yang sederhana itu masih terus dibawanya hingga duduk di bangku kuliah. Ia menjalani pendidikan dasar dan pendidikan menengah di Bulukumba. Setelah itu ia kuliah (1983) di Universitas Hasanuddin Makassar, pada Fakultas Pertanian. (Foto: Asnawin)








-------------------

Dr Musdalifah Mahmud MS:

Ingin Pulang Kampung, “Terjebak” Jadi Dosen



Anak-anak yang berasal dari kampung yang jauh dari kota besar, kebanyakan hanya memiliki cita-cita sederhana, misalnya ingin menjadi guru atau ingin menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Begitu pula yang dialami Dr Musdalifah Mahmud MSi.

Wanita kelahiran Bulukumba, 26 Juni 1963, yang kini menjabat Wakil Rektor I Universitas Islam Makassar (UIM), awalnya hanya bercita-cita menjadi PNS di kampung halamannya.

Cita-citanya yang sederhana itu masih terus dibawanya hingga duduk di bangku kuliah. Ia menjalani pendidikan dasar dan pendidikan menengah di Bulukumba. Setelah itu ia kuliah (1983) di Universitas Hasanuddin Makassar, pada Fakultas Pertanian.

“Setelah (kuliah) selesai (1988), saya tetap berniat pulang kampung untuk menjadi PNS,” ungkap Musdalifah saat berbincang-bincang dengan penulis di kampus UIM, beberapa waktu lalu.

Namun karena prestasi akademiknya cukup bagus dan memiliki kecerdasan di atas rata-rata, ia diminta oleh dosennya menjadi asisten dosen di Unhas.

“Saya menjadi asisten dosen di Unhas selama kurang lebih empat tahun, sampai-sampai banyak yang mengira saya dosen tetap di Unhas,” katanya.

Tahun akademik 1991/1992, Musdalifah mendaftar sebagai calon dosen tetap Kopertis Wilayah IX Sulawesi dan ia lulus bersama sejumlah pendaftar lainnya.

Setelah dinyatakan lulus, dirinya ditem-patkan di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali Makassar sebagai dosen tetap yang diperbantukan (DPK).

Sejak itulah, ia memantapkan dirinya sebagai dosen dan keinginan pulang kampung pun terlupakan.
Ketika STIP Al-Gazali berubah menjadi Universitas Islam Makassar, Musdalifah mendapat amanah sebagai Dekan Fakultas Pertanian (2004-2008).

Pada 2011, peraih gelar magister (1997) dan gelar doktor (2007) dari Unhas terpilih menjadi Wakil Rektor I periode 2011-2015. (win)

---------------------------------------------------------------
@Copyright Majalah Almamater, edisi ke-6, Agustus 2014
---------------------------------------------------------------

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Ikan Duyung di Bulukumba

IKAN DUYUNG. Jumaning (60), membersihkan tubuh ikan duyung yang ditemuinya di tepi pantai saat mencuci bentang (tali rumput laut) di pesisir pantai di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Selasa, 19 April 2011. Banyak warga yang berkunjung ke rumah Jumaning karena penasaran ingin melihat ikan duyung tersebut. (Foto: Kompas/k23-11) -------------------------- Kisah Ikan Duyung di Bulukumba Meski Dibacok, Ikan Duyung Tetap Hidup Harian Kompas (Kompas.com) K23-11 | yuli | Rabu, 20 April 2011 http://regional.kompas.com/read/2011/04/20/04143456/Meski.Dibacok.Ikan.Duyung.Tetap.Hidup BULUKUMBA, KOMPAS.com — Warga pesisir di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, digemparkan dengan seekor ikan duyung yang tiba-tiba muncul, Selasa (19/4/2011). Para nelayan pun kemudian berniat memotong ikan tersebut untuk mengambil dagingnya. Namun, entah mengapa ikan duyung yang tubuhnya sudah terluka akibat sabetan parang itu terus berenang hing

Pahlawan Nasional dan Andi Sultan Daeng Radja

Andi Sultan Daeng Radja bersama tujuh orang lainnya telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional melalui Surat Keputusan Presiden RI (Susilo Bambang Yudhoyono) Nomor 085/TK/Tahun 2006 tanggal 3 November 2006. Andi Sultan Daeng Radja secara diam-diam mengikuti Kongres Pemuda Indonesia, pada 28 Oktober 1928. Bersama Dr Ratulangi dan Andi Pangerang Pettarani, dirinya diutus sebagai wakil Sulawesi mengikuti rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) di Jakarta.

Kecamatan, Kelurahan, Desa, dan Kode Pos di Kabupaten Bulukumba

BUNDARAN PHINISI. Kabupaten Bulukumba yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, terdiri atas 10 kecamatan dan 126 desa/kelurahan. Berikut daftar nama-nama kecamatan, desa dan kelurahan, serta kode pos masing-masing desa/kelurahan di Kabupaten Bulukumba. (Foto: Asnawin) ----------------------------- Kecamatan, Kelurahan, Desa, dan Kode Pos di Kabupaten Bulukumba Berikut ini adalah daftar nama-nama Kecamatan, Kelurahan / Desa, dan nomor kode pos (postcode / zip code) pada masing-masing kelurahan / desa, di Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan, Republik Indonesia. Kabupaten : Bulukumba 1. Kecamatan Bonto Bahari - 1. Kelurahan/Desa Ara ----------------- (Kodepos : 92571) - 2. Kelurahan/Desa Benjala ------------- (Kodepos : 92571) - 3. Kelurahan/Desa Bira ----------------- (Kodepos : 92571) - 4. Kelurahan/Desa Darubiah ------------ (Kodepos : 92571) - 5. Kelurahan/Desa Lembanna ----------- (Kodepos : 92571) - 6. Kelurahan/Desa Sapolohe -