Langsung ke konten utama

294 Gedung SD Tanpa Alas Hak


Klaim warga atas lahan sejumlah sekolah dasar (SD) belakangan, marak. Kondisi ini tidak terlepas dari banyaknya gedung SD yang berdiri di atas lahan yang tidak jelas kepemilikannya. Terbukti, dari 367 SD Negeri yang tersebar di sepuluh kecamatan se-Bulukumba, hanya 20 persen atau sekira 73 yang bersertifikat. 294 SDN hingga kini belum bersertifikat. Dari 294 itu, diprediksi 200 SD rawan masalah. (Foto: Asnawin)


--------------------------------------

294 Gedung SD Tanpa Alas Hak

Harian Fajar, Makassar
Kamis, 14 Oktober 2010
http://lokalnews.fajar.co.id/read/107320/123/294-gedung-sd-tanpa-alas-hak-

BULUKUMBA -- Klaim warga atas lahan sejumlah sekolah dasar (SD) belakangan, marak. Kondisi ini tidak terlepas dari banyaknya gedung SD yang berdiri di atas lahan yang tidak jelas kepemilikannya. Terbukti, dari 367 SD Negeri yang tersebar di sepuluh kecamatan se-Bulukumba, hanya 20 persen atau sekira 73 yang bersertifikat. 294 SDN hingga kini belum bersertifikat. Dari 294 itu, diprediksi 200 SD rawan masalah.

Kabag Pertanahan Pemkab Bulukumba, Taufik membenarkan ini. Taufik mencontohkan, SD 231 Bontonyeleng Kecamatan Gantaran, yang diklaim warga akibat sertifikat yang memang belum ada. Taufik menganggap pembebasan lahan sekolah mendesak segera dilaksanakan sebelum masalah baru muncul. Tapi, Taufik mengaku, kuncinya ada pada ketersediaan anggaran.

SD yang belum bersertifikat membutuhkan sekira Rp 1,5 miliar untuk pembebasan lahan atau ganti rugi. Sementara pengurusan sertifikat tanah, dibutuhkan Rp 5 juta per unit atau sekira Rp 1,4 miliar untuk 294 SD.

"Persoalan klaim lahan tidak akan berakhir kalau tidak ada usaha memberikan perhatian serius. Tetapi, anggaran harus tersedia. Dibutuhkan aksi, jangan sampai nanti ada masalah baru kemudian bertindak. Tahun ini, dua SD dibebaskan. SD 311 Papinceng Kecamatan Kajang dan SD 160 Tarampang Bontobahari," kata dia, Rabu, 13 Oktober.

Taufik menyoroti Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) yang tidak antusias memperhatikan banyaknya lahan tanpa status jelas. Selama ini, Disdikpora dinilai tidak pernah memasukkan proyeksi lahan SD yang membutuhkan anggaran pembebasan lahan.

"Meski kita tahu dana terbatas, paling tidak Disdikpora memberi data agar bisa diusulkan untuk dipenuhi tahap demi tahap," tambahnya.

Kadis Dikpora Bulukumba, Akbar Amier membenarkan data yang diungkap Taufik. Makanya, sering kali sekolah ada yang disegel lalu proses belajar terbengkalai. Akbar berjanji memperhatikan hal ini.

Akbar mengaku tidak mengusulkan anggaran untuk biaya administrasi kepemilikan lahan lantaran dirinya selalu mendapat informasi dana daerah minim. Akbar memastikan siap mengajukan usulan anggaran jika diminta, untuk menyelesaikan masalah ini secara bertahap.

"Saya siap koordinasikan dengan kacab dinas di kecamatan. Sudah lama kami berharap ini teratasi. Sulit menata pendidikan jika tidak terselesaikan. Akan selalu ada masalah dan saling klaim lahan sekolah. Ujung-ujungnya anak sekolah yang dirugikan," tambahnya. (arm)


[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Ikan Duyung di Bulukumba

IKAN DUYUNG. Jumaning (60), membersihkan tubuh ikan duyung yang ditemuinya di tepi pantai saat mencuci bentang (tali rumput laut) di pesisir pantai di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Selasa, 19 April 2011. Banyak warga yang berkunjung ke rumah Jumaning karena penasaran ingin melihat ikan duyung tersebut. (Foto: Kompas/k23-11) -------------------------- Kisah Ikan Duyung di Bulukumba Meski Dibacok, Ikan Duyung Tetap Hidup Harian Kompas (Kompas.com) K23-11 | yuli | Rabu, 20 April 2011 http://regional.kompas.com/read/2011/04/20/04143456/Meski.Dibacok.Ikan.Duyung.Tetap.Hidup BULUKUMBA, KOMPAS.com — Warga pesisir di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, digemparkan dengan seekor ikan duyung yang tiba-tiba muncul, Selasa (19/4/2011). Para nelayan pun kemudian berniat memotong ikan tersebut untuk mengambil dagingnya. Namun, entah mengapa ikan duyung yang tubuhnya sudah terluka akibat sabetan parang itu terus berenang hing

Pahlawan Nasional dan Andi Sultan Daeng Radja

Andi Sultan Daeng Radja bersama tujuh orang lainnya telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional melalui Surat Keputusan Presiden RI (Susilo Bambang Yudhoyono) Nomor 085/TK/Tahun 2006 tanggal 3 November 2006. Andi Sultan Daeng Radja secara diam-diam mengikuti Kongres Pemuda Indonesia, pada 28 Oktober 1928. Bersama Dr Ratulangi dan Andi Pangerang Pettarani, dirinya diutus sebagai wakil Sulawesi mengikuti rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) di Jakarta.

Kecamatan, Kelurahan, Desa, dan Kode Pos di Kabupaten Bulukumba

BUNDARAN PHINISI. Kabupaten Bulukumba yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, terdiri atas 10 kecamatan dan 126 desa/kelurahan. Berikut daftar nama-nama kecamatan, desa dan kelurahan, serta kode pos masing-masing desa/kelurahan di Kabupaten Bulukumba. (Foto: Asnawin) ----------------------------- Kecamatan, Kelurahan, Desa, dan Kode Pos di Kabupaten Bulukumba Berikut ini adalah daftar nama-nama Kecamatan, Kelurahan / Desa, dan nomor kode pos (postcode / zip code) pada masing-masing kelurahan / desa, di Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan, Republik Indonesia. Kabupaten : Bulukumba 1. Kecamatan Bonto Bahari - 1. Kelurahan/Desa Ara ----------------- (Kodepos : 92571) - 2. Kelurahan/Desa Benjala ------------- (Kodepos : 92571) - 3. Kelurahan/Desa Bira ----------------- (Kodepos : 92571) - 4. Kelurahan/Desa Darubiah ------------ (Kodepos : 92571) - 5. Kelurahan/Desa Lembanna ----------- (Kodepos : 92571) - 6. Kelurahan/Desa Sapolohe -