Minggu, 13 Februari 2011

Bupati Bulukumba Dikecam Soal Tak Percaya Berita Media


KLARIFIKASI. Kabag Humas Pemkab Bulukumba Daud Kahal kepada wartawan menjelaskan bahwa pernyataan Bupati Zainuddin Hasan itu tidak seperti yang dimaknai para wartawan, melainkan pernyataan tersebut mengenai maraknya aksi unjuk rasa yang dilansir di media mengatasnamakan rakyat, padahal, unjuk rasa tersebut belum tentu aspirasi dibawa murni dari warga.

---------------------------

Bupati Bulukumba Dikecam Soal Tak Percaya Berita Media

Laporan Wartawan Tribun Timur, Syamsul Bahri
Tribunnews.com - Jumat, 11 Februari 2011
http://www.tribunnews.com/2011/02/11/bupati-bulukumba-dikecam-aktivis-soal-tak-percaya-berita-media

TRIBUNNEWS.COM, BULUKUMBA - Bupati Bulukumba Zainuddin Hasan menyebut pemberitaan di media tidak boleh dipercaya karena tingkat kebenarannya tidak sesuai dengan faktanya. Zainuddin menegaskan bahwa kebenaran pemberitaan media saat ini hanya satu persen yang dapat dipercaya sisanya itu 99 persen tidak benar dan tidak boleh dipercaya.

Bupati Bulukumba mengungkapkan hal tersebut terkait pemberitaan di media saat ini yang kerap memuat sorotan yang diungkapkan oleh sejumlah aktivis di daerah itu karena janji-janjinya politik pada saat kampanye lalu disebut oleh mereka (aktivis) tidak dapat dipertanggungjawabkannya dan carut marutnya penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) formasi 2010.

"Berita di media itu kebenarannya hanya satu persen dan 99 persen tidak benar jadi PNS dan warga tidak boleh percaya semua isi berita itu," kata Bupati Bulukumba Zainuddin Hasan, di hadapan sejumlah warga saat memberi sambutan di acara peresmian Pabrik Kayu milik Askar di Kelurahan Mariorennu, Kecamatan Gantarang, kemarin.

Diklarifikasi oleh Kabag Humas Pemkab Bulukumba Daud Kahal kepada wartawan bahwa pernyataan Bupati Zainuddin Hasan itu bukan makna dari pernyataan bupati tidak seperti yang dimaknai para wartawan, melainkan pernyataan tersebut mengenai maraknya aksi unjuk rasa yang dilansir di media mengatasnamakan rakyat, padahal, unjuk rasa tersebut belum tentu aspirasi dibawa murni dari warga.

"Hal ini dibahasakan bupati. Saya minta kepada wartawan tidak memaknai sebagai ketersinggungan profesi," kata Daud.

Akan tetapi pernyataan tersebut bukan mendapat simpati dari kalangan aktivis tetapi justru mendapat reaksi keras dari sejumlah Lembaga Sewadaya Masyarakat (LSM) di Kabupaten Bulukumba, termasuk dari Komite Perlindungan Jurnalis dan Kebebasan Berekspresi (KPJKB) setempat. Kordinator KPJKB Wilayah selatan Sulsel Baharuddin menyebut pernyataan Bupati tersebut menyindir profesi pekerja media. (*)

[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Tidak ada komentar: