Langsung ke konten utama

Inspektorat Bulukumba Masih Teledor


Di Bulukumba, setidaknya ada enam indikator yang paling bobrok yakni; sistem administrasi yang serampangan, banyak kebocoran anggaran dalam pendapatan, lemahnya sistem pertanggungjawaban anggaran, peran Inspektorat lemah, SDM Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah (DPKD) kurang dan lemah, dan tidak adanya good will dari setiap stakeholder dalam mengelola anggaran tersebut sesuai dengan skenario anggaran yang semestinya. (Grafis: Uud-Fajar)

----------------------

Inspektorat Bulukumba Masih Teledor

Harian Fajar, Makassar
Minggu, 06 Maret 2011
http://www.fajar.co.id/read-20110306073000-inspektorat-masih-teledor

KENDATI penilaian pengelolaan keuangan Pemkab Bulukumba naik setingkat dari predikat disclaimer menjadi wajar dengan pengecualian (WDP), belum mampu menghindarkan daerah ini luput dari sorotan khususnya dari kalangan legislatif. Sasaran paling empuk yang disoroti pun tertuju pada Inspektorat. Lembaga pegawas internal ini dianggap masih teledor dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

"Khususnya soal penerimaan, kebocoran ada dimana-mana. Apa yang dilakukan Inspektorat 'kan tidak ada. Belum lagi anggaran yang dikucurkan kepada masyarakat semacam KUR juga lepas dari pengamatan Inspektorat. Kalau begini, bagaimana bisa anggaran optimal kalau pengawasnya (Inspektorat, red) saja teledor," ujar anggota Komisi B DPRD Bulukumba, Zulkifli Saiye.

Penilaian WDP pada pengelolaan keuangan daerah menunjukkan bahwa aparatur pemerintah masih lemah dalam mengelola keuangannya. Terlalu banyak kejanggalan arus anggaran baik dalam bentuk penerimaan maupun pengeluaran menjadi salah satu indikator yang dinilai menjadi penyebab buruknya sistem keuangan tersebut.

Kinerja Inspektorat yang kurang responsif dengan kondisi keuangan di daerah, menurut Zulkifli salah satu faktor penyebab pengelolaan keuangan di daerah ini masih bobrok. Inspektorat dinilai cenderung diam dan tidak berani mengambil sikap tegas. Termasuk dalam hal aliran dana kepada masyarakat.

Inspektorat hanya melakukan pemeriksaan pada tingkat administrasi yang tidak menutup kemungkinan salah. Padahal, Inspektorat seharusnya mampu membaca dan menganalisa alur anggaran dan mencocokkan antara arus anggaran masuk dan arus anggaran keluar.

Di Bulukumba, setidaknya ada enam indikator yang paling bobrok yakni; sistem administrasi yang serampangan, banyak kebocoran anggaran dalam pendapatan, lemahnya sistem pertanggungjawaban anggaran, peran Inspektorat lemah, SDM  Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah (DPKD) kurang dan lemah, dan tidak adanya good will dari setiap stakeholder dalam mengelola anggaran tersebut sesuai dengan skenario anggaran yang semestinya.

"Sepanjang ini tidak dibenahi, sulit melihat pengelolaan keuangan yang akuntabel. Pemkab juga harus berani melakukan reformasi dalam pengelolaan keuangan, jangan hanya selalu berlindung dengan masalah keterbatasan. Pemkab tidak boleh bersikap acuh dengan membiarkan kondisi ini berlarut-larut," kata Zulkifli.

Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah (DPKD) Bulukumba, Andi Nurdiani Nur menyatakan upaya maksimal saat ini sudah dilakukan untuk mengubah status tersebut. Salah satunya adalah dengan menggencarkan uji petik pada setiap potensi pendapatan. "Kita sudah meningkat dari status disklaimer menjadi WDP," kata dia.

Diakui, sistem administrasi saat ini masih memiliki kelemahan, kendati menurutnya tidak lagi dikategorikan buruk. Selama ini, ada aturan yang diikuti dan tidak ada pelanggaran yang signifikan. Beberapa sisi perlu perbaikan karena selama ini stakeholder yang ada belum maksimal. Termasuk soal sistem akuntansi dan pelaporan anggaran yang menjadi titik lemah.

"Tapi itu semua akan menjadi perhatian kami. Kami juga tidak hanya fokus disitu, tapi semua sisi memang perlu penataan lebih baik," ujarnya. (arm) 

[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Ikan Duyung di Bulukumba

IKAN DUYUNG. Jumaning (60), membersihkan tubuh ikan duyung yang ditemuinya di tepi pantai saat mencuci bentang (tali rumput laut) di pesisir pantai di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Selasa, 19 April 2011. Banyak warga yang berkunjung ke rumah Jumaning karena penasaran ingin melihat ikan duyung tersebut. (Foto: Kompas/k23-11) -------------------------- Kisah Ikan Duyung di Bulukumba Meski Dibacok, Ikan Duyung Tetap Hidup Harian Kompas (Kompas.com) K23-11 | yuli | Rabu, 20 April 2011 http://regional.kompas.com/read/2011/04/20/04143456/Meski.Dibacok.Ikan.Duyung.Tetap.Hidup BULUKUMBA, KOMPAS.com — Warga pesisir di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, digemparkan dengan seekor ikan duyung yang tiba-tiba muncul, Selasa (19/4/2011). Para nelayan pun kemudian berniat memotong ikan tersebut untuk mengambil dagingnya. Namun, entah mengapa ikan duyung yang tubuhnya sudah terluka akibat sabetan parang itu terus berenang hing

Pahlawan Nasional dan Andi Sultan Daeng Radja

Andi Sultan Daeng Radja bersama tujuh orang lainnya telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional melalui Surat Keputusan Presiden RI (Susilo Bambang Yudhoyono) Nomor 085/TK/Tahun 2006 tanggal 3 November 2006. Andi Sultan Daeng Radja secara diam-diam mengikuti Kongres Pemuda Indonesia, pada 28 Oktober 1928. Bersama Dr Ratulangi dan Andi Pangerang Pettarani, dirinya diutus sebagai wakil Sulawesi mengikuti rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) di Jakarta.

Kecamatan, Kelurahan, Desa, dan Kode Pos di Kabupaten Bulukumba

BUNDARAN PHINISI. Kabupaten Bulukumba yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, terdiri atas 10 kecamatan dan 126 desa/kelurahan. Berikut daftar nama-nama kecamatan, desa dan kelurahan, serta kode pos masing-masing desa/kelurahan di Kabupaten Bulukumba. (Foto: Asnawin) ----------------------------- Kecamatan, Kelurahan, Desa, dan Kode Pos di Kabupaten Bulukumba Berikut ini adalah daftar nama-nama Kecamatan, Kelurahan / Desa, dan nomor kode pos (postcode / zip code) pada masing-masing kelurahan / desa, di Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan, Republik Indonesia. Kabupaten : Bulukumba 1. Kecamatan Bonto Bahari - 1. Kelurahan/Desa Ara ----------------- (Kodepos : 92571) - 2. Kelurahan/Desa Benjala ------------- (Kodepos : 92571) - 3. Kelurahan/Desa Bira ----------------- (Kodepos : 92571) - 4. Kelurahan/Desa Darubiah ------------ (Kodepos : 92571) - 5. Kelurahan/Desa Lembanna ----------- (Kodepos : 92571) - 6. Kelurahan/Desa Sapolohe -