Langsung ke konten utama

Bulukumba Menginspirasi Karya-karyanya



DIBANDING beberapa kabupaten lainnya di Sulawesi Selatan, termasuk Sulawesi Barat, Bulukumba termasuk daerah yang menurut Dul Abdul Rahman, merupakan gudangnya penulis-penulis bertalenta. Bahkan fiksi pertama yang dibacanya sebuah novel berjudul "Pulau" yang ditulis sastrawan asal Bulukumba, Aspar Paturusi.




-------------------

Mengenal Dul Abdul Rahman (2-habis):

Bulukumba Menginspirasi Karya-karyanya


Harian Fajar, Makassar
Minggu, 13 Maret 2011
http://www.fajar.co.id/read-20110312192210-bulukumba-menginspirasi-karyanya

DIBANDING beberapa kabupaten lainnya di Sulawesi Selatan, termasuk Sulawesi Barat, Bulukumba termasuk daerah yang menurut Dul Abdul Rahman, merupakan gudangnya penulis-penulis bertalenta. Bahkan fiksi pertama yang dibacanya sebuah novel berjudul "Pulau" yang ditulis sastrawan asal Bulukumba, Aspar Paturusi.

Sekarang ini lanjut Dul, penulis-penulis Bulukumba semakin menggeliat. Regenerasi penulis tersebut, terlihat dari munculnya dua sastrawan muda asal Butta Panrita Lopi tersebut, yakni Anis Kurniawan, dan Andhika Mappasomba.

"Saya yakin geliat sastra akan semakin kentara di Bulukumba. Dua anak muda itu memang sangat mencintai setengah mati Bulukumba. Semoga Bulukumba juga kian menyayanginya," katanya.

Bagi Bang Dul, sapaannya, Bulukumba membuatnya selalu meluah hibah, meluah rindu yang tiada terperikan. Bahkan, katanya, ketika menjalani studi S1 di Malaysia, khususnya di Kedah bagian utara, dia serasa berada di Bulukumba. Pohon-pohon karet di Kedah Darul Aman baginya serupa pohon-pohon karet di Bulukumba. Bedanya sebut dia, pohon-pohon karet di Bulukumba kadangkala kejam dan tidak bersahabat dengan para petani. Sewaktu kejadian tragis meninggalnya dua petani di Bulukumba pada tragedi Senin Berdarah 21 Juli 2003 saya berada di Kedah Darul Aman dan menangis mendengar Bulukumba menjadi Darul "tak" aman.

"Mengenai gugurnya dua pahlawan petani Barra bin Badulla dan Ansu bin Musa menginspirasiku menulis novel berjudul Pohon-Pohon Meranggas," kisahnya.

Dul sendiri, agak membagi cinta, karena meski dilahirkan dari "rahim" Bulukumba, dirinya dibesarkan di Sinjai dari usia 9 tahun. Bahkan pernah menimba ilmu diMalaysia beberapa tahun lamanya. Daerah-daerah tersebut lanjut Dul sangat dia sayang. Dul adalah lelaki Bugis yang menganut filosofi air. Dia sering teringat pesan kakeknya.

"Engkau lelaki Bugis anakku. Orang Bugis itu identik dengan air. Air itu akan membentuk seperti tempatnya. Ditaruh di baskom membentuk baskom, ditaruh di bejana bundar membentuk bundar, ditaruh di kolam segiempat membentuk segiempat, ditaruh di tempat yang lonjong membentuk lonjong," ujar Dul menukil pesan kakeknya.

Meski begitu, tanah, air, angin, jagung, padi Bulukumba membentuk embrio tubuhnya. Tubuh yang kemudian mengikuti jejak kisah orang-orang Bugis, sebagai Pasompe' atau perantau. (sam)

[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Ikan Duyung di Bulukumba

IKAN DUYUNG. Jumaning (60), membersihkan tubuh ikan duyung yang ditemuinya di tepi pantai saat mencuci bentang (tali rumput laut) di pesisir pantai di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Selasa, 19 April 2011. Banyak warga yang berkunjung ke rumah Jumaning karena penasaran ingin melihat ikan duyung tersebut. (Foto: Kompas/k23-11) -------------------------- Kisah Ikan Duyung di Bulukumba Meski Dibacok, Ikan Duyung Tetap Hidup Harian Kompas (Kompas.com) K23-11 | yuli | Rabu, 20 April 2011 http://regional.kompas.com/read/2011/04/20/04143456/Meski.Dibacok.Ikan.Duyung.Tetap.Hidup BULUKUMBA, KOMPAS.com — Warga pesisir di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, digemparkan dengan seekor ikan duyung yang tiba-tiba muncul, Selasa (19/4/2011). Para nelayan pun kemudian berniat memotong ikan tersebut untuk mengambil dagingnya. Namun, entah mengapa ikan duyung yang tubuhnya sudah terluka akibat sabetan parang itu terus berenang hing

Pahlawan Nasional dan Andi Sultan Daeng Radja

Andi Sultan Daeng Radja bersama tujuh orang lainnya telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional melalui Surat Keputusan Presiden RI (Susilo Bambang Yudhoyono) Nomor 085/TK/Tahun 2006 tanggal 3 November 2006. Andi Sultan Daeng Radja secara diam-diam mengikuti Kongres Pemuda Indonesia, pada 28 Oktober 1928. Bersama Dr Ratulangi dan Andi Pangerang Pettarani, dirinya diutus sebagai wakil Sulawesi mengikuti rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) di Jakarta.

Kecamatan, Kelurahan, Desa, dan Kode Pos di Kabupaten Bulukumba

BUNDARAN PHINISI. Kabupaten Bulukumba yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, terdiri atas 10 kecamatan dan 126 desa/kelurahan. Berikut daftar nama-nama kecamatan, desa dan kelurahan, serta kode pos masing-masing desa/kelurahan di Kabupaten Bulukumba. (Foto: Asnawin) ----------------------------- Kecamatan, Kelurahan, Desa, dan Kode Pos di Kabupaten Bulukumba Berikut ini adalah daftar nama-nama Kecamatan, Kelurahan / Desa, dan nomor kode pos (postcode / zip code) pada masing-masing kelurahan / desa, di Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan, Republik Indonesia. Kabupaten : Bulukumba 1. Kecamatan Bonto Bahari - 1. Kelurahan/Desa Ara ----------------- (Kodepos : 92571) - 2. Kelurahan/Desa Benjala ------------- (Kodepos : 92571) - 3. Kelurahan/Desa Bira ----------------- (Kodepos : 92571) - 4. Kelurahan/Desa Darubiah ------------ (Kodepos : 92571) - 5. Kelurahan/Desa Lembanna ----------- (Kodepos : 92571) - 6. Kelurahan/Desa Sapolohe -