Rabu, 02 November 2011
Warga Menanam Pisang di Jalan Desa
PROTES. Warga tiga dusun di Desa Mattiro Walie menanam pisang di tengah jalan dan memalang jalan yang rusak parah sebagai bentuk protes, karena tidak ada perhatian pemkab. Gambar direkam, Selasa, 1 November 2011. Dari tiga kilometer yang ditanami pisang, sekira dua kilometer belum pernah tersentuh proyek pengaspalan jalan. (Foto: Arman/Fajar)
--------------
Warga Menanam Pisang di Jalan Desa
- Protes Minimnya Perhatian Pemkab
Rabu, 02 November 2011
http://www.fajar.co.id/read-20111101183042-warga-tanam-pisang-di-jalan-desa
BULUKUMBA, FAJAR -- Ratusan warga pada tiga dusun di Desa Mattiro Walie, Kecamatan Kindang menanam pisang di jalan sepanjang tiga kilometer, Selasa, 1 November 2011. Aksi tersebut dilakukan sebagai protes lantaran sampai saat ini jalan antar desa tersebut tidak pernah diperhatikan pemerintah.
Bahkan dari tiga kilometer yang ditanami pisang, sekira dua kilometer belum pernah tersentuh proyek pengaspalan jalan. Satu kilometer sisanya yang sudah rusak parah juga tidak tersentuh perbaikan sejak 15 tahun lalu.
Perwakilan warga yang juga Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Abdul Hamid menegaskan, aksi ini dilakukan setelah berulang kali ruas jalan ini diusulkan untuk diperbaiki namun tidak pernah direspons. Warga kata dia, sudah capek dijanji. Pemkab hanya selalu memberikan harapan namun tidak pernah terealisasi. Terakhir kali pemkab menjanjikan akan menganggarkan ruas jalan ini pada APBD 2011 tetapi kembali tidak ada.
"Warga sudah tidak percaya janji lagi. Mereka bilang tanami saja pisang," katanya.
Bersamaan dengan itu, warga tiga dusun, yakni Dusun Sopa, Kampung Tangnga, dan Bontorika sepakat melakukan ini. "Kita sangat kecewa dengan sikap pemkab termasuk anggota DPRD dari daerah pemilihan ini yang tidak bisa memperjuangkan konstituennya," protes Abdul Hamid, Selasa, 1 November.
Warga lainnya yang merupakan Kepala Dusun Kampung Tangnga, Jamaluddin juga menegaskan hal serupa. Dia bahkan tidak segan-segan mengatakan akan melakukan aksi unjukrasa dan mendatangi Kantor Bupati Bulukumba jika setelah warga menanami pisang pemkab tidak juga bereaksi. Pasalnya, perbaikan jalan ini sangat dibutuhkan karena menjadi akses utama warga dalam memasarkan hasil buminya. "Kalau begini, bagaimana caranya," ketus Jamaluddin.
Ketua Komisi C DPRD Bulukumba, Askar HL yang turun ke lapangan setelah mendengar aksi warga mengatakan, dirinya berjanji tidak akan menyetujui pembahasan proyek infrastruktur lain jika ruas jalan ini tidak ada di dalamnya. Bahkan, kata dia, andaikan memungkinkan, maka ruas jalan ini dianggarkan pada anggaran perubahan tahun ini.
"Tapi itu tidak memungkinkan karena hampir pasti tidak akan ada pengerjaan fisik pada anggaran perubahan. Tapi APBD tahun depan, tidak ada lagi alasan untuk tidak mengalokasikannya," katanya.
"Saya yang jamin. Saya harap warga bisa memegang kata-kata ini dan akan saya buktikan," janjinya.
Bupati Bulukumba, Zainuddin Hasan mengatakan, protes warga tersebut sudah dimasukkan sebagai proyek prioritas tahun depan. Menurut Zainuddin, tanpa ditanami pisang pun ruas jalan tersebut sudah masuk dalam perencanaan pemkab untuk dikerjakan. Anggaran senilai Rp2,5 miliar yang harus disiapkan untuk mengerjakan proyek siap dialokasikan. (arm/har)
[Terima kasih atas kunjungan dan komentar Anda di Blog Kabupaten Bulukumba - http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
IKAN DUYUNG. Jumaning (60), membersihkan tubuh ikan duyung yang ditemuinya di tepi pantai saat mencuci bentang (tali rumput laut) di pesi...
-
Andi Sultan Daeng Radja bersama tujuh orang lainnya telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional melalui Surat Keputusan Presiden RI (Sus...
-
BUNDARAN PHINISI. Kabupaten Bulukumba yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, terdiri atas 10 kecamatan dan 126 ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar