Rabu, 24 Agustus 2011
DKP Takut Tindak Perusak Biota Laut
Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) mengakui tidak pernah memantau aktivitas pengeboman ikan yang marak di perairan Bulukumba. Alasannya, personel DKP tidak berani mengambil risiko lantaran para pelaku pengeboman atau pembiusan ikan tidak ragu-ragu melawan petugas. Praktis, DKP hanya melakukan sosialisasi kepada nelayan tanpa terlibat langsung menghentikan aktivitas perusakan biota laut ini. (int)
DKP Takut Tindak Perusak Biota Laut
Rabu, 24 Agustus 2011
http://www.fajar.co.id/read-20110824120926-dkp-takut-tindak-perusak-biota-laut
BULUKUMBA, FAJAR -- Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) mengakui tidak pernah memantau aktivitas pengeboman ikan yang marak di perairan Bulukumba. Alasannya, personel DKP tidak berani mengambil risiko lantaran para pelaku pengeboman atau pembiusan ikan tidak ragu-ragu melawan petugas. Praktis, DKP hanya melakukan sosialisasi kepada nelayan tanpa terlibat langsung menghentikan aktivitas perusakan biota laut ini.
Kepala DKP Bulukumba, Muhammad Sabir mengatakan, pihaknya belum pernah mengirim anggotanya untuk melakukan pemantauan di laut lepas karena takut diserang pelaku. Menurut dia, sangat mungkin bahan peledak yang akan digunakan untuk mengebom ikan digunakan untuk menyerang petugas.
"Kalau begitu siapa yang berani. Buat apa melakukan pengawasan jika kita yang akan mati di tengah laut," kata Sabir usai rapat dengar pendapat dengan DPRD, Selasa, 23 Agustus.
Karena itu, ia mengaku angkat tangan. Sebab, sangat sulit menghentikan aktivitas tersebut. Saat didesak untuk bertindak, ia mengatakan, tidak mungkin tanpa bantuan aparat kepolisian. Yang bisa dia lakukan, hanya upaya preventif dengan mendekati nelayan agar sadar bahwa dengan merusak biota laut justru akan membunuh populasi ikan. Terlebih, kata dia, saat ini untuk wilayah pesisir sudah habis dibom atau dibius.
"Selain itu, persoalan anggaran juga minim. Terus terang untuk pengawasan kami hanya diberikan anggaran Ro10 juta untuk satu tahun," keluhnya.
Anggota Komisi B DPRD Bulukumba, Zulkifli Saiye mengatakan, pihaknya sudah membangun kesepakatan dengan DKP dan kepolisian untuk membentuk tim terpadu. Alasannya, kerusakan biota laut di Bulukumba sudah cukup parah dengan makin maraknya pemboman dan pembiusan ikan. Untuk itu, Zulkifli mengatakan, dirinya akan membantu DKP dalam menyiapkan anggaran pengawasan yang cukup. (arm/har)
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
IKAN DUYUNG. Jumaning (60), membersihkan tubuh ikan duyung yang ditemuinya di tepi pantai saat mencuci bentang (tali rumput laut) di pesi...
-
Andi Sultan Daeng Radja bersama tujuh orang lainnya telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional melalui Surat Keputusan Presiden RI (Sus...
-
BUNDARAN PHINISI. Kabupaten Bulukumba yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, terdiri atas 10 kecamatan dan 126 ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar