Langsung ke konten utama

Aminuddin Gudang: ''Gaji Pertama Saya Rp 375 per Bulan''



AMINUDDIN GUDANG DAENG TABA. Hidupnya sekarang cukup berbahagia dengan 10 anak dan 21 cucu. Meskipun sang isteri sudah berpulang setahun silam, ia tidak pernah merasa kesepian, karena anak-anak dan cucu-cucunya selalu menemani dan menghiburnya. Ia bahkan selalu tampil ceria di usianya yang 1 Juli 2011 mendatang genap 73 tahun. (Foto: Asnawin)




--------------------------

Kenangan Manis 41 Tahun Jadi Guru di Bulukumba (1):

Aminuddin: ''Gaji Pertama Saya Rp 375 per Bulan''


(41 Years To Be a Teacher in Bulukumba is The Sweetest Memory For Haji Aminuddin)

Oleh: Asnawin

Hidupnya sekarang cukup berbahagia dengan 10 anak dan 21 cucu. Meskipun sang isteri sudah berpulang setahun silam, ia tidak pernah merasa kesepian, karena anak-anak dan cucu-cucunya selalu menemani dan menghiburnya. Ia bahkan selalu tampil ceria di usianya yang 1 Juli 2011 mendatang genap 73 tahun.

Tanggal 1 Agustus 1957 merupakan hari bersejarah dalam hidup Haji Aminuddin Gudang Daeng Taba, karena pada hari itu, ia resmi terangkat menjadi guru Pegawai Negeri Sipil. Ia ditempatkan sebagai guru sekolah dasar di Sekolah Rakyat (SR) Kassi Buta, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba.

''Sebenarnya saya merasa masih terlalu muda untuk menjadi guru ketika itu, karena usia saya baru 19 tahun,'' kenangnya saat menceritakan peristiwa bersejarah dalam hidupnya itu kepada penulis, di kediamannya Jl M Sirfin 33, Bulukumba, 20 Maret 2011.

Tetapi karena memang sudah panggilan jiwa, maka ia pun berangkat dari ibukota Kabupaten Bulukumba ke Kassi Buta di Kecamatan Kajang yang jaraknya kurang lebih 40 kilometer.

Di balik kegembiraan menerima SK pengangkatan sebagai guru, juga terselip rasa enggan dan rasa takut. Enggan karena ia sudah merasa sudah senang menjalani hidupnya sebagai pemuda dari keluarga yang cukup ''berada.''

Ayahnya, Gudang Daeng Bone, ketika itu bekerja sebagai tukang jahit yang tergolong cukup ''berada'' ketika itu. Udding-panggilan akrab Aminuddin-ketika itu memiliki motor besar dan bisa dihitung jari jumlah pemuda yang memiliki sepeda motor saat itu.

Udding juga merasa takut karena Kecamatan Kajang ketika itu identik dengan ''daerah berselimut magis''. Sejak ratusan tahun silam sampai sekarang di Kecamatan Kajang, terdapat sebuah wilayah atau kawasan cukup luas yang dihuni dan ''dikuasai'' oleh Suku Adat Ammatoa. Suku dengan ciri khas pakaian serba hitam dan dipimpin seorang ketua adat yang disebut Ammatoa. Ketua adat bergelar Ammatoa dan para lelaki dewasa di kawasan adat Ammatoa ketika itu, konon rata-rata memiliki ilmu kanuragan dan kekuatan magis.

''Tetapi setelah diberi keyakinan oleh orangtua, keluarga, dan teman-teman, saya dengan senang hati akhirnya berangkat ke Kajang melaksanakan tugas sebagai guru,'' kata Udding.

Sambil mengajar, ia juga bekerja sambilan sebagai tukang jahit. Bakat tukang jahit menurun dari sang ayah, Gudang Daeng Bone, yang memang cukup dikenal di ibukota Kabupaten Bulukumba pada tahun 50-an hingga akhir tahun 60-an.

''Waktu itu, gaji pertama saya Rp 375 (tiga ratus tujuh puluh lima rupiah) per bulan. Kalau tidak salah, harga beras waktu itu Rp 1 (satu rupiah) per liter,'' ujarnya.

Saat bertugas di Kajang, ia pernah dihardik oleh seorang tentara, karena dikira hanya seorang remaja (19 tahun), tetapi setelah beberapa orang menjelaskan bahwa dirinya seorang guru, sang tentara langsung meminta maaf.

