Minggu, 03 April 2011

Tenaga Medis RSUD Bulukumba Mogok Kerja


TUTUP. Instalasi Gawat Darurat (IRD) RSUD Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba ditutup, Jumat, 1 April 2011. Penutupan tersebut dilakukan oleh para tenaga medis, termasuk dokter, sebagai aksi protes jasa layanan yang tidak dibayarkan,  (Foto: ARMAN/FAJAR)

---------------------------Tenaga Medis RSUD Bulukumba Mogok Kerja
- Uang Jasa Tidak Dibayar, Pelayanan RSUD Lumpuh

Oleh Muhammad Arman
Sabtu, 02 April 2011

http://www.fajar.co.id/read-20110401193915-tenaga-medis-mogok

BULUKUMBA -- Ratusan tenaga medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sulthan daeng Radja mogok kerja Jumat, 1 April. Akibatnya, pelayanan di rumah sakit ini terganggu.

Unit Gawat Darurat (UGD) ditutup dan tenaga medis ramai-ramai menolak memberikan pelayanan pasien yang datang di rumah sakit. Aksi ini merupakan buntut dari protes tenaga medis yang belum menerima sepenuhnya uang jasa pelayanan sejak 2009.

Koordinator Aksi, dr Wiwiek Setiawulan mengatakan, aksi mogok ini tidak akan diakhiri tanpa kepastian pembayaran hak para tenaga medis. Langkah ini, kata dia, dilakukan karena tenaga medis sudah berulang kali meminta pembayaran jasa tersebut tetapi sampai saat ini tidak ada sedikit pun realisasinya. Padahal, setiap hari dia dan rekan-rekannya dituntut pasien memberikan pelayanan maksimal.

"Aksi ini akan terus dilanjutkan sampai tuntutan kami dipenuhi. Sekarang kami minta pemerintah daerah tidak diam dan segera mengambil keputusan," tegasnya.

Kata dia, tuntutan yang disampaikan tidak main-main. Karena ini adalah hak yang tidak dipenuhi. "Kasian kita juga yang harus bekerja setiap hari tetapi apa yang kami lakukan tidak dihargai. Jangan salahkan kami melakukan ini, tapi tanya pemkab mana tanggung jawabnya," ujar Wiwiek.

Soal tuntutannya, Wiwiek memaparkan ada lima hal. Kelima tuntutan tersebut adalah segera bayarkan jasa pelayanan pasien Jamkesda yang tertunggak sejak 2009 senilai Rp 2,2 miliar. Kemudian pembayaran uang jasa medik dan non medik sekira Rp 1 miliar, jasa layanan pada UGD gratis senilai Rp 185 juta, dan adanya pemotongan jasa pelayanan umum dari seharusnya Rp 37 juta per bulan dibayarkan Rp 25 juta per bulan.

"Termasuk kami meminta agar dilakukan perombakan total manajemen rumah sakit ini khususnya pada bagian keuangan," katanya.

Tidak hanya itu, Wiwiek juga membeberkan fakta lain yakni adanya utang obat-obatan terhadap pihak ketiga senilai Rp 200 juta yang belum dibayarkan hingga saat ini. Akibat tunggakan ini, RSUD Sultan daeng Radja mengalami kekurangan stok obat. Persoalan ini, kata dia, paling pelik karena kebutuhan ini adalah kebutuhan yang diperuntukkan untuk pasein Jamkesda. Belum lagi, uang jasa dan honor di berbagai puskesmas hingga saat ini memiliki tunggakan tidak kurang dari Rp 1,3 miliar.

"Kita kadang-kadang diserang pasien. Katanya pelayanan di rumah sakit tidak maksimal, tidak ada obat dan lainnya. Otomatis sebagai dokter kita juga sulit menjelaskannya karena memang stok obat kurang. Makanya, kami tolak saja pasien sejak 1 April ini. Biar kita lihat apa solusi dari pemkab," tambahnya.

Wakil Bupati Bulukumba, Syamsuddin yang hadir saat aksi mogok ini berlangsung berjanji secepatnya mengambil langkah kongkret untuk menyikapi tuntutan tenaga medis tersebut. Sayangnya, Syamsuddin tidak berani memastikan kapan tuntutan ini dipenuhi pemerintah. Dia juga berharap pelayanan RSUD tetap berjalan sambil dicarikan solusi terkait apa yang dipaparkan para tenaga medis tersebut.

"Saya memaklumi jika tenaga medis menuntut haknya. Saya pikir ini akan menjadi perhatian pemerintah," katanya.
 
Apalagi, menurut Syamsuddin, ini adalah tunggakan pada periode sebelumnya saat dirinya belum memimpin Bulukumba. Tapi bukan berarti hal ini akan dibiarkan saja. Pemda pasti bertanggungjawab.
 
"Dalam waktu dekat kami akan melakukan pertemuan membahas ini," ujar Syamsuddin. (*)

[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

2 komentar:

IDI PASER mengatakan...

JANGAN CUMA DENGAR AKAN TAPI HARUS MANJADI PERHATIAN PEMERINTAH UNTUK DITINDAK LANJUTI......BILA PEMERINTAH TIDAK SANGGUNP LAGI MENGELOLA RSUD SERAHKAN SEMUNAYA KE DEPKES BIAR DEPKSES YANG MENGATURNYA......

opiex mengatakan...

mohon maaf!!!

mohon informasi tentang nomor telepon RSUD H.ANDI SULTAN DAENG RADJA.

terima kasih