Kamis, 30 September 2010
Ammatoa - Suku Kajang di Kabupaten Bulukumba
Ammatoa - Suku Kajang di Kabupaten Bulukumba
Oleh: Daeng Syamsoe
Sabtu, Maret 28, 2009
http://www.syamsoe.com/2009/03/ammatoa-suku-kajang-di-kab-bulukumba.html
Dapat libur sehari tanggal merah Nyepi 2009 kemaren, saya putuskan untuk mengisinya dengan pergi mengunjungi daerah wisata Desa Adat Ammatoa di Kabupaten Bulukumba. Semuanya serba dadakan dan tanpa perencanaan.
Jaraknya lumayan jauh jugalah dari Kabupaten Sinjai. Karena ingin menikmati perjalanan dan pemandangan sepanjang jalan, saya putuskan untuk naik angkot Saja. Dari Kabupaten Sinjai ke Pasar Tanete, Kabupaten Bulukumba dengan menempuh jarak kurang lebih sekitar 30 an Km.
Melalui jalan berbelok dan sedikit terjal. Ternyata berbaur bersama masyarakat dan beberapa ibu ibu yang baru pulang dari pasar diatas angkot seru juga. Mengingat ini kali pertama, beberapa informasi dari mereka sangat bermanfaat untuk membantu saya menuju kesana. Tiba di Pasar Tanete, saya kemudian naik trayek Balangriri - Kajang. Jaraknya kurang lebih sekitar 25 kiloanlah.
Keterangan gambar: Daeng Syamsoe foto di depan tugu selamat datang di Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba. (foto: dok. pribadi)
Kampung Balangriri. Sudah lama saya tidak kesini. Belum banyak perubahan di sana sini. Sejauh mata memandang yang tampak hanyalah ratusan hektar hamparan perkebunan karet serta beberapa pemukiman masyarakat setempat. Suasana begitu sejuk dan rindang. Berhubung ragu ragu, saya minta di antar oleh pak supir untuk bisa berhenti saja dulu di ex factory pengolahan karet mentah di area komplek pemukiman karyawan perkebunan London sumatera.
Keterangan gambar: Daeng Syamsoe foto di depan pintu gerbang kawasan adat Ammatoa, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba. (foto: dok. pribadi)
Untunglah kakak sepupu saya baru pulang dari kerja. Sehari hari pekerjaannya sebagai petugas harian mengontrol tenaga penyadap karet di area perkebunan karet PT. London Sumatera-Indonesia. Saya ajak kakak sepupu saya untuk ikut berpelesir sejenak ke Ammatoa. Ternyata penduduk asli tidak menjamin juga sering kesana. Kakak sepupu saya juga sedikit ragu-ragu. Karena takut mengecewakan saya, akhirnya kakak sepupu mengajak juga kedua temannya. Kata kakak, Utta Solahuddin ini mempunyai hubungan kekeluargaan dengan salah satu pemangku adat desa. Wah, Pucuk di cinta ulam tiba. Berbekal 2 sepeda motor butut lapangan keluaran tahun 70-an yang masih layak pakai, akhirnya kami berempat pun goes to Desa Adat.
Keterangan gambar: Jalan dusun di kawasan adat Ammatoa, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba. (foto: daeng syamsoe)
Terus terang saya memang penasaran dan belum pernah menginjakkan kaki di tanah Toa- Kecamatan Kajang. Meski Bapak saya Asli Putra Daerah Bulukumba, seingat saya sewaktu kecil terkadang bapak hanya membawa saya berjalan jalan mengitari kebun karet dan tidak sampai ke sana. Hutan Karet dalam gambaran masa kecil saya sangatlah indah.
Dahulu, kami sering melihat beberapa ekor monyet kecil berlarian di antara rimbunnya pohon karet. Sekali waktu juga jika liburan SD tiba, saya sering diajak oleh paman (adik bapak) yang memang tinggal di dusun Mattoanging sebelah perkebunan berkeliling berjalan kaki sekedar untuk pergi berburu burung hutan di dekat sungai di tengah hutan karet. Sekarang beliau sudah lama pensiun sebagai mandor buruh penyadap karet.
Menurut beberapa referensi yang saya baca, Masyarakat adat Ammatoa tinggal berkelompok dalam suatu area hutan yang luasnya sekitar 50 km. Mereka menjauhkan diri dari segala sesuatu yang berhubungan dengan hal-hal moderenisasi, kegiatan ekonomi dan pemerintahan Kabupaten Bulukumba. Mungkin disebabkan oleh hubungan masyarakat adat dengan lingkungan hutannya yang selalu bersandar pada pandangan hidup adat yang mereka yakini.
Dari daerah Balangriri jalan kebun karet. Banyak mobil yang lalu lalang. Tetapi jika ingin ke desa adat sebaiknya menggunakan kendaraan karena belum ada sarana langsung yang bisa mengantar kesana. Kita mungkin bisa meminta bantuan dari peduduk setempat atau menyewa masyarakat yang bisa di jadikan sebagai tukang ojek dadakan. Atau kemungkinan terakhir adalah dengan berjalan kaki untuk sampai di pintu gerbang desa Adat.
Keterangan gambar: Daeng Syamsoe foto di depan baliho kawasan hutan Tana Toa Kajang. (foto: dok. pribadi)
Akhirnya tibalah saya di Pintu Gerbang Desa Adat. Tidak lupa saya memakai baju polisi hutan hasil pinjaman pak solahuddin yang kebetulan berwana hitam. Ini adalah syarat bagi setiap tamu yang ingin memasuki area kampung adat. Tidak mesti hitam polos. Minimal baju yang kita kenakan mayoritas warna hitamnya. Warna hitam untuk pakaian baju dan sarung yang kita kenakan menurut kakak sepupu adalah sebagai bentuk persamaan dalam segala hal, termasuk kesamaan dalam kesederhanaan. Tidak ada warna hitam yang lebih baik antara yang satu dengan yang lainnya. Semua hitam adalah sama. Warna hitam menunjukkan kekuatan, kesamaan derajat bagi setiap orang di depan sang pencipta. Kesamaan dalam bentuk wujud lahir, menyikapi keadaan lingkungan, utamanya kelestarian hutan yang harus di jaga keasliannnya sebagai sumber kehidupan.
Keterangan gambar: Rumah penduduk dalam kawasan adat Ammatoa, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba. (foto: daeng syamsoe)
Saya langsung berniat mengabadikan gerbang dengan kamera tetapi menurut teman sepupu saya, pak salahuddin, sebaiknya kita minta izin dulu dengan kepala dusun untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan. Dengan modal teman dari kakak sepepu saya, kami pun cukup pede untuk berharap bisa langsung masuk ke dalam desa. Suasana tampak sepi. Setelah berjalan kaki beberapa ratus meter dari gerbang kawasan adat, melalui jalanan berbatu yang ditata rapi dan rimbun pohon bambu, saya pun tiba di pertigaan jalan perkampungan Suku.
Keterangan gambar: Daeng Syamsoe foto di tangga Rumah Ammatoa, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba. (foto: dok. pribadi)
Suku Kajang dalam lebih teguh memegang adat dan tradisi moyang mereka dibanding penduduk kajang luar yang tinggal di luar perkampungan. Rumah-rumah panggung yang semuanya menghadap ke barat tertata rapi, khususnya yang berada di Dusun Benteng tempat rumah Amma Toa berada. Tampak beberapa rumah yang berjejer dari utara ke selatan. Di depan barisan rumah terdapat pagar batu kali setinggi satu meter. Rumah Amma Toa berada beberapa rumah dari utara. Tampak tulisan Ammatoa begitu kita naik ke atas rumah panggungnya.
Ini kali pertama saya berkunjung kesini. Bulu kuduk terasa merinding. Halusinasi akan mistis dan hal berbau magic berusaha saya hilangkan. Kesunyian mulai terasa. Apa saja bisa terjadi disini dengan hukum alam yang berlaku. Banyak rahasia rahasia alam yang tidak di ketahui. Akhirnya saya jadi salah bersikap. Karena masih awam dengan aturan dan tata tertib yg berlaku, saya memilih bungkam dan mengikuti gerak gerik kakak sepupu saja.
Ammatoa ternyata sedikit berbeda dari penggambaran saya. Yang ada di hadapan saya sekarang adalah sosok Ammatoa yang ramah, tenang, berperawakan sedang, berkulit putih dan sorot mata yang tajam tapi bersahabat. Sayang beliau tidak bisa di abadikan dalam beberapa kesempatan.
Menurut Pak Solahuddin, Pemangku adat Ammatoa sekarang adalah anak dari Ammatoa yang terdahulu. Ia dipilih berdasarkan proses alam dengan melalui tes ritual adat jauh di tengah rimbunya hutan yang hanyan di hadiri oleh beberapa tokoh adat Kajang. P Solahuddin menambahkan, Kadang kala orang yang sempat bersilaturrahim dengan ammatoa terkadang melihatnya dalam perawakan yang berbeda beda. Ammatoa suku kajang ini tidak pernah keluar dari kampung suku adat sampai akhir hayatnya. Paling banter ia hanya sampai di gerbang kampung dalam beberapa acara yang luar biasa termasuk menjemput pejabat Negara atau setingkat gubernur, Nah pada saat itulah kita bisa mengabadikan gambar beliau.
Merupakan pengalaman yang istimewa, saya bisa bersantap siang bersama anak dan istri Ammatoa saat itu. Ammatoa hanya duduk bersila di sudut ruangan dan memperhatikan kami. Tidak sia sia pak salahuddin ikut serta. Ternyata ia cukup ampuh dan mumpuni juga melloby kepala dusun sehingga Ammatoa bersedia meluangkan waktunya untuk beberapa saat.
Dalam bahasa bugis Konjo yang kental, mereka terlibat perbincangan yang akrab. Asap rook mengepul dari beberapa “menteri” Ammatoa.
Keterangan gambar: Kuburan penduduk di kawasan adat Ammatoa, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba. (foto: daeng syamsoe)
Kembali ke rencana awal. Berhubung penasaran ingin melihat lihat sekitar, kami pun akhirnya mendapat restu untuk sekedar mengambil beberapa gambar sekitar dan juga melihat seorang ibu penghuni kampung sedang merendam sarung dengan pewarna hitam dari tumbuh tumbuhan sekitar. Semakin masuk kita berjalan, Pepohonan semakin lebat. Menuju ke rimba adat suku yang tidak terjamah.
Mengingat waktu yang cukup singkat dan waktu juga sudah sore. Kami rasa perjalanan hari ini cukup sudah. Kepala dusun menawarkan kami untuk bermalam saja di rumahnya. Beliau mengabarkan juga bahwa hari rabu pagi depan tepatnya tgl 1 April 2009, ada upacara adat dimana pembangunan salah satu rumah panggung warga akan di dilaksanakan prosesi adapt memberi atap dengan ritual suku kajang. Rumah baru tersebut kebetulan tidak jauh dari rumah utama Ammatoa. Sebuah tawaran yang cukup menarik. Kesempatan ini juga saya manfaatkan untuk sekedar berfoto bersama dengan kepala dusun lengkap dengan memakai passappu (tutup kepala) dan sarung hitam.
Keterangan gambar: Daeng Syamsoe foto bersama Kepala Dusun lengkap dengan memakai passappu (tutup kepala) dan sarung hitam. (foto: dok. pribadi)
Sayang kesempatan itu belum dapat kami penuhi mengingat aktivitas masing masing yang saling berbenturan. Sebelum pulang saya sempatkan lagi untuk mengabadikan baruga adat musyawarah suku kajang dan kuburan penduduk, itupun dengan seijin kepala dusun.
Keterangan gambar: Inilah baruga adat pertemuan yang menjadi tempat pertemuan adat di kawasan adat Ammatoa, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba. (foto: daeng syamsoe)
Sebenarnya banyak yang ingin saya abadikan sebagai oleh2 kenang kenangan tetapi terpaksa keinginan itu hanya tersimpan di dalam hati dikarenakan batasan dan kekhawatiran takut terkena bala jika melanggar aturan. Tapi kami berjanji suatu saat akan kembali lagi kesana untuk lebih berlibur, bersilaturahmi dan tentunya sekalian untuk lebih belajar lagi secara langsung mengenal adat istiadat dari warisan salah satu suku tertua di dunia. Suku Ammatoa- Desa Adat Kajang, Kabupaten Bulukumba.
Keterangan:
- Tulisan yang dimuat pada Sabtu, 28 Maret 2009, pada blog http://www.syamsoe.com/2009/03/ammatoa-suku-kajang-di-kab-bulukumba.html, saya copy paste pada hari Jumat, 1 Oktober 2010.
- Saya melakukan pengeditan kecil, tetapi tidak mengubah substansi tulisan.
- Tulisan ini saya anggap menarik dan memiliki nilai positif, sehingga saya meminta izin kepada penulisnya untuk memuat ulang tulisan dan foto-fotonya di blog ini.
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
SUKU KAJANG, AMMATOA...Bulukumba, Sulsel
SUKU KAJANG, AMMATOA...Bulukumba, Sulsel
Oleh: Nizma Fadila
http://nizmafadila.multiply.com/journal/item/7/SUKU_KAJJANG_AMMATOA...Bulukumba_Sulsel
3 Agustus 2009
Perjalanan menikmati keindahan kabupaten Bulukumba, tidak hanya pantainya yang jernih, pasir putih yang lembut, tapi ada lagi keunikan budaya yang dimilikinya, SUKU AMMATOA...
Suku ini biasa disebut dengan suku Kajang...banyak sekali kemiripan budayanya dengan suku Baduy, Banten.
Keunggulan dari Bulukumba adalah, tempat pembuatan kapal Phinisi, kapal-kapal yang dibuat dari Kayu Besi kokoh dengan bentuk menyerupai kapal Christopher Columbus dari Inggris.
Ini tampak rumah penduduk ammatoa, sangat sederhana dan seragam karena mereka menjunjung tinggi nilai kesederhanaan. Jadi tidak ada di antaranya yang memiliki bentuk dan susunan rumah yang berbeda. Setiap rumah hanya memiliki satu kamar tidur, dan ceritanya hanya penganten barulah yang tidur di kamar tersebut, masing-masing rumah biasanya tidak lebih dari 2 kepala keluarga. Jadi, jika sang adik dari penganten baru menikah, si kakak harus segera meninggalkan rumah, karena selain tidak kebagian kamar mereka juga dituntut untuk mandiri. Sang orangtua mengalah tidur di luar, besarnya kasih sayang orang tua yah ???... hmmm...
Di rumah ini tidak ada perabotan rumah tangga, seperti kursi, tempat tidur, dsb, yang ada hanya lemari... isi rumah juga kosong, karena biasanya mereka tidur dan berkumpul di sana.
Sekalipun listrik sudah masuk di wilayah perbatasan kampung ammatoa, tapi mereka tidak menggunakan listrik.
Dilihat dari gambar di samping, pintu kamar hanya dari kain, meski demikian sederhana, mereka juga menggemari keindahan, terbukti dari terpasangnya berbagai poster artis di temboknya. Sekalipun mereka tidak mengenal siapa mereka karena tidak ada TV maupun radio di sekitarnya
Bentuk jendela di setiap rumah penduduk ammatoa sama, terbuat dari kayu dan bernako. Unik dan benar-benar sederhana...biar dibilang masih primitif, tapi mereka bersolek juga lho...lihat ada beberapa alat kosmetik dan kecantikan di atas jendela mereka.
Ini adalah tampak depan rumah Ammatoa dari dalam rumah, pintu masuk sejajar lurus menghadap tangga dan pintu rumah. mereka tidak punya teras rumah untuk duduk, melainkan untuk dapur dan merajut/ menganyam kain hitam mereka.
Philosopi kenapa dapur ada di muka rumah adalah karena mereka harus berbagi dengan sesamanya, keramahan mereka dinilai dari kesenangannya dalam berbagi apa yang mereka miliki di dapur dan disantap bersama-sama.
Teras di sayap kiri digunakan untuk menenun kain hitam, kain kehormatan mereka sendiri. Di sinilah kemiripannya dengan suku Baduy, Banten. Mereka juga tidak menggunakan sendal / sepatu kemana pun mereka pergi, tetapi mereka masih diperbolehkan untuk menggunkan kendaraan transportasi yang mereka bisa, tapi kebanyakan dari mereka memilih untuk berjalan kaki.
Mereka distrukturkan termasuk dalam dusun, sehingga kepala desa tetap dari masyarakat luar Ammatoa, dengan itu segala keputusan diambil secara musyawarah, antara kepala suku Ammatoa dengan kepala dusun serta kepala desa.
Satu hal yang terkenal dari Ammatoa adalah kepercayaan mistisnya yang sangat kental, sehingga harus hati-hati jika ingin masuk ke wilayah mereka.
Yang pasti, harus izin ke kepala Desa sekalian minjem baju hitam yang disewakan di kepala desa.
Unik, seru, dan mengesankan...
Sistem sosial politik serta budaya nya masih banyak lagi yang bisa dieksplore, sayang saat itu saya tiba jam 4 sore jadi tidak bisa banyak mengeksplore, tetapi ketika berdiskusi dengan kepala sekolah disana, banyak yang bisa kita dapatkan.
Ayo...kita lestarikan budaya Indonesia dengan VISIT INDONESIA...gak usah ke luar negeri dulu sebelum kamu tahu dan rasakan keindahan budaya dan alam Indonesia....kalo bukan dari kita, siapa lagi ????....
Keterangan:
- Tulisan yang dimuat pada 3 Agustus 2009 pada blog http://nizmafadila.multiply.com/journal/item/7/SUKU_KAJJANG_AMMATOA...Bulukumba_Sulsel, saya copy paste pada hari Jumat, 1 Oktober 2010.
- Saya melakukan beberapa perbaikan kata, tetapi tidak mengubah substansi, misalnya kata KAJJANG, saya ubah menjadi KAJANG.
- Tulisan ini saya anggap menarik dan memiliki nilai positif, sehingga saya meminta izin kepada penulisnya untuk memuat ulang tulisan dan foto-fotonya di blog ini.
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
Kantor Dinas Tanaman Pangan Terbakar
Kantor Dinas Tanaman Pangan Terbakar
Harian Ujungpandang Ekspres, Makassar
Rabu, 29-09-2010
http://www.ujungpandangekspres.com/index.php?option=read&newsid=53426
BULUKUMBA, UPEKS-Kantor Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Bulukumba, terbakar, Selasa dini hari (28/9). Peristiwa kebakaran itu diperkirakan terjadi sekitar Pukul 03.00 Wita. Tidak diketahui pasti penyebab dari peristiwa kebakaran tersebut yang menghanguskan sejumlah ruangan.
Lima unit mobil kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api. Akibat dari kebakaran tersebut, sejumlah dokumen kantor hangus terbakar. Sejumlah pegawai dikantor yang datang Selasa pagi kemarin, hanya bisa terdiam melihat api telah membakar dokumen dan ruangan kerja mereka. Kerugian ditaksir lebih dari Rp 100 juta.
Kantor yang terletak di Jalan Sultan Hasanuddin itu, terbakar beberapa jam sebelum hakim Mahkamah Konstitusi (MK) membacakan putusan atas perselisihan Pemilukada Bulukumba antara calon bupati (cabup) incumbent AM Sukri Sappewali melawan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bulukumba, Selasa (28/9), Pukul 14.00 WIB.
Peristiwa kebakaran tersebut merupakan kebakaran pertama pascademo yang dilakukan massa pendukung cabup AM Sukri Sappewali-Abd Rasyid Sarehong (Aspirasi) yang berlangsung, Senin (27/9), di kantor KPU Bulukumba dan gedung DPRD Bulukumba. Massa Aspirasi meminta agar Pemilukada Bulukumba putaran kedua dibatalkan.
Benarkan peristiwa kebakaran ada kaitannya dengan perselisihan Pemilukada Bulukumba 2010? Kepolisian Resort (Polres) Bulukumba belum bisa memastikannya. Sejauh ini, polisi belum bisa menyimpulkan apakah peristiwa kebakaran itu ada kaitannya dengan Pemilukada Bulukumba.
Dalam rapat Muspida yang dipimpin caretaker Bupati Bulukumba, Azikin Solthan, Kapolres Bulukumba AKBP Arif Rahman mengatakan, polisi masih melakukan penyelidikan. Polres Bulukumba akan mendatangkan tim forensik dari Polda Sulsel untuk memastikan peristiwa kebakaran tersebut. Rapat Muspida kemarin berlangsung di ruang kerja caretaker Bupati Bulukumba Azikin Solthan.
Hadir dalam tersebut; Dandim 1411 Bulukumba Letkol Agung Senoaji, Kapolres Bulukumba AKBP Arif Rahman, Kajari Syamrul Arifin, ketua Pengadilan Negeri Gandjar` Susilo, serta ketua dan sekertaris Komisi A DPRD Bulukumba, Syahrir Sahib dan Hamzah Pangki.
Sementara Bupati Bulukumba, Azikin Solthan, mendukung langkah tegas yang akan diambil kepolisian Bulukumba dalam menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat.
"Pak bupati sangat mendukung tindakan pengamanan yang akan diambil Kapolres. Termasuk antisipasi pergerakan warga dari luar daerah," terang Kabag Humas, Muhammad Daud Kahal.
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
Harian Ujungpandang Ekspres, Makassar
Rabu, 29-09-2010
http://www.ujungpandangekspres.com/index.php?option=read&newsid=53426
BULUKUMBA, UPEKS-Kantor Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Bulukumba, terbakar, Selasa dini hari (28/9). Peristiwa kebakaran itu diperkirakan terjadi sekitar Pukul 03.00 Wita. Tidak diketahui pasti penyebab dari peristiwa kebakaran tersebut yang menghanguskan sejumlah ruangan.
Lima unit mobil kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api. Akibat dari kebakaran tersebut, sejumlah dokumen kantor hangus terbakar. Sejumlah pegawai dikantor yang datang Selasa pagi kemarin, hanya bisa terdiam melihat api telah membakar dokumen dan ruangan kerja mereka. Kerugian ditaksir lebih dari Rp 100 juta.
Kantor yang terletak di Jalan Sultan Hasanuddin itu, terbakar beberapa jam sebelum hakim Mahkamah Konstitusi (MK) membacakan putusan atas perselisihan Pemilukada Bulukumba antara calon bupati (cabup) incumbent AM Sukri Sappewali melawan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bulukumba, Selasa (28/9), Pukul 14.00 WIB.
Peristiwa kebakaran tersebut merupakan kebakaran pertama pascademo yang dilakukan massa pendukung cabup AM Sukri Sappewali-Abd Rasyid Sarehong (Aspirasi) yang berlangsung, Senin (27/9), di kantor KPU Bulukumba dan gedung DPRD Bulukumba. Massa Aspirasi meminta agar Pemilukada Bulukumba putaran kedua dibatalkan.
Benarkan peristiwa kebakaran ada kaitannya dengan perselisihan Pemilukada Bulukumba 2010? Kepolisian Resort (Polres) Bulukumba belum bisa memastikannya. Sejauh ini, polisi belum bisa menyimpulkan apakah peristiwa kebakaran itu ada kaitannya dengan Pemilukada Bulukumba.
Dalam rapat Muspida yang dipimpin caretaker Bupati Bulukumba, Azikin Solthan, Kapolres Bulukumba AKBP Arif Rahman mengatakan, polisi masih melakukan penyelidikan. Polres Bulukumba akan mendatangkan tim forensik dari Polda Sulsel untuk memastikan peristiwa kebakaran tersebut. Rapat Muspida kemarin berlangsung di ruang kerja caretaker Bupati Bulukumba Azikin Solthan.
Hadir dalam tersebut; Dandim 1411 Bulukumba Letkol Agung Senoaji, Kapolres Bulukumba AKBP Arif Rahman, Kajari Syamrul Arifin, ketua Pengadilan Negeri Gandjar` Susilo, serta ketua dan sekertaris Komisi A DPRD Bulukumba, Syahrir Sahib dan Hamzah Pangki.
Sementara Bupati Bulukumba, Azikin Solthan, mendukung langkah tegas yang akan diambil kepolisian Bulukumba dalam menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat.
"Pak bupati sangat mendukung tindakan pengamanan yang akan diambil Kapolres. Termasuk antisipasi pergerakan warga dari luar daerah," terang Kabag Humas, Muhammad Daud Kahal.
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
Songkabala ala Azikin Solthan
Songkabala ala Azikin Solthan
Harian Tribun Timur, Makassar
Sabtu, 18 September 2010
http://www.tribun-timur.com/read/artikel/128330/Songkabala-ala-Azikin-Solthan
BULUKUMBA, TRIBUN-TIMUR.COM - Caretaker Bupati Bulukumba, Azikin Solthan, aktif melakukan komunikasi dengan pegawai dan warga sejak dilantik, 6 September lalu.
Ia menjalin silaturahmi dengan jajaran pejabat pemkab, muspida, tokoh masyarakat, dan wartawan.
Pada beberapa kesempatan, mantan Bupati Bantaeng dua periode itu, membagi kiat sukses berkarier di bidang pemerintahan kepada pegawai setempat.
Azikin yang juga Kepala Inspektorat Sulsel mengatakan, untuk mencapai kesuksesan dan langgeng mendapat kepercayaan dari pimpinan, maka jangan boros menggunakan kewenangan. Sebab jika boros, maka akan cepat berakhir.
Kiat lainnya untuk sukses di pemerintahan, kata Azikin, pegawai harus bisa melakukan songkabala atau ilmu tolak bala. Tapi versi Azikin, songkabala dimaksud adalah bekerja sesuai aturan.
"Itumi songkabala-nya PNS," katanya.
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
Harian Tribun Timur, Makassar
Sabtu, 18 September 2010
http://www.tribun-timur.com/read/artikel/128330/Songkabala-ala-Azikin-Solthan
BULUKUMBA, TRIBUN-TIMUR.COM - Caretaker Bupati Bulukumba, Azikin Solthan, aktif melakukan komunikasi dengan pegawai dan warga sejak dilantik, 6 September lalu.
Ia menjalin silaturahmi dengan jajaran pejabat pemkab, muspida, tokoh masyarakat, dan wartawan.
Pada beberapa kesempatan, mantan Bupati Bantaeng dua periode itu, membagi kiat sukses berkarier di bidang pemerintahan kepada pegawai setempat.
Azikin yang juga Kepala Inspektorat Sulsel mengatakan, untuk mencapai kesuksesan dan langgeng mendapat kepercayaan dari pimpinan, maka jangan boros menggunakan kewenangan. Sebab jika boros, maka akan cepat berakhir.
Kiat lainnya untuk sukses di pemerintahan, kata Azikin, pegawai harus bisa melakukan songkabala atau ilmu tolak bala. Tapi versi Azikin, songkabala dimaksud adalah bekerja sesuai aturan.
"Itumi songkabala-nya PNS," katanya.
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
Pedagang Pasar di Bulukumba Diliputi Keresahan
Pedagang Pasar di Bulukumba Keresahan
Keterangan gambar: DIRUSAK. Pasar Dampang Kecamatan Gantarang menjadi sasaran pengrusakan pihak yang tidak bertanggung jawab. Gambar direkam, Rabu, 29 September. (Foto ARMAN/FAJAR)
Para pedagang pasar di Kabupaten Bulukumba kini semakin diliputi keresahan setelah terobrak-abriknya sejumlah lapak di Pasar Dampang, Kecamatan Gantarang, Rabu dinihari, 29 September 2010.
Beberapa hari sebelumnya, para pedagang di Pasar Sentral Bulukumba sudah mengosongkan kios dan atau lods mereka, setelah ada imbauan dari pihak kepolisian. Polisi mengimbau para pedagang agar mengamankan barang-barang jualan mereka selama beberapa hari, karena dikhawatirkan terjadi pembakaran pasar oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab, terkait keputusan Mahkamah Konstitusi mengenai hasil pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) Bulukumba, Selasa, 28 September 2010.
Sebelum hari 'H' Pemilukada putaran kedua Agustus bulan lalu, juga sempat beredar isu pembakaran Pasar Sentral jika incumbent Sukri Sappewali yang berpasangan dengan Rasyid Sarehong kalah dari pasangan Zainuddin Hasan-Syamsuddin.
''Sudah lama kami selalu diliputi keresahan, karena selalu beredar isu pembakaran pasar,'' kata salah seorang pedagang Pasar Sentral yang mengaku sudah mengosongkan lodsnya sejak beberapa hari lalu.
Mengenai terbakarnya sejumlah lapak di Pasar Dampang, Kecamatan Gantarang, Rabu dinihari, 29 September 2010, Patedduri, salah seorang pedagang yang tinggal di kompleks pasar tersebut mengatakan mereka tidak tahu-menahu apa alasan oknum warga sehingga melakukan pengrusakan.
Situs Harian Tribun Timur Makassar, www.tribuntimur.com, Kamis, 30 September 2010, memberitakan, tempat jualan yang jadi sasaran umumnya di lokasi penjual ikan, daging, dan sayur mayur. Akibatnya, para pedagang tidak bisa menggelar dagangannya pada Rabu siang.
Karena masih was-was, sebagian besar pedagang di pasar itu, bahkan tidak beraktivitas, kemarin. Seperti penjual barang campuran, pakaian, dan bahan makanan yang menempati lods.
Ruko di sisi kanan, kiri, dan depan pasar juga memilih tutup. Kecuali Bank BRI tetap beraktivitas seperti biasa.
Salah seorang warga, Irwan, berharap pihak kepolisian melakukan penjagaan khusus dan mengungkap pelaku pengrusakan.
"Warga cemas, karena ada isu pembakaran pasar. Apalagi setelah ada pengrusakan lapak. Polisi harus menangkap pelaku dan pemerintah setempat tidak boleh tinggal diam," kata Irwan.
Warga menduga, pelaku bukan orang luar Desa Dampang. Mereka menduga, terkait pilkada.
"Warga tidak boleh berbuat anarkis, karena pasar tidak ada kaitannya dengan pilkada," kata Irwan.
Wati, pedagang lapak, menyatakan dirinya baru tahu lapak dagangannya dirusak pada pagi hari. Meskipun menetap dekat pasar, dia tidak mendengar aksi pengrusakan. Malam kejadian, ada pesta tidak jauh dari lokasi pasar.
"Saya perkirakan terjadi subuh. Makanya, saya dan warga tidak tahu siapa yang melakukannya," kata Wati, seperti diberitakan harian Fajar Makassar, Kamis, 30 September 2010.
Tim Aspirasi Minta Diproses Hukum
Sementara itu, juru bicara tim pasangan calon AM Sukri Sappewali-Abd Rasyid Sarehong (Aspirasi), Ahmad Gazali, membantah rumor yang beredar bahwa pengrusakan itu dilakukan pendukung Aspirasi. Ia bahkan meminta pelaku diproses secara hukum.
"Polisi harus mengungkap pelakunya dan memberi sanksi sesuai hukum yang berlaku. Pak Sukri tidak pernah memerintahkan melakukan perusakan, apalagi sarana umum," kata Ahmad Gazali.
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Bulukumba, AKBP Arif Rahman mengklarifikasi, kejadian tersebut tidak ada hubungannya dengan hasil putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait gugatan sengketa Pemilukada. Kejadian tersebut, kata Arif Rahman murni tindakan kriminal. Kesimpulan sementara polisi, pelaku pengrusakan kemungkinan dipicu pengaruh alkohol.
"Jangan dibawa-bawa ke masalah pemilukada. Ini hanya tindakan kriminal biasa yang mungkin dilakukan orang mabuk," kata Arif Rahman. Arif Rahman menegaskan pihaknya tetap akan menyelidiki kasus ini. (asnawin)
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
Keterangan gambar: DIRUSAK. Pasar Dampang Kecamatan Gantarang menjadi sasaran pengrusakan pihak yang tidak bertanggung jawab. Gambar direkam, Rabu, 29 September. (Foto ARMAN/FAJAR)
Para pedagang pasar di Kabupaten Bulukumba kini semakin diliputi keresahan setelah terobrak-abriknya sejumlah lapak di Pasar Dampang, Kecamatan Gantarang, Rabu dinihari, 29 September 2010.
Beberapa hari sebelumnya, para pedagang di Pasar Sentral Bulukumba sudah mengosongkan kios dan atau lods mereka, setelah ada imbauan dari pihak kepolisian. Polisi mengimbau para pedagang agar mengamankan barang-barang jualan mereka selama beberapa hari, karena dikhawatirkan terjadi pembakaran pasar oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab, terkait keputusan Mahkamah Konstitusi mengenai hasil pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) Bulukumba, Selasa, 28 September 2010.
Sebelum hari 'H' Pemilukada putaran kedua Agustus bulan lalu, juga sempat beredar isu pembakaran Pasar Sentral jika incumbent Sukri Sappewali yang berpasangan dengan Rasyid Sarehong kalah dari pasangan Zainuddin Hasan-Syamsuddin.
''Sudah lama kami selalu diliputi keresahan, karena selalu beredar isu pembakaran pasar,'' kata salah seorang pedagang Pasar Sentral yang mengaku sudah mengosongkan lodsnya sejak beberapa hari lalu.
Mengenai terbakarnya sejumlah lapak di Pasar Dampang, Kecamatan Gantarang, Rabu dinihari, 29 September 2010, Patedduri, salah seorang pedagang yang tinggal di kompleks pasar tersebut mengatakan mereka tidak tahu-menahu apa alasan oknum warga sehingga melakukan pengrusakan.
Situs Harian Tribun Timur Makassar, www.tribuntimur.com, Kamis, 30 September 2010, memberitakan, tempat jualan yang jadi sasaran umumnya di lokasi penjual ikan, daging, dan sayur mayur. Akibatnya, para pedagang tidak bisa menggelar dagangannya pada Rabu siang.
Karena masih was-was, sebagian besar pedagang di pasar itu, bahkan tidak beraktivitas, kemarin. Seperti penjual barang campuran, pakaian, dan bahan makanan yang menempati lods.
Ruko di sisi kanan, kiri, dan depan pasar juga memilih tutup. Kecuali Bank BRI tetap beraktivitas seperti biasa.
Salah seorang warga, Irwan, berharap pihak kepolisian melakukan penjagaan khusus dan mengungkap pelaku pengrusakan.
"Warga cemas, karena ada isu pembakaran pasar. Apalagi setelah ada pengrusakan lapak. Polisi harus menangkap pelaku dan pemerintah setempat tidak boleh tinggal diam," kata Irwan.
Warga menduga, pelaku bukan orang luar Desa Dampang. Mereka menduga, terkait pilkada.
"Warga tidak boleh berbuat anarkis, karena pasar tidak ada kaitannya dengan pilkada," kata Irwan.
Wati, pedagang lapak, menyatakan dirinya baru tahu lapak dagangannya dirusak pada pagi hari. Meskipun menetap dekat pasar, dia tidak mendengar aksi pengrusakan. Malam kejadian, ada pesta tidak jauh dari lokasi pasar.
"Saya perkirakan terjadi subuh. Makanya, saya dan warga tidak tahu siapa yang melakukannya," kata Wati, seperti diberitakan harian Fajar Makassar, Kamis, 30 September 2010.
Tim Aspirasi Minta Diproses Hukum
Sementara itu, juru bicara tim pasangan calon AM Sukri Sappewali-Abd Rasyid Sarehong (Aspirasi), Ahmad Gazali, membantah rumor yang beredar bahwa pengrusakan itu dilakukan pendukung Aspirasi. Ia bahkan meminta pelaku diproses secara hukum.
"Polisi harus mengungkap pelakunya dan memberi sanksi sesuai hukum yang berlaku. Pak Sukri tidak pernah memerintahkan melakukan perusakan, apalagi sarana umum," kata Ahmad Gazali.
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Bulukumba, AKBP Arif Rahman mengklarifikasi, kejadian tersebut tidak ada hubungannya dengan hasil putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait gugatan sengketa Pemilukada. Kejadian tersebut, kata Arif Rahman murni tindakan kriminal. Kesimpulan sementara polisi, pelaku pengrusakan kemungkinan dipicu pengaruh alkohol.
"Jangan dibawa-bawa ke masalah pemilukada. Ini hanya tindakan kriminal biasa yang mungkin dilakukan orang mabuk," kata Arif Rahman. Arif Rahman menegaskan pihaknya tetap akan menyelidiki kasus ini. (asnawin)
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
Rabu, 29 September 2010
Giliran Bulukumba dan Lutra Ditolak MK
Giliran Bulukumba dan Lutra Ditolak MK
Harian Fajar, Makassar
Rabu, 29 September 2010
http://news.fajar.co.id/read/106114/92/giliran-bulukumba-dan-lutra-ditolak-mk|
JAKARTA -- Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan menolak permohonan sengketa hasil pemilukada yang diajukan pasangan Sukri Sappewali-Rasyid Sarehong (Aspirasi) untuk pemilukada Bulukumba. Pokok permohonan pemohon dianggap tidak terbukti menurut hukum.
"Pokok permohonan pemohon tidak terbukti menurut hukum," kata Ketua MK, Mahfud MD saat membacakan putusan di gedung MK Jakarta, Selasa, 28 September.
Mahfud yang didampingi oleh delapan Hakim Konstitusi lainnya, mengatakan penolakan permohonan tersebut karena dalil-dalil permohonan Pemohon tidak berdasar dan tidak beralasan hukum sehingga harus dikesampingkan.
Selain itu Mahfud MD dengan tegas juga mengatakan kalau keputusan penetapan calon pemenang pilkada Bulukumba dinilai sah secara hukum. Dimana tidak ada hal yang mempengaruhi putusan tersebut.
Luwu Utara
Nasib sama juga dialami pasangan cabup-cawabup Luwu Utara, Thahar Rum-Ansar Akib (Trans). MK juga tidak mengabulkan gugatan pasangan calon yang diusung Partai Demokrat ini.
Dalam pembacaan putusan, Mahfud mengatakan menolak permohonan pemohon untuk seluruhnya. Dengan putusan MK tersebut maka keputusan KPU Kabupaten Luwu Utara tentang hasil rekapitulasi hasil pilkada tetap dinyatakan sah. Ini berarti mengukuhkan kemenangan pasangan Arifin Junaidi-Indah Putri sebagai bupati dan wakil bupati Luwu Utara terpilih.
Mahfud MD, yang didampingi delapan hakim konstitusi, menyatakan bahwa Mahkamah berkesimpulan semua dalil permohonan yang menilai telah terjadi sejumlah pelanggaran —baik bersifat administratif maupun pidana- tak terbukti dan tak beralasan hukum.
Terkait dengan persoalan DPT yang diajukan pemohon MK menilai kalau perolehan sumber data yang diajukan oleh pemohon dinilai kabur. Pemohon juga tidak mengajukan saksi, sehingga MK mengatakan kalau hal itu tidak terukti secara hukum.
Dugaan black campaign yang diajukan pemohon juga tidak terbukti. Karena pemohon tidak mengajukan bukti sekaitan dengan pengaruh black campaign dalam perolehan suara.
Penolakan gugatan dari Bulukumba dan Luwu Utara itu menambah deretan daftar gugatan yang ditolak MK. Sebelumnya, lembaga peradilan yang dipimpin Mahfud MD itu juga sudah menolak gugatan delapan kabupaten lain dari Sulawesi Selatan yang mengajukan permohonan ke MK. (die-sms/fmc)
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
Harian Fajar, Makassar
Rabu, 29 September 2010
http://news.fajar.co.id/read/106114/92/giliran-bulukumba-dan-lutra-ditolak-mk|
JAKARTA -- Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan menolak permohonan sengketa hasil pemilukada yang diajukan pasangan Sukri Sappewali-Rasyid Sarehong (Aspirasi) untuk pemilukada Bulukumba. Pokok permohonan pemohon dianggap tidak terbukti menurut hukum.
"Pokok permohonan pemohon tidak terbukti menurut hukum," kata Ketua MK, Mahfud MD saat membacakan putusan di gedung MK Jakarta, Selasa, 28 September.
Mahfud yang didampingi oleh delapan Hakim Konstitusi lainnya, mengatakan penolakan permohonan tersebut karena dalil-dalil permohonan Pemohon tidak berdasar dan tidak beralasan hukum sehingga harus dikesampingkan.
Selain itu Mahfud MD dengan tegas juga mengatakan kalau keputusan penetapan calon pemenang pilkada Bulukumba dinilai sah secara hukum. Dimana tidak ada hal yang mempengaruhi putusan tersebut.
Luwu Utara
Nasib sama juga dialami pasangan cabup-cawabup Luwu Utara, Thahar Rum-Ansar Akib (Trans). MK juga tidak mengabulkan gugatan pasangan calon yang diusung Partai Demokrat ini.
Dalam pembacaan putusan, Mahfud mengatakan menolak permohonan pemohon untuk seluruhnya. Dengan putusan MK tersebut maka keputusan KPU Kabupaten Luwu Utara tentang hasil rekapitulasi hasil pilkada tetap dinyatakan sah. Ini berarti mengukuhkan kemenangan pasangan Arifin Junaidi-Indah Putri sebagai bupati dan wakil bupati Luwu Utara terpilih.
Mahfud MD, yang didampingi delapan hakim konstitusi, menyatakan bahwa Mahkamah berkesimpulan semua dalil permohonan yang menilai telah terjadi sejumlah pelanggaran —baik bersifat administratif maupun pidana- tak terbukti dan tak beralasan hukum.
Terkait dengan persoalan DPT yang diajukan pemohon MK menilai kalau perolehan sumber data yang diajukan oleh pemohon dinilai kabur. Pemohon juga tidak mengajukan saksi, sehingga MK mengatakan kalau hal itu tidak terukti secara hukum.
Dugaan black campaign yang diajukan pemohon juga tidak terbukti. Karena pemohon tidak mengajukan bukti sekaitan dengan pengaruh black campaign dalam perolehan suara.
Penolakan gugatan dari Bulukumba dan Luwu Utara itu menambah deretan daftar gugatan yang ditolak MK. Sebelumnya, lembaga peradilan yang dipimpin Mahfud MD itu juga sudah menolak gugatan delapan kabupaten lain dari Sulawesi Selatan yang mengajukan permohonan ke MK. (die-sms/fmc)
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
Selasa, 28 September 2010
Apa Kabar Akmal dan Nurhidayat Alam Fitrah (SMAN 1 Bulukumba)
Apa Kabar Akmal dan Nurhidayat Alam Fitrah (SMAN 1 Bulukumba)
Pada hari Rabu, 29 September 2010, saya ''jalan-jalan di dunia maya''. Kebetulan saya melihat sebuah berita yang sudah cukup lama berjudul ''PEMENANG LOMBA KARYA TULIS ILMIAH PELAJAR 2008''. Berita itu dilansir Kementerian Ristek, pada Jumat 05 Desember 2008.
Dalam berita itu disebutkan bahwa Kementerian Negara Riset dan Teknologi menyerahkan hadiah kepada pemenang Lomba Karya Tulis Ilmiah Pelajar 2008 yang bertema Inovasi Untuk Pemberdayaan Industri pada Kamis, 4 Desember 2008 di Ruang Rapat Lt. 7 KNRT.
Dari 450 orang peserta dari seluruh Indonesia telah terpilih 5 orang pemenang.
Para pemenang adalah :
1.Akmal/Nurhidayat Alam Fitrah, SMAN 1 Bulukumba
Judul Karya Ilmiah ''Minyak Biji Kelumpang (Sterculia foetida), bahan bakar alternatif dan pemanfaatan cangkang sebagai briket dengan penerapan dwifunction tools menggunakan prinsip double gear.''
2.Robby Adwa Fahlepi, SMA Negeri 1 Banjarmasin
Judul Karya Ilmiah ''Pembuatan Minyak Tanah dari Lateks Karet (Hevea-btasiliensis) melalui Proses Penyulingan.''
3.Nur Alfiana, SMA Negeri 1 Boyolangu
Judul Karya Ilmiah ''Pemberdayaan Industri Marmer campur darat dengan memanfaatkan limbah gergajian marmer sebagai barang kerajinan mozaik guna meningkatkan perekonomian.''
4.Mardhiyah Hayati, SMA Negeri 2 Bukittinggi
Judul Karya ilmiah ''Alat sederhana pengurang emisi karbon pada corong pembuangan gas pabrik.''
Asisten Deputi Urusan Pemberdayaan SDM Iptek, Fathoni Moehtadi yang mewakili Deputi Bidang Dinamika Masyarakat, Carunia Mulya Firdausy, dalam sambutannya antara lain mengatakan kegiatan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan Wisata Iptek dan Temu Pakar, para peserta Wisata iptek dan Temu pakar di bawah bimbingan Guru Pembimbing diwajibkan membuat suatu laporan dalam bentuk Karya Ilmiah yang akan diikutsertakan dalam Loba Karya Tulis Ilmiah Pelajar Tingkat Nasional.
Lebih lanjut, Fathoni mengatakan dengan adanya kegiatan ini diharapkan terbentuknya generasi penerus yang berdaya saing dan mandiri dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Lomba Karya Tulis Ilmiah Pelajar 2008 telah dilaksanakan pada bulan Maret - September 2008. Adapun maksud dilaksanakannya kegiatan ini adalah memotivasi dan menumbuhkan daya kretivitas generasi penerus dalam bidang penelitian ilmiah.
Sedangkan tujuan kegiatan ini yaitu: melatih generasi penerus untuk terbiasa dalam hal melihat, membaca, memahami, mengamati dan menuangkannya dalam suatu bentuk tulisan yang dapat dipertanggung-jawabkan secara ilmiah; melatih daya imajinasi, kreativitas dan inovasi generasi penerus dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga generasi penerus lokal/regional diharapkan mampu untuk menjadi yang terbaik di dunia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dan; menanamkan budaya iptek sejak dini pada generasi penerus, khususnya para pelajar.
Demikian berita yang ditulis humasristek Kementerian Riset dan Teknologi RI.
