Langsung ke konten utama

Ah, Bentuk Asli Kapal Phinisi Telah Berubah


PERAHU PHINISI. Deretan kapal phinisi terparkir di dermaga pelabuhan Bira, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan siap diberi aksesoris. Sejak 1980-an, kapal phinisi perlahan-lahan mulai berubah bentuk. Awalnya, kapal phinisi itu bentuknya ramping sekarang gemuk, sementara layarnya hanya digunakan sebagai aksesori kapal. (Foto: Kompas.com/k23-11)


Ah, Bentuk Asli Kapal Phinisi Telah Berubah

Kompas.com
K23-11 | Glori K. Wadrianto |
Kamis, 28 April 2011 |

BULUKUMBA, KOMPAS.com — Selama ini kapal phinisi biasa digunakan sebagai alat transportasi laut, terutama bagi mereka yang bergelut di bidang perniagaan dan penangkapan ikan.

Berbeda dengan kapal-kapal jenis lain, kapal phinisi memiliki ciri khusus seperti berbadan ramping, mempunyai dua tiang dengan tujuh layar, sehingga gesit dalam menghadapi segala medan dan cuaca. Namun, keberadaan phinisi saat ini sudah mulai tersingkir, malah nyaris punah.

Kondisi ini terjadi akibat permintaan pasar dan tuntutan untuk membuat kapal yang dipakai dalam berbagai keperluan. Kepada Kompas.com, Kamis (28/4/2011), Philip, yang memiliki hobi menjelajahi lautan dengan menggunakan kapal layar, mengatakan, saat ini ia tidak lagi melihat kapal phinisi dengan bentuk aslinya.

Pria berumur 70 tahun asal Autralia ini mengaku sering mendatangi Tanah Beru, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, kawasan penghasil phinisi. Ia biasa datang untuk membuat atau memperbaiki kapal phinisi yang dipesannya. Meski sebagai warga asing, Philip mengaku sangat prihatin dengan perubahan bentuk kapal phinisi tersebut.

"Sejak 1980-an, kapal phinisi perlahan-lahan mulai berubah bentuk. Awalnya, kapal phinisi itu bentuknya ramping sekarang gemuk, sementara layarnya hanya digunakan sebagai aksesori kapal," jelas Philip yang pasif dengan bahasa Indonesianya.



Warga Australia, Philip (70) mantan kapten kapal yang menghabiskan masa tuanya di atas kapal layar dan mengarungi lautan semenjak ditinggal mendiang istrinya tiga tahun yang lalu. (Foto: Kompas.com/k23-11)

Philip menduga keberadaan kapal-kapal modern tersebut merupakan tuntutan dari fungsinya, di mana banyak pesanan kapal hanya difungsikan sebagai kapal wisata atau sebagai hotel laut yang di dalam kapal memiliki banyak kamar untuk menginap para wisatawan.

Untuk mempertahankan kapal phinisi sesuai dengan bentuk aslinya, Philip tidak bisa berbuat banyak. Dirinya pun hanya bisa mempertahankan kapal phinisi dengan melestarikan kapal yang saat ini dimilikinya sambil berkeliling samudra, menghabiskan masa tuanya di atas kapal pribadinya. 

[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/]

Komentar

Abu Tsaqib mengatakan…
Saya orang Ara juga sangat prihatin dengan keberadaan perahu pinisi yang semakin lama semakin bergeser, baik dari segi fungsi maupun bentuknya.
SONGLINEYACHTS mengatakan…
Bentuk kapal Phinisi yang asli bukan hanya ramping seperti yang dikatakan di atas namun terdiri dari berbagai bentuk. Saya sudah membuat kapal Phinisi selama beberapa tahun dengan banyak orang luar biasa yang berbeda-beda di Bira dan Tanah Beru dengan berbagai jenis bentuk yang kami buat dan saya bisa cukup yakin akan hal itu. Saya yakin ada masa depan yang cerah bagi kapal Phinisi.

Postingan populer dari blog ini

Kisah Ikan Duyung di Bulukumba

IKAN DUYUNG. Jumaning (60), membersihkan tubuh ikan duyung yang ditemuinya di tepi pantai saat mencuci bentang (tali rumput laut) di pesisir pantai di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Selasa, 19 April 2011. Banyak warga yang berkunjung ke rumah Jumaning karena penasaran ingin melihat ikan duyung tersebut. (Foto: Kompas/k23-11) -------------------------- Kisah Ikan Duyung di Bulukumba Meski Dibacok, Ikan Duyung Tetap Hidup Harian Kompas (Kompas.com) K23-11 | yuli | Rabu, 20 April 2011 http://regional.kompas.com/read/2011/04/20/04143456/Meski.Dibacok.Ikan.Duyung.Tetap.Hidup BULUKUMBA, KOMPAS.com — Warga pesisir di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, digemparkan dengan seekor ikan duyung yang tiba-tiba muncul, Selasa (19/4/2011). Para nelayan pun kemudian berniat memotong ikan tersebut untuk mengambil dagingnya. Namun, entah mengapa ikan duyung yang tubuhnya sudah terluka akibat sabetan parang itu terus berenang hing

Pahlawan Nasional dan Andi Sultan Daeng Radja

Andi Sultan Daeng Radja bersama tujuh orang lainnya telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional melalui Surat Keputusan Presiden RI (Susilo Bambang Yudhoyono) Nomor 085/TK/Tahun 2006 tanggal 3 November 2006. Andi Sultan Daeng Radja secara diam-diam mengikuti Kongres Pemuda Indonesia, pada 28 Oktober 1928. Bersama Dr Ratulangi dan Andi Pangerang Pettarani, dirinya diutus sebagai wakil Sulawesi mengikuti rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) di Jakarta.

Kecamatan, Kelurahan, Desa, dan Kode Pos di Kabupaten Bulukumba

BUNDARAN PHINISI. Kabupaten Bulukumba yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, terdiri atas 10 kecamatan dan 126 desa/kelurahan. Berikut daftar nama-nama kecamatan, desa dan kelurahan, serta kode pos masing-masing desa/kelurahan di Kabupaten Bulukumba. (Foto: Asnawin) ----------------------------- Kecamatan, Kelurahan, Desa, dan Kode Pos di Kabupaten Bulukumba Berikut ini adalah daftar nama-nama Kecamatan, Kelurahan / Desa, dan nomor kode pos (postcode / zip code) pada masing-masing kelurahan / desa, di Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan, Republik Indonesia. Kabupaten : Bulukumba 1. Kecamatan Bonto Bahari - 1. Kelurahan/Desa Ara ----------------- (Kodepos : 92571) - 2. Kelurahan/Desa Benjala ------------- (Kodepos : 92571) - 3. Kelurahan/Desa Bira ----------------- (Kodepos : 92571) - 4. Kelurahan/Desa Darubiah ------------ (Kodepos : 92571) - 5. Kelurahan/Desa Lembanna ----------- (Kodepos : 92571) - 6. Kelurahan/Desa Sapolohe -