Langsung ke konten utama

Ikatlah Ilmu dengan Tulisan




MUHAMMADIYAH BULUKUMBA. Sejumlah pengurus Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bulukumba, foto bersama seusai Seminar Penulisan Sejarah Muhammadiyah Bulukumba, di Kampus STKIP Muhammadiyah Bulukumba, Selasa, 9 Juni 2015. (ist)










------------


Ikatlah Ilmu dengan Tulisan 


-Tidak Ada Dosa dalam Penulisan Sejarah


Salah satu ilmu yang perlu ditulis adalah sejarah. Penulisan sejarah adalah sebuah ijtihad, maka tidak ada dosa dalam penulisan sejarah. Yang penting, penulisan sejarah itu dilakukan dengan jujur berdasarkan fakta-fakta dan dokumen yang ada.

Kalau sejarah yang ditulis itu benar, maka penulisnya akan mendapatkan dua pahala, sedangkan jika sejarah yang ditulis itu salah, maka penulisnya akan mendapatkan satu pahala, tetapi tidak ada dosa dalam penulisan sejarah, sepanjang penulisan sejarah itu dilakukan dengan jujur dan apa adanya.

Demikian benang merah sam-butan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Makassar KH Jalaluddin Sanusi, dan pernyataan sejarawan Basri Mattayang, pada Seminar Penulisan Sejarah Muha-mmadiyah di Sulawesi Selatan, di Makassar dan di Bulukumba, beberapa waktu lalu.

KH Jalaluddin Sanusi memberikan sambutan pada Seminar Penulisan Sejarah Muhammadiyah di Kota Makassar, di Kampus Universitas Negeri Makassar, Rabu, 10 Juni 2015, sedangkan Basri Mattayang memberikan pernyataan pada Seminar Penu-lisan Sejarah Muhammadiyah di Bulukumba, di Kampus STKIP Muhammadiyah Bulukumba, Selasa, 9 Juni 2015.

“Ikatlah ilmu dengan tulisan, karena itulah, penulisan sejarah Muhammadiyah perlu dilaku-kan,” kata Jalaluddin.

Rasulullah Muhammad SAW, katanya, dalam memberikan cera-mah atau peringatan-peringatan, tidak hanya dengan instruksi, tetapi juga banyak berkisah, termasuk kisah sejarah para nabi utusan Allah SWT.

Seminar Nasional Pendidikan dan Sejarah Muhammadiyah di Makassar, yang digelar di Lantai III Menara Phinisi Kampus UNM, menghadirkan beberapa pembi-cara, serta dihadiri Ketua Pim-pinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel Drs KH Alwi Uddin MAg, sejumlah undangan dan ratusan peserta.

Para pembicara yang diun-dang, yaitu Prof Rasyid Asba (sejarawan Unhas, Makassar), Dr KH Mustari Bosra (sejarawan Universitas Negeri Makassar), Iqbal Parewangi (Anggota DPD RI), Prof Jasruddin (Direktur PPs UNM), Dr Hawignyo (Sekretaris Pelaksana Kopertis Wilayah IX Sulawesi), dan Dr Syarifuddin Jurdi (sejarawan/penulis buku).

Muhammadiyah Bulukumba

Seminar sejarah Muhamma-diyah di Bulukumba, yang digelar di Kampus STKIP Muhammadi-yah, dihadiri Ketua Majelis Pus-taka dan Informasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel Hadi Saputra, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bulu-kumba Drs KH Abdul Hamid, Ketua Majelis Pustaka dan Informasi Syamsul Bakir Hamid, Ketua Majelis Tabliqh Zainuddin, sejarawan Basri Mattayang, serta sejumlah undangan.

Basri Mattayang mengatakan, sebagai sebuah ijtihad, penulisan sejarah adalah amal kebajikan dan tidak ada dosa di dalamnya.

“Kalau dilakukan dengan ju-jur dan apa adanya, maka penuli-san sejarah itu mendapatkan pahala di sisi Allah SWT. Kalau sejarah yang ditulis benar adanya, maka pahalanya dua, tetapi kalau salah maka pahalanya satu, tetapi tidak ada dosa di dalamnya,” papar Basri. (win)

-----
@copyright Majalah PEDOMAN KARYA, Edisi 1, Vol. I, Juli 2015

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Ikan Duyung di Bulukumba

IKAN DUYUNG. Jumaning (60), membersihkan tubuh ikan duyung yang ditemuinya di tepi pantai saat mencuci bentang (tali rumput laut) di pesisir pantai di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Selasa, 19 April 2011. Banyak warga yang berkunjung ke rumah Jumaning karena penasaran ingin melihat ikan duyung tersebut. (Foto: Kompas/k23-11) -------------------------- Kisah Ikan Duyung di Bulukumba Meski Dibacok, Ikan Duyung Tetap Hidup Harian Kompas (Kompas.com) K23-11 | yuli | Rabu, 20 April 2011 http://regional.kompas.com/read/2011/04/20/04143456/Meski.Dibacok.Ikan.Duyung.Tetap.Hidup BULUKUMBA, KOMPAS.com — Warga pesisir di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, digemparkan dengan seekor ikan duyung yang tiba-tiba muncul, Selasa (19/4/2011). Para nelayan pun kemudian berniat memotong ikan tersebut untuk mengambil dagingnya. Namun, entah mengapa ikan duyung yang tubuhnya sudah terluka akibat sabetan parang itu terus berenang hing

Pahlawan Nasional dan Andi Sultan Daeng Radja

Andi Sultan Daeng Radja bersama tujuh orang lainnya telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional melalui Surat Keputusan Presiden RI (Susilo Bambang Yudhoyono) Nomor 085/TK/Tahun 2006 tanggal 3 November 2006. Andi Sultan Daeng Radja secara diam-diam mengikuti Kongres Pemuda Indonesia, pada 28 Oktober 1928. Bersama Dr Ratulangi dan Andi Pangerang Pettarani, dirinya diutus sebagai wakil Sulawesi mengikuti rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) di Jakarta.

Kecamatan, Kelurahan, Desa, dan Kode Pos di Kabupaten Bulukumba

BUNDARAN PHINISI. Kabupaten Bulukumba yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, terdiri atas 10 kecamatan dan 126 desa/kelurahan. Berikut daftar nama-nama kecamatan, desa dan kelurahan, serta kode pos masing-masing desa/kelurahan di Kabupaten Bulukumba. (Foto: Asnawin) ----------------------------- Kecamatan, Kelurahan, Desa, dan Kode Pos di Kabupaten Bulukumba Berikut ini adalah daftar nama-nama Kecamatan, Kelurahan / Desa, dan nomor kode pos (postcode / zip code) pada masing-masing kelurahan / desa, di Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan, Republik Indonesia. Kabupaten : Bulukumba 1. Kecamatan Bonto Bahari - 1. Kelurahan/Desa Ara ----------------- (Kodepos : 92571) - 2. Kelurahan/Desa Benjala ------------- (Kodepos : 92571) - 3. Kelurahan/Desa Bira ----------------- (Kodepos : 92571) - 4. Kelurahan/Desa Darubiah ------------ (Kodepos : 92571) - 5. Kelurahan/Desa Lembanna ----------- (Kodepos : 92571) - 6. Kelurahan/Desa Sapolohe -