''Mungkin karena ia melihat badan saya kecil dan wajah saya masih sangat muda, tetapi setelah ada yang memberitahu, ia datang minta maaf,'' kata Udding. (bersambung)

------------------------
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/]

Komentar

PSKPI mengatakan…
Saya senang sekali membaca kisah ini. Kalau penulis dapat mengarahkan perhatian pada sejarah pendidikan di Bulukumba sampai tahap sekarang, akan sangat membanggakan. Sosok guru seperti ini adalah sumber sejarah yang harus diberdayakan. Kalau tidak, banyak sekali sejarah sosial pendidikan Bulukumba berlalu begitu saja.
Asnawin Aminuddin mengatakan…
Terima kasih atas atensi dan sarannya. Ya, mdh2an saya punya kesempatan untuk membuat sejarah dan perkembangan pendidikan di Bulukumba .......
Asnawin Aminuddin mengatakan…
Tulisan Bagian Kedua:
..
Kenangan Manis 41 Tahun Jadi Guru di Bulukumba (2):
13 Tahun Hanya Naik Sepeda Kumbang
..
https://kabupatenbulukumba.blogspot.co.id/2011/04/kenangan-manis-41-tahun-jadi-guru-di_24.html

Postingan populer dari blog ini

Kisah Ikan Duyung di Bulukumba

IKAN DUYUNG. Jumaning (60), membersihkan tubuh ikan duyung yang ditemuinya di tepi pantai saat mencuci bentang (tali rumput laut) di pesisir pantai di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Selasa, 19 April 2011. Banyak warga yang berkunjung ke rumah Jumaning karena penasaran ingin melihat ikan duyung tersebut. (Foto: Kompas/k23-11) -------------------------- Kisah Ikan Duyung di Bulukumba Meski Dibacok, Ikan Duyung Tetap Hidup Harian Kompas (Kompas.com) K23-11 | yuli | Rabu, 20 April 2011 http://regional.kompas.com/read/2011/04/20/04143456/Meski.Dibacok.Ikan.Duyung.Tetap.Hidup BULUKUMBA, KOMPAS.com — Warga pesisir di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, digemparkan dengan seekor ikan duyung yang tiba-tiba muncul, Selasa (19/4/2011). Para nelayan pun kemudian berniat memotong ikan tersebut untuk mengambil dagingnya. Namun, entah mengapa ikan duyung yang tubuhnya sudah terluka akibat sabetan parang itu terus berenang hing

Pahlawan Nasional dan Andi Sultan Daeng Radja

Andi Sultan Daeng Radja bersama tujuh orang lainnya telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional melalui Surat Keputusan Presiden RI (Susilo Bambang Yudhoyono) Nomor 085/TK/Tahun 2006 tanggal 3 November 2006. Andi Sultan Daeng Radja secara diam-diam mengikuti Kongres Pemuda Indonesia, pada 28 Oktober 1928. Bersama Dr Ratulangi dan Andi Pangerang Pettarani, dirinya diutus sebagai wakil Sulawesi mengikuti rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) di Jakarta.

Kecamatan, Kelurahan, Desa, dan Kode Pos di Kabupaten Bulukumba

BUNDARAN PHINISI. Kabupaten Bulukumba yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, terdiri atas 10 kecamatan dan 126 desa/kelurahan. Berikut daftar nama-nama kecamatan, desa dan kelurahan, serta kode pos masing-masing desa/kelurahan di Kabupaten Bulukumba. (Foto: Asnawin) ----------------------------- Kecamatan, Kelurahan, Desa, dan Kode Pos di Kabupaten Bulukumba Berikut ini adalah daftar nama-nama Kecamatan, Kelurahan / Desa, dan nomor kode pos (postcode / zip code) pada masing-masing kelurahan / desa, di Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan, Republik Indonesia. Kabupaten : Bulukumba 1. Kecamatan Bonto Bahari - 1. Kelurahan/Desa Ara ----------------- (Kodepos : 92571) - 2. Kelurahan/Desa Benjala ------------- (Kodepos : 92571) - 3. Kelurahan/Desa Bira ----------------- (Kodepos : 92571) - 4. Kelurahan/Desa Darubiah ------------ (Kodepos : 92571) - 5. Kelurahan/Desa Lembanna ----------- (Kodepos : 92571) - 6. Kelurahan/Desa Sapolohe -