Langsung ke konten utama

Mencari Kayu Bakar Meski Harus "Ngesot"



CARI KAYU BAKAR. Memiliki tubuh yang tidak sempurna bukan penghalang bagi nenek tua bernama Tape (70) yang harus menyeret badannya di tanah atau ngesot saat mencari potongan kayu bakar di tengah kebun. Potongan-potongan kayu bakar itu lalu dijual untuk menyambung hidupnya. (Kompas.com/k23-11)

--------------------------

Mencari Kayu Bakar Meski Harus "Ngesot"

Kompas.com
K23-11 | Pepih Nugraha |
Senin, 25 April 2011 |
http://regional.kompas.com/read/2011/04/25/12535186/Mencari.Kayu.Bakar.meski.Harus.Ngesot.

BULUKUMBA, KOMPAS.com — Memiliki tubuh yang tidak sempurna bukan penghalang bagi Tape yang harus menyeret badannya di tanah atau ngesot saat mencari potongan kayu bakar di tengah kebun. Potongan-potongan kayu bakar itu lalu dijual untuk menyambung hidupnya.

Wanita lumpuh ini pun menjual jasanya untuk memelihara ternak ayam milik orang lain.  Dari hasil kerja keras tanpa memelas kasih kepada orang lain, nenek berusia 70 tahun ini akhirnya bisa membeli rumah panggung meski ukurannya tak besar.

"Tidak apa-apa kecil ataupun tidak bagus, yang penting nenek bisa tinggal di rumah sendiri tanpa harus numpang lagi ke rumah saudara ataupun cucu," ungkap Tape kepada Kompas.com, di rumahnya di Desa Balong, Kecamatan Ujungloe, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi selatan, Senin (25/04/2011).

Tape menceritakan, sejak lahir dirinya hanya memiliki satu kaki yang sempurna, sementara kaki sebelah kanannya kecil dan pendek sehingga ketika Tape akan berjalan dirinya terpaksa menyeret badan dengan menggunakan pinggul dan tangan kanan sebagai penopang untuk melangkah.

Senyum yang terpancar di raut wajah Tape menjadi pengobat rasa lelah setelah menyeret tubuhnya berkilo-kilometer melewati batu kerikil-kerikil tajam. Bahkan, sesekali, dalam perjalanannya Tape terpaksa harus berhenti karena kaki maupun tangannya digigit semut.

Nenek yang tidak menikah tersebut terus berjalan di tepi jalan raya kendati kendaraan-kendaraan terus melintas dengan kencang. Di usianya yang sudah tidak muda lagi, semangat hidup tidak pudar.

Seusai mengumpulkan kayu bakar, Tape menjaga ayam milik tetangga yang berada di tengah kebun cokelat tak jauh dari rumah panggung miliknya. Jika peliharaannya membuahkan hasil, keuntungannya dibagi dua dengan pemilik ayam. Sayang, semenjak mata Tape rabun, ayam-ayam yang dipeliharanya tidak sebanyak dulu.

Menjelang malam, Tape baru kembali ke rumah. Kelelahan dan kepenatan seharian mencari kayu perlahan-lahan hilang ketika Tape merentangkan badannya di atas papan kayu rumahnya.

"Uang dari hasil usaha ini nenek kumpulkan sejak masih remaja. Selama nenek masih bisa jalan, nenek tidak mau meminta-meminta di pinggir jalan. Namun, nenek sering kali dilempar uang dari pengendara yang sedang lewat ketika nenek pulang dari pasar," kata Tape sambil tersenyum.

[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Ikan Duyung di Bulukumba

IKAN DUYUNG. Jumaning (60), membersihkan tubuh ikan duyung yang ditemuinya di tepi pantai saat mencuci bentang (tali rumput laut) di pesisir pantai di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Selasa, 19 April 2011. Banyak warga yang berkunjung ke rumah Jumaning karena penasaran ingin melihat ikan duyung tersebut. (Foto: Kompas/k23-11) -------------------------- Kisah Ikan Duyung di Bulukumba Meski Dibacok, Ikan Duyung Tetap Hidup Harian Kompas (Kompas.com) K23-11 | yuli | Rabu, 20 April 2011 http://regional.kompas.com/read/2011/04/20/04143456/Meski.Dibacok.Ikan.Duyung.Tetap.Hidup BULUKUMBA, KOMPAS.com — Warga pesisir di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, digemparkan dengan seekor ikan duyung yang tiba-tiba muncul, Selasa (19/4/2011). Para nelayan pun kemudian berniat memotong ikan tersebut untuk mengambil dagingnya. Namun, entah mengapa ikan duyung yang tubuhnya sudah terluka akibat sabetan parang itu terus berenang hing

Pahlawan Nasional dan Andi Sultan Daeng Radja

Andi Sultan Daeng Radja bersama tujuh orang lainnya telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional melalui Surat Keputusan Presiden RI (Susilo Bambang Yudhoyono) Nomor 085/TK/Tahun 2006 tanggal 3 November 2006. Andi Sultan Daeng Radja secara diam-diam mengikuti Kongres Pemuda Indonesia, pada 28 Oktober 1928. Bersama Dr Ratulangi dan Andi Pangerang Pettarani, dirinya diutus sebagai wakil Sulawesi mengikuti rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) di Jakarta.

Kecamatan, Kelurahan, Desa, dan Kode Pos di Kabupaten Bulukumba

BUNDARAN PHINISI. Kabupaten Bulukumba yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, terdiri atas 10 kecamatan dan 126 desa/kelurahan. Berikut daftar nama-nama kecamatan, desa dan kelurahan, serta kode pos masing-masing desa/kelurahan di Kabupaten Bulukumba. (Foto: Asnawin) ----------------------------- Kecamatan, Kelurahan, Desa, dan Kode Pos di Kabupaten Bulukumba Berikut ini adalah daftar nama-nama Kecamatan, Kelurahan / Desa, dan nomor kode pos (postcode / zip code) pada masing-masing kelurahan / desa, di Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan, Republik Indonesia. Kabupaten : Bulukumba 1. Kecamatan Bonto Bahari - 1. Kelurahan/Desa Ara ----------------- (Kodepos : 92571) - 2. Kelurahan/Desa Benjala ------------- (Kodepos : 92571) - 3. Kelurahan/Desa Bira ----------------- (Kodepos : 92571) - 4. Kelurahan/Desa Darubiah ------------ (Kodepos : 92571) - 5. Kelurahan/Desa Lembanna ----------- (Kodepos : 92571) - 6. Kelurahan/Desa Sapolohe -