Langsung ke konten utama

Wakili Sulsel, Tapi Tak Ada Bantuan Biaya



Ramliati, salah seorang guru yang mendampingi siswa SMP 8 Gantarang mengikuti lomba tingkat nasional sebagai wakil Provinsi Sulsel, mengatakan Pemprov Sulsel menyerahkan masalah biaya kepada Pemkab setempat, tetapi Bagian Keuangan Pemkab Bulukumba mengatakan tidak ada dana. "Saya mau menangis waktu mereka bilang begitu, karena kami sudah harus segera ke Jakarta, tetapi belum ada uang," ungkapnya.

-------------

Siswa SMPN 8 Gantarang Bulukumba:
Wakili Sulsel, Tapi Tak Ada Bantuan Dana

Oleh: Asnawin

Tak mudah menjadi wakil sebuah provinsi untuk mengikuti lomba atau pertandingan di tingkat nasional. Sebuah SMP misalnya, dia harus bersaing dengan ratusan SMP di provinsinya agar bisa menjadi yang terbaik dan akhirnya ditunjuk mewakili provinsi mengikuti ajang lomba atau kompetisi tingkat nasional.

Sebagai wakil provinsi, maka seharusnya semua biaya atau dana yang dibutuhkan, mulai dari pemberangkatan, saat mengikuti lomba, hingga pemulangan, ditanggung oleh Pemerintah Provinsi, tetapi kenyataannya tak jarang orang, kelompok, atau lembaga yang mewakili provinsi harus berjuang mencari sendiri biaya yang dibutuhkan.

Pengalaman pahit itulah yang dirasakan Kepala Sekolah dan guru pembina SMP Negeri 08 Gantarang, Kabupaten Bulukumba. SMPN 8 Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba, kini mewakili Sulawesi Selatan ke tingkat nasional di Jakarta, mengikuti Cerdas Cermat Bidang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Lomba Paduan Suara se-Indonesia.

Guru setempat  mengirim utusannya pada lomba tersebut sebanyak delapan orang dan didampingi Kepala Sekolah Syamsuddin, serta dua orang guru UKS, yakni Ramliati dan Abd Aziz. Regu SMPN 8 Gantarang berangkat ke Taman Mini Indonesia Indah, di Jakarta kemarin, Minggu 30 Oktober 2011, dan rencananya akan kembali padi 5 November 2011.

Ramliati yang dihubungi via sms, Selasa pagi, 1 November 2011, sekitar pukul 10.00 Wita, mengatakan, anak-anak bimbingannya sedang mengikuti acara Dahsyat di RCTI.

"Sebentar jam 2 lomba KKR (Kader Kesehatan Remaja)," katanya via sms.

Dia mengatakan, agenda hari ini (Selasa, 1 November 2011) adalah Lomba KKR dan Cipta Puisi, selanjutnya Rabu besok (2 November 2011), final Lomba KKR, Cerdas Cermat, dan Baca Puisi.

Siswa SMP 08 Gantarang, Buukumba, yang mengikuti Lomba Cerdas Cermat, yaitu Nursyafikah, Zahratunnisa, dan A Ade Astrid Kurnia, sedangkan siswa yang mengikuti Lomba Paduan Suara, yaitu Mega Aulia Ali Saleng, Riska Purnamasari, Miftahul Awal Ali Saleng, Nur Ma'rufi Rahmat, dan Muh. Risky.


Tak Ada Bantuan

Senin siang, 31 Oktober 2011, penulis sempat ngobrol via telepon dengan Ramliati. Dia mengatakan, rombongannya baru saja tiba di Jakarta setelah melakukan penerbangan selama sekitar dua jam dari Makassar.

Ketika penulis menyinggung besarnya bantuan dari Pemprov Sulsel dan Pemkab Bulukumba, Ramliati secara tegas mengatakan tidak ada bantuan sama sekali.

"Kami ke provinsi, tetapi mereka bilang soal bantuan biaya, diserahkan kepada Pemkab setempat. Jadi kami menghadap kepada Pak Bupati lalu diberikan rekomendasi untuk dimintakan dananya di Bagian Keuangan, tetapi Bagian Keuangan bilang tidak ada dana. Saya mau menangis waktu mereka bilang begitu, karena kami sudah harus segera ke Jakarta, tetapi belum ada uang," ungkapnya.

Kepala Sekolah dan guru di SMP 8 Gantarang kemudian berembug dan mereka memutuskan tetap berangkat ke Jakarta, meskipun dengan biaya sendiri.

"Kami akhirnya berangkat dengan biaya sendiri," papar Ramliati.

Menjawab pertanyaan penulis apakah tidak adanya bantuan biaya berpengaruh kepada motivasi mereka, dia mengatakan justru mereka bertekad meraih hasil terbaik.

"Kami akan berupaya maksimal agar bisa meraih hasil terbaik," kata Ramliati.

Harus Pandai dan Mampu

Kepada hari Tribun Timur, beberapa hari sebelumnya, Kepala Sekolah SMPN 8 Gantarang, Syamsuddin,  mengatakan, sekolahnya ditunjuk mewakili Sulsel setelah berhasil memperoleh juara kedua pada Lomba Cerdas Cermat Bidang UKS tingkat Provinsi Sulsel, di Makassar, Juni lalu.

Siswa dan siswi yang ikut pada Lomba Cerdas Cermat UKS, lanjutnya, harus pandai melakukan penyuluhan kesehatan di sekolah maupun di lingkungan sekolah sekitar. Mereka juga harus memahami Kader Kesehatan Remaja (KKR) dengan melakukan pertolangan pertama pada kecelakaan (P3K).

Selain itu, kata Syamsuddin, para siswa harus menguasai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), yakni mampu menjelaskan kepada para siswa dan anggota masyarakat bahaya seks bebas, serta memahami pertolongan bagi penderita napza.

[Terima kasih atas kunjungan dan komentar Anda di Blog Kabupaten Bulukumba - http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Komentar

Anonim mengatakan…
memang tidak ada dana untuk itu. Tapi kalau untuk dikorupsi ada he.he sudah tradisi......
Anonim mengatakan…
sepertinya di daerah ini prestasi bukan sesuatu yang harus dibanggakan. Buktinya telah banyak prestasi yang ditorehkan oleh generasi muda di daerah ini, misalnya karya tulis ilmiah, olahraga, dan berbagai bidang lainnya .... tapi para petinggi lebih sibuk mengurusi kepentingannya ketimbang sedikit memberi perhatian dan rasa terimakasihnya. KODONG .... KAMSENU DEH .. PUTRA BULUKUMBA ...

Postingan populer dari blog ini

Kisah Ikan Duyung di Bulukumba

IKAN DUYUNG. Jumaning (60), membersihkan tubuh ikan duyung yang ditemuinya di tepi pantai saat mencuci bentang (tali rumput laut) di pesisir pantai di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Selasa, 19 April 2011. Banyak warga yang berkunjung ke rumah Jumaning karena penasaran ingin melihat ikan duyung tersebut. (Foto: Kompas/k23-11) -------------------------- Kisah Ikan Duyung di Bulukumba Meski Dibacok, Ikan Duyung Tetap Hidup Harian Kompas (Kompas.com) K23-11 | yuli | Rabu, 20 April 2011 http://regional.kompas.com/read/2011/04/20/04143456/Meski.Dibacok.Ikan.Duyung.Tetap.Hidup BULUKUMBA, KOMPAS.com — Warga pesisir di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, digemparkan dengan seekor ikan duyung yang tiba-tiba muncul, Selasa (19/4/2011). Para nelayan pun kemudian berniat memotong ikan tersebut untuk mengambil dagingnya. Namun, entah mengapa ikan duyung yang tubuhnya sudah terluka akibat sabetan parang itu terus berenang hing

Pahlawan Nasional dan Andi Sultan Daeng Radja

Andi Sultan Daeng Radja bersama tujuh orang lainnya telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional melalui Surat Keputusan Presiden RI (Susilo Bambang Yudhoyono) Nomor 085/TK/Tahun 2006 tanggal 3 November 2006. Andi Sultan Daeng Radja secara diam-diam mengikuti Kongres Pemuda Indonesia, pada 28 Oktober 1928. Bersama Dr Ratulangi dan Andi Pangerang Pettarani, dirinya diutus sebagai wakil Sulawesi mengikuti rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) di Jakarta.

Kecamatan, Kelurahan, Desa, dan Kode Pos di Kabupaten Bulukumba

BUNDARAN PHINISI. Kabupaten Bulukumba yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, terdiri atas 10 kecamatan dan 126 desa/kelurahan. Berikut daftar nama-nama kecamatan, desa dan kelurahan, serta kode pos masing-masing desa/kelurahan di Kabupaten Bulukumba. (Foto: Asnawin) ----------------------------- Kecamatan, Kelurahan, Desa, dan Kode Pos di Kabupaten Bulukumba Berikut ini adalah daftar nama-nama Kecamatan, Kelurahan / Desa, dan nomor kode pos (postcode / zip code) pada masing-masing kelurahan / desa, di Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan, Republik Indonesia. Kabupaten : Bulukumba 1. Kecamatan Bonto Bahari - 1. Kelurahan/Desa Ara ----------------- (Kodepos : 92571) - 2. Kelurahan/Desa Benjala ------------- (Kodepos : 92571) - 3. Kelurahan/Desa Bira ----------------- (Kodepos : 92571) - 4. Kelurahan/Desa Darubiah ------------ (Kodepos : 92571) - 5. Kelurahan/Desa Lembanna ----------- (Kodepos : 92571) - 6. Kelurahan/Desa Sapolohe -