Langsung ke konten utama

Berkunjung ke Bulukumba. Lagi....


Berpetualang ke Bulukumba tentu tidak afdal jika tidak mengunjungi Pantai Tanjung Bira, pantai dengan sejuta pesona alam. Karena cuaca masih terik, sesampainya di sana kami melancong ke Pulau Liukang dengan menyewa kapal + banana boat. Pada Pulau Liukang, terdapat pusat penangkaran penyu terapung dan pembibitan teripang. Tapi, kami lebih memilih untuk menyantap bekal makan siang yang dibuat oleh Ibu Aidil ketimbang menyelam untuk melihat penyu.




----------------


Berkunjung ke Bulukumba. Lagi....



Oleh: Nur Rahmah Makmur
(Mahasiswa Jurusan Matematika Universitas Hasanuddin/Unhas, Makassar)

Tidak seperti biasanya, hari ini saya berniat rajin. Kamar yang berbulan-bulan tidak pernah dibersihkan oleh si empunya (yang ceritanya sibuk), selalu menjadi penyebab saya dimarahi Ibu. Alhasil saya memutuskan untuk tidak bepergian kemana pun, dan dengan terpaksa tulus berbenah kamar.


Semenjak saya kewalahan dengan segala rutinitas, saya jarang tidur di kamar. Seharian di luar, pulang, melempar pakaian di sebarang tempat, dan terlelap di depan TV. Tak usah ditanyakan bagaimana repotnya saya ketika akan bergegas ke kampus. Telat bangun, bingung membedakan antara pakaian bersih dan kotor sebab semuanya bercampur, bolak-balik menjumpai cermin setiap kamar hanya untuk memastikan tingkat kerapian jilbab, dan terakhir; kaos kaki hilang sebelah. Bahkan beberapa hari yang lalu saya terpaksa meminjam kaos kaki Riza dikarenakan hal serupa.

Tatkala beberes tadi, saya menemukan ransel hitam di belakang pintu ditemplok banyak debu. Ransel tersebut jarang saya pakai, hanya ketika akan bepergian jauh dan memerlukan banyak pakaian. Saat membukanya, saya terheran-heran melihat banyak pakaian dan barang di dalamnya. Astaga. Terakhir kali saya kenakan, bulan lalu; sepulang dari Bulukumba.

*

---------
Foto bersama teman-teman di Monumen Balangtaroang Bertani
-----------

Ini merupakan kedua kalinya saya bertandang ke Bulukumba. Tiga tahun yang lalu, bersama sepuluh orang teman, saya melakukan penelitian untuk mata kuliah WSBM di sana. Hm, Bulukumba memang terkenal dengan pantainya yang indah. Tidak jarang beberapa tempat wisata Bulukumba banyak dikunjungi wisatawan, baik lokal maupun asing.

Di sela-sela riuhnya perkuliahan, dari jauh-jauh hari saya dan beberapa sobat kampus berencana untuk melepas penat dengan bersama-sama ke Bulukumba. Kebetulan ada rumah Aidil di sana. Usai mengikuti kuliah Analisis Riil pada hari Jumat, segeralah kami berangkat dengan mengendarai motor. Bersama Ainun, Nita, Riza, Ilha, Aidil, Akra, Asdar, Afhy, dan Wawan, kami melakukan perjalanan ketika hari mulai gelap. Dengan jarak tempuh sekitar 5-6 jam dikarenakan letak rumah Aidil yang sangaaaaat jauh, keluhan demi keluhan pun mengudara saat kami tiba hingga kami tertidur pulas.

Esok harinya, kami menyempatkan diri untuk berjalan-jalan di sekitar sebelum mengunjungi beberapa tempat wisata di sana. Whoaaaa...


------------
Foto bersama di perkebunan karet Bulukumba. (dok. pribadi)
-------------


Berpetualang ke Bulukumba tentu tidak afdal jika tidak mengunjungi Pantai Tanjung Bira, pantai dengan sejuta pesona alam. Karena cuaca masih terik, sesampainya di sana kami melancong ke Pulau Liukang dengan menyewa kapal + banana boat. Pada Pulau Liukang, terdapat pusat penangkaran penyu terapung dan pembibitan teripang. Tapi, kami lebih memilih untuk menyantap bekal makan siang yang dibuat oleh Ibu Aidil ketimbang menyelam untuk melihat penyu.




-------------
Foto bersama di Pantai Bira, Bulukumba. Berdiri dari kiri ke kanan, Ilha, Nunuu, Nita, Riza, dan Ainun. Jongkok dari kiri ke kanan, Akra, Aidil, Asdar, dan Wawan. (dok. pribadi)
------------


Sekembalinya kami ke Bira, di tengah perjalanan saya mengalami sedikit kecelakaan. Hmm, apa masih bisa dikatakan sedikit jika sudah tenggelam? Iya, tenggelam :(( Tak perlulah saya paparkan bahwa di tengah perjalanan Liukang-Bira yang berjarak sepuluh menit, saya kecemplung di tenga
h laut, memakai baju pelampung yang kondisinya tidak begitu erat, dengan kapal yang ditumpangi teman-teman yang tetap melaju, tidak menyadari kemalangan saya. Ah, membayangkannya saja membuat saya kembali bergidik ngeri.

Masih dengan suasana pasca jatuhnya saya dari banana boat, rupanya saya belum jera menyambangi laut. Usai dari Bira, kami ke Pantai Bara. Pantai Bara belum setenar Bira sebab jarak yang lumayan jauh membuat pantai ini jarang didatangi pengunjung. Tapi, bagi kalian yang menyukai ketenangan, Pantai Bara merupakan tempat yang cocok. Menjelang sore, kami bersiap-siap untuk kembali ke rumah, tak lupa mampir dan berfoto-foto cantik di Kebun Karet.

Saya pernah membaca buku dari seorang travel writer, Agustinus Wibowo. Kutipannya seperti ini: "Ada orang yang pergi ke ratusan negara, sampai sudah tak ingat lagi mana-mana saja yang pernah didatangi, selain bukti foto-foto dan cap di paspor yang menjadi piala kebanggaan. Juga ada orang, yang berjalan perlahan-lahan, mendalami negeri-negeri, menyelami manusia, menganalisa sejarah, mempelajari budaya, dan mencatat setiap cerita." - Titik Nol







----------------

Komentar

Anonim mengatakan…
http://www.penjejal-aksara-hidup.blogspot.com/

Postingan populer dari blog ini

Kisah Ikan Duyung di Bulukumba

IKAN DUYUNG. Jumaning (60), membersihkan tubuh ikan duyung yang ditemuinya di tepi pantai saat mencuci bentang (tali rumput laut) di pesisir pantai di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Selasa, 19 April 2011. Banyak warga yang berkunjung ke rumah Jumaning karena penasaran ingin melihat ikan duyung tersebut. (Foto: Kompas/k23-11) -------------------------- Kisah Ikan Duyung di Bulukumba Meski Dibacok, Ikan Duyung Tetap Hidup Harian Kompas (Kompas.com) K23-11 | yuli | Rabu, 20 April 2011 http://regional.kompas.com/read/2011/04/20/04143456/Meski.Dibacok.Ikan.Duyung.Tetap.Hidup BULUKUMBA, KOMPAS.com — Warga pesisir di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, digemparkan dengan seekor ikan duyung yang tiba-tiba muncul, Selasa (19/4/2011). Para nelayan pun kemudian berniat memotong ikan tersebut untuk mengambil dagingnya. Namun, entah mengapa ikan duyung yang tubuhnya sudah terluka akibat sabetan parang itu terus berenang hing

Pahlawan Nasional dan Andi Sultan Daeng Radja

Andi Sultan Daeng Radja bersama tujuh orang lainnya telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional melalui Surat Keputusan Presiden RI (Susilo Bambang Yudhoyono) Nomor 085/TK/Tahun 2006 tanggal 3 November 2006. Andi Sultan Daeng Radja secara diam-diam mengikuti Kongres Pemuda Indonesia, pada 28 Oktober 1928. Bersama Dr Ratulangi dan Andi Pangerang Pettarani, dirinya diutus sebagai wakil Sulawesi mengikuti rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) di Jakarta.

Kecamatan, Kelurahan, Desa, dan Kode Pos di Kabupaten Bulukumba

BUNDARAN PHINISI. Kabupaten Bulukumba yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, terdiri atas 10 kecamatan dan 126 desa/kelurahan. Berikut daftar nama-nama kecamatan, desa dan kelurahan, serta kode pos masing-masing desa/kelurahan di Kabupaten Bulukumba. (Foto: Asnawin) ----------------------------- Kecamatan, Kelurahan, Desa, dan Kode Pos di Kabupaten Bulukumba Berikut ini adalah daftar nama-nama Kecamatan, Kelurahan / Desa, dan nomor kode pos (postcode / zip code) pada masing-masing kelurahan / desa, di Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan, Republik Indonesia. Kabupaten : Bulukumba 1. Kecamatan Bonto Bahari - 1. Kelurahan/Desa Ara ----------------- (Kodepos : 92571) - 2. Kelurahan/Desa Benjala ------------- (Kodepos : 92571) - 3. Kelurahan/Desa Bira ----------------- (Kodepos : 92571) - 4. Kelurahan/Desa Darubiah ------------ (Kodepos : 92571) - 5. Kelurahan/Desa Lembanna ----------- (Kodepos : 92571) - 6. Kelurahan/Desa Sapolohe -