Selasa, 08 Maret 2011

Berkurang, Lahan Pengembangan Kapas di Bulukumba


KAPAS. Areal lahan pengembangan kapas di Bulukumba untuk musim tanam tahun 2011 ini hanya sekitar 900 hektar. Padahal, tahun tahun sebelumnya, lahan pengembangan kapas lebih dari 1500 hektar. Berkurangnya areal pengembangan kapas jelas sangat berpengaruh terhadap produksi kapas Sulawesi Selatan.

 

------------

Berkurang, Lahan Pengembangan Kapas di Bulukumba


Harian Ujungpandang Ekspres, Makassar

Rabu, 09-03-2011
http://www.ujungpandangekspres.com/index.php?option=read&newsid=63041


BULUKUMBA, UPEKS--Areal lahan pengembangan kapas di Bulukumba untuk musim tanam tahun ini hanya sekitar 900 hektar. Padahal, tahun tahun sebelumnya, lahan pengembangan kapas lebih dari 1500 hektar. Berkurangnya areal pengembangan kapas jelas sangat berpengaruh terhadap produksi kapas Sulawesi Selatan.

Perusaahaan yang bergerak di bidang pengembangan kapas dari tahun ke tahun tidak menggembirakan. Hampir tidak ada perusahaan baru yang berinvetasi.

"Indikatornya, produki kapas tidak memuaskan," kata Andi Anas, Kepala Bidang Pengembangan Tanaman Perkebunan Dinas Perkebunan Sulsel, pada acara sosialisasi akselerasi pengembangan kapas diaula kantor Baappeda Bulukumba, Selasa siang, 8 Maret 2011.

Lebih dari 100 petani kapas hadir diacara yang diselenggarakan Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Bulukumba.

Bupati Bulukumba yang diwakili Asisten Bidang Ekbang, Ir Nurdin Radja, mengatakan kapas adalah salah satu potensi Bulukumba disektor perkebunan yang harus terus dikembangkan. Namun Nurdin mengakui lahan pengembangan kapas di Bulukumba mengalami penurunan.

"Dulu saya pernah baca ada sekitar 5000 hektar. Namun sekarang hanya 900 hektar saja. Ini berarti ada masalah," terang Nurdin, ketika menyampaikan sambutan pembukaan.

Gunakan Benih Impor

Petani kapas di Bulukumba akan menggunakan benih kapas jenis hibryda asal Cina. Menurut Kepala Bidang Pengembangan Tanaman Perkebunan Disbun Sulsel, Andi Anas, benih kapas asal Cina tersebut mampu berproduksi hingga 4000 kilogram setiap hektarnya.

"Tidak usah 4000 kilogram, minimal 1000 kilogram saja, akan menghasilkan uang Rp 4,250 juta per hektar. Bagaimana kalau sampai 2000 kilogram. Saya yakin pengentasan kemiskinan di Bulukumba akan berjalan dengan baik," katanya.

Hadir di acara sosialisasi tersebut, Kadis Kehutanan dan Perkebunan Andi Misbawati, Ketua Komisi B Hamzah Pangki, serta dua perusahaan pengembangan kapas PT Supin Raya dan PT Sulawesi Cotton. 

[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Tidak ada komentar: