Langsung ke konten utama

Islamic Centre Bulukumba, Pembangunan Setengah Hati?


ISLAMIC CENTRE. Beginilah kondisi Islamic Centre Bulukumba, pada Ahad, 7 April 2013. Masjid ini dibangun sejak Patabai Pabokori menjabat Bupati Bulukumba (1995-2000, 2000-2005). Selama lima tahun berikutnya, ketika A Syukri Sappewali menjadi bupati (2005-2010), masjid tersebut konon tidak pernah disentuh sama sekali pembangunannya. Zainuddin Hasan selaku Bupati Bulukumba periode 2010-2015, berjanji akan melanjutkan pembangunan Islamic Centre Bulukumba. (Foto: Asnawin)




Islamic Centre Bulukumba, Pembangunan Setengah Hati?


Oleh: Asnawin
(Pendiri dan pengelola http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/)

Kabupaten Bulukumba sebenarnya dikenal sebagai kota religius. Banyak pondok pesantren dan sekolah yang berlabel Islam berdiri di "butta panrita lopi" (julukan Kabupaten Bulukumba). Juga pernah dibuat Perda Penerapan Syariat Islam dan diujicobakan pada salah satu desa di Bulukumba.

Bulukumba pun menjadi salah satu daerah pertama (tahun 1600-an) di Sulawesi Selatan sebagai tempat masuk dan penyebaran agama Islam, melalui tokoh asal Minangkabau (Sumatera Barat dan sekitarnya) bernama Abdul Jawad dan bergelar Al Maulana Khatib Bungsu (versi lain menyebut nama aslinya adalah Nurdin Ariyani).

Abdul Jawad atau Al Maulana Khatib Bungsu kemudian lebih dikenal dengan sebutan Dato' Tiro atau Datuk ri Tiro, yang makamnya di Kecamatan Bontotiro, Kabupaten Bulukumba, masih selalu ramai dikunjungi.

Al Maulana Khatib Bungsu datang ke Sulawesi Selatan bersama dua sahabatnya, yaitu Khatib Makmur yang lebih dikenal dengan nama Datuk ri Bandang atau Dato' ri Bandang (menyebarkan Islam di Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo/Makassar), dan Khatib Sulaiman yang lebih dikenal dengan Datuk Patimang atau Dato' Patimang (menyebarkan Islam di Kerajaan Luwu). 

Mereka bertiga adalah murid atau santri dari Pesantren Sunan Giri, salah seorang Walisongo (wali sembilan yang merupakan penyebar agama Islam di tanah Jawa pada abad ke-17), dan pendiri kerajaan Guru Kedaton, yang berkedudukan di daerah Gresik, Jawa Timur.

Hingga awal tahun 2000-an, suasana religius masih cukup terasa di Kabupaten Bulukumba. Masjid-masjid yang ada di pusat kota, selalu ramai oleh kehadiran dan berbagai aktivitas yang dilakukan oleh remaja masjid (sekarang remaja-remaja muslim di Bulukumba lebih banyak menghabiskan waktu untuk kegiatan yang tidak bermanfaat dan jarang shalat berjamaah di masjid).

Pemda Bulukumba ketika itu juga memberikan perhatian yang cukup besar untuk pembinaan remaja masjid dan pembangunan bidang keagamaan. Cukup banyak remaja masjid dan pemuka agama yang mendapat jatah naik haji atau umrah atas biaya Pemda Bulukumba (sekarang sudah jarang terdengar kabarnya).

Untuk memperkuat simbol pembangunan keagamaan itulah, Patabai Pabokori yang menjabat Bupati Bulukumba selama dua periode (1995-2000, 2000-2005) berinisiatif membangun Islamic Centre, yang lokasinya cukup luas dan letaknya hampir berhadapan dengan Kantor DPRD Bulukumba (jalan poros provinsi Makassar - Bulukumba, sekitar km-151 dari Kota Makassar).

Pada peresmian gedung DPRD Bulukumba (kalau tidak salah tahun 2002), sejumlah pengusaha, pejabat, dan dermawan mengutarakan secara terbuka kesediaan mereka memberikan bantuan, baik berupa dana, maupun material (semen, pasir, batu bata, batu merah, batu kali, dll).

Penulis yang kebetulan menghadiri acara peresmian gedung DPRD Bulukumba ketika itu, mendengar salah seorang pengusaha (yang kemudian terpilih menjadi anggota DPR RI) berjanji akan menyumbang 1.000 zak semen.

Entah apakah janji tersebut direalisasikan atau tidak, tapi yang pasti, hingga berakhirnya masa jabatan Patabai Pabokori sebagai bupati (2005), bangunan Islamic Centre belum kelihatan.

Andi Syukri Sappewali yang menjabat Bupati Bulukumba periode 2005-2010, nyaris tidak berbuat apa-apa untuk pembangunan Islamic Centre. Pembangunan bidang keagamaan yang cukup bagus di era Patabai Pabokori, juga seolah-olah dianak-tirikan oleh Andi Syukri.

Pembangunan Islamic Centre Bulukumba baru berlanjut kembali setelah H Zainuddin Hasan menjabat Bupati Bulukumba (periode 2010-2015). Tampaknya, mantan Bupati Pohuwato, Provinsi Gorontalo, berupaya keras memenuhi janjinya saat kampanye Pemilukada Bulukumba, bahwa dirinya akan melanjutkan pembangunan Masjid Islamic Bulukumba.


----------------
Beginilah kemajuan pembangunan Islamic Centre Bulukumba hingga Sabtu, 27 Oktober 2012. Pembangunan Islamic Centre Bulukumba mengalami kemajuan berarti di era pemerintahan duet Zainuddin Hasan - Syamsuddin selaku bupati dan wakil bupati Bulukumba periode 2010-2015. (Foto: Asnawin)
---------------



Janji Kampanye


Kita tentu saja memberikan apresiasi kepada Patabai Pabokori yang merintis pembangunan Islamic Centre Bulukumba dan berterima-kasih kepada Andi Syukri Sappewali yang tidak terlalu memerhatikan pembangunan simbol keagamaan tersebut.

Kita juga bersyukur atas pesatnya pembangunan Islamic Centre Bulukumba dalam tiga tahun pertama Zainuddin Hasan menjabat Bupati Bulukumba.

Kita berharap pembangunan Islamic Centre Bulukumba tidak terkesan setengah hati dan bukan dijadikan sebagai alat kampanye. Kita berharap Islamic Centre Bulukumba kelak menjadi simbol dan pusat kegiatan keagamaan di Butta Panrita Lopi.

Zainuddin Hasan selaku Bupati Bulukumba diharapkan tidak setengah hati membangun Islamic Centre Bulukumba (saat kampanye beliau berjanji akan melanjutkan pembangunan Masjid Islamic Bulukumba) dan juga tidak setengah hati memacu pembangunan keagamaan di tanah kelahirannya.

Saat terpilih menjadi bupati, Zainuddin Hasan bersama pasangannya Syamsuddin (Wakil Bupati Bulukumba) menetapkan visi pembangunan Kabupaten Bulukumba periode 2010-2015 dengan kalimat : “Membangun Desa, Menata Kota melalui Kemandirian Lokal yang Bernafaskan Keagamaan.”

Untuk mewujudkan visi tersebut, pasangan ZAIDIN (Zainuddin Hasan - Syamsuddin) menetapkan lima misi, antara lain meningkatkan pengamalan nilai-nilai agama dan Budaya terhadap segenap aspek kehidupan kemasyarakatan.

Memang ada celah yang bisa dimanfaatkan oleh Zainuddin Hasan untuk berkelit dari janjinya saat berkampanye sebagai calon Bupati Bulukumba pada 2010, bahwa dirinya akan "melanjutkan" pembangunan Islamic Centre, bukan "menuntaskan."

Namun, kita berharap Zainuddin Hasan (dan diharapkan bantuan serta partisipasi aktif masyarakat Bulukumba, termasuk yang ada di perantauan) memberikan perhatian khusus untuk kelanjutan pembangunan Islamic Centre Bulukumba.

Kalau pun tidak bisa rampung pembangunannya hingga akhir masa jabatan Zainuddin Hasan sebagai bupati (2015), kita berharap Masjid Islamic Centre Bulukumba sudah bisa digunakan sebagai tempat shalat, tempat beribadah, dan pusat kegiatan umat Islam di Kabupaten Bulukumba.




--------------
ISLAMIC CENTRE. Beginilah suasana pembangunan dan kondisi  Islamic Centre Bulukumba pada 29 Maret 2011. (Foto: Asnawin)
------------




Website dan Media Cetak


Untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat, dermawan, dan berbagai organisasi / lembaga (lokal, regional, nasional, dan internasional), membantu atau berpartisipasi aktif dalam kelanjutan pembangunan Islamic Centre Bulukumba, kami berharap Bupati Bulukumba atau Pemkab Bulukumba, membuka rekening khusus (misalnya dengan nama Islamic Centre Bulukumba).

Kemudian Pemkab Bulukumba bersama sejumlah elemen masyarakat mempromosikan kelanjutan Pembangunan Islamic Centre Bulukumba melalui berbagai media dan kesempatan, serta selalu melampirkan atau menyampaikan nomor rekening Islamic Centre Bulukumba.

Kalau perlu dibuka website khusus dan diterbitkan media cetak khusus Islamic Centre Bulukumba, dengan menampilkan latar belakang pembangunan, gambar pembangunan dan kemajuan pembangunan, serta berbagai hal yang berkaitan dengan Islamic Centre dan pembangunan bidang keagamaan di Kabupaten "Butta Panrita Lopi" Bulukumba.

Tentu masih banyak ide atau cara yang bisa ditempuh untuk memacu pembangunan Islamic Centre Bulukumba, tetapi yang lebih penting adalah perhatian dan keseriusan dari Pemkab Bulukumba untuk melanjutkan dan merampungkan pembangunannya, sehingga Islamic Centre Bulukumba bisa lebih cepat dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Semoga.

Makassar, 12 Mei 2013.

Daftar Pustaka:
------------------
- www.bulukumbakab.go.id- http://sosbud.kompasiana.com/2011/09/20/tangis-masjid-islamic-centre-bulukumba-396990.html
- http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/2009/08/mengenal-kabupaten-bulukumba-4.html
- http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/2010/03/mengenal-zainuddin-hasan-5.html
- http://id.wikipedia.org/wiki/Datuk_ri_Tiro
- http://id.wikipedia.org/wiki/Datuk_Patimang
- http://id.wikipedia.org/wiki/Datuk_Ri_Bandang

[Terima kasih atas kunjungan dan komentar Anda di Blog Kabupaten Bulukumba]

Komentar

the phinisi center mengatakan…
kalau kami amati pembangunan islamic center bulukumba, tidak lebih dari pembangunan citra politik penguasa daerha.

pada akhir periode kepemimpinan Patabai Pabokori, bangunan itu dirancang dan mulai dikerja sayangnya pembangunannya belum selesai lalu kepemimpin beralih keperiode berikutnya.

---

jika ada calon bupati atau bupati sekarang masih ingin lanjut keperiode berikutnya, maka bangunlah mesjid itu.

Postingan populer dari blog ini

Kisah Ikan Duyung di Bulukumba

IKAN DUYUNG. Jumaning (60), membersihkan tubuh ikan duyung yang ditemuinya di tepi pantai saat mencuci bentang (tali rumput laut) di pesisir pantai di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Selasa, 19 April 2011. Banyak warga yang berkunjung ke rumah Jumaning karena penasaran ingin melihat ikan duyung tersebut. (Foto: Kompas/k23-11) -------------------------- Kisah Ikan Duyung di Bulukumba Meski Dibacok, Ikan Duyung Tetap Hidup Harian Kompas (Kompas.com) K23-11 | yuli | Rabu, 20 April 2011 http://regional.kompas.com/read/2011/04/20/04143456/Meski.Dibacok.Ikan.Duyung.Tetap.Hidup BULUKUMBA, KOMPAS.com — Warga pesisir di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, digemparkan dengan seekor ikan duyung yang tiba-tiba muncul, Selasa (19/4/2011). Para nelayan pun kemudian berniat memotong ikan tersebut untuk mengambil dagingnya. Namun, entah mengapa ikan duyung yang tubuhnya sudah terluka akibat sabetan parang itu terus berenang hing

Pahlawan Nasional dan Andi Sultan Daeng Radja

Andi Sultan Daeng Radja bersama tujuh orang lainnya telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional melalui Surat Keputusan Presiden RI (Susilo Bambang Yudhoyono) Nomor 085/TK/Tahun 2006 tanggal 3 November 2006. Andi Sultan Daeng Radja secara diam-diam mengikuti Kongres Pemuda Indonesia, pada 28 Oktober 1928. Bersama Dr Ratulangi dan Andi Pangerang Pettarani, dirinya diutus sebagai wakil Sulawesi mengikuti rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) di Jakarta.

Kecamatan, Kelurahan, Desa, dan Kode Pos di Kabupaten Bulukumba

BUNDARAN PHINISI. Kabupaten Bulukumba yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, terdiri atas 10 kecamatan dan 126 desa/kelurahan. Berikut daftar nama-nama kecamatan, desa dan kelurahan, serta kode pos masing-masing desa/kelurahan di Kabupaten Bulukumba. (Foto: Asnawin) ----------------------------- Kecamatan, Kelurahan, Desa, dan Kode Pos di Kabupaten Bulukumba Berikut ini adalah daftar nama-nama Kecamatan, Kelurahan / Desa, dan nomor kode pos (postcode / zip code) pada masing-masing kelurahan / desa, di Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan, Republik Indonesia. Kabupaten : Bulukumba 1. Kecamatan Bonto Bahari - 1. Kelurahan/Desa Ara ----------------- (Kodepos : 92571) - 2. Kelurahan/Desa Benjala ------------- (Kodepos : 92571) - 3. Kelurahan/Desa Bira ----------------- (Kodepos : 92571) - 4. Kelurahan/Desa Darubiah ------------ (Kodepos : 92571) - 5. Kelurahan/Desa Lembanna ----------- (Kodepos : 92571) - 6. Kelurahan/Desa Sapolohe -