Tetaplah Berprestasi
Sebagai alumni SMA Negeri 1 Bulukumba (1986), saya bangga kepada kalian Akmal dan Nurhidayat Alam Fitrah. Saya berharap kalian bisa tetap berprestasi dan menghasilkan karya-karya kecil sampai karya-karya besar. Selamat! (asnawin)
Referensi:
- http://ristek.go.id/index.php?id=3290&module=News%20News&search=1
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
Pada hari Rabu, 29 September 2010, saya ''jalan-jalan di dunia maya''. Kebetulan saya melihat sebuah berita yang sudah cukup lama berjudul ''PEMENANG LOMBA KARYA TULIS ILMIAH PELAJAR 2008''. Berita itu dilansir Kementerian Ristek, pada Jumat 05 Desember 2008.
Dalam berita itu disebutkan bahwa Kementerian Negara Riset dan Teknologi menyerahkan hadiah kepada pemenang Lomba Karya Tulis Ilmiah Pelajar 2008 yang bertema Inovasi Untuk Pemberdayaan Industri pada Kamis, 4 Desember 2008 di Ruang Rapat Lt. 7 KNRT.
Dari 450 orang peserta dari seluruh Indonesia telah terpilih 5 orang pemenang.
Para pemenang adalah :
1.Akmal/Nurhidayat Alam Fitrah, SMAN 1 Bulukumba
Judul Karya Ilmiah ''Minyak Biji Kelumpang (Sterculia foetida), bahan bakar alternatif dan pemanfaatan cangkang sebagai briket dengan penerapan dwifunction tools menggunakan prinsip double gear.''
2.Robby Adwa Fahlepi, SMA Negeri 1 Banjarmasin
Judul Karya Ilmiah ''Pembuatan Minyak Tanah dari Lateks Karet (Hevea-btasiliensis) melalui Proses Penyulingan.''
3.Nur Alfiana, SMA Negeri 1 Boyolangu
Judul Karya Ilmiah ''Pemberdayaan Industri Marmer campur darat dengan memanfaatkan limbah gergajian marmer sebagai barang kerajinan mozaik guna meningkatkan perekonomian.''
4.Mardhiyah Hayati, SMA Negeri 2 Bukittinggi
Judul Karya ilmiah ''Alat sederhana pengurang emisi karbon pada corong pembuangan gas pabrik.''
Asisten Deputi Urusan Pemberdayaan SDM Iptek, Fathoni Moehtadi yang mewakili Deputi Bidang Dinamika Masyarakat, Carunia Mulya Firdausy, dalam sambutannya antara lain mengatakan kegiatan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan Wisata Iptek dan Temu Pakar, para peserta Wisata iptek dan Temu pakar di bawah bimbingan Guru Pembimbing diwajibkan membuat suatu laporan dalam bentuk Karya Ilmiah yang akan diikutsertakan dalam Loba Karya Tulis Ilmiah Pelajar Tingkat Nasional.
Lebih lanjut, Fathoni mengatakan dengan adanya kegiatan ini diharapkan terbentuknya generasi penerus yang berdaya saing dan mandiri dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Lomba Karya Tulis Ilmiah Pelajar 2008 telah dilaksanakan pada bulan Maret - September 2008. Adapun maksud dilaksanakannya kegiatan ini adalah memotivasi dan menumbuhkan daya kretivitas generasi penerus dalam bidang penelitian ilmiah.
Sedangkan tujuan kegiatan ini yaitu: melatih generasi penerus untuk terbiasa dalam hal melihat, membaca, memahami, mengamati dan menuangkannya dalam suatu bentuk tulisan yang dapat dipertanggung-jawabkan secara ilmiah; melatih daya imajinasi, kreativitas dan inovasi generasi penerus dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga generasi penerus lokal/regional diharapkan mampu untuk menjadi yang terbaik di dunia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dan; menanamkan budaya iptek sejak dini pada generasi penerus, khususnya para pelajar.
Demikian berita yang ditulis humasristek Kementerian Riset dan Teknologi RI.
Tetaplah Berprestasi
Sebagai alumni SMA Negeri 1 Bulukumba (1986), saya bangga kepada kalian Akmal dan Nurhidayat Alam Fitrah. Saya berharap kalian bisa tetap berprestasi dan menghasilkan karya-karya kecil sampai karya-karya besar. Selamat! (asnawin)
Referensi:
- http://ristek.go.id/index.php?id=3290&module=News%20News&search=1
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
DPRD Bulukumba Tunggu Surat MK
DPRD Bulukumba Tunggu Surat MK
*Untuk Pelantikan Bupati Terpilih
*Setelah MK Menolak Gugatan Aspirasi
Harian Tribun Timur, Makassar
Rabu, 29 September 2010
http://www.tribun-timur.com/read/artikel/130075/DPRD_Bulukumba_Tunggu_Surat_MK
Bulukumba, Tribun - Mahkamah Konstitusi (MK) menolak seluruh gugatan pasangan AM Sukri Sappewali-Abd Rasyid Sarehong (Aspirasi) dalam sengketa Pilkada Bulukumba 2010 dalam sidang lanjutan, Selasa (28/9).
Dalam sengketa ini, Aspirasi menjadi pemohon. Sedangkan KPU Bulukumba dan pasangan Zainuddin-Syamsuddin (Zaidin) menjadi termohon. Item gugatan Aspirasi antara lain dugaan politik uang, keabsahan salah satu partai pendukung Zaidin, dan DPT.
Ketua KPU Bulukumba, Arum Spink, kemrin, mengatakan, MK menolak seluruh gugatan yang diajukan pemohon.
"Selanjutnya mengenai rencana pelantikan pasangan terpilih, akan dijadwalkan oleh DPRD," kata Arum.
Arum menjelaskan, dengan putusan MK, maka keputusan KPU No 061/KPU-BLK/VIII/2010
tentang Zaidin sebagai pemenang pilkada, sah secara hukum.
Pada putaran kedua pilkada, 23 Agustus lalu, Zaidin unggul 20 ribu suara dibandingkan rivalnya, Aspirasi. Zaidin unggul di delapan kecamatan dari 10 kecamatan di Bulukumba.
Keputusan MK itu juga dibenarkan juru bicara Aspirasi, Ahmad Gazali. Sedangkan pendukung Zaidin menyambut gembiran putusan MK tersebut.
"Kami memang gembira, tapi tidak akan melakukan arak-arakan," kata Zainal Basrun, juru bicara Zaidin.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Bulukumba, A. Edy Manaf, mengatakan, juga sudah mengetahui hasil keputusan MK.
"Untuk pelantikan, kami sementara menuggu surat tembusan keputusan dari MK dan selanjutnya kita akan buat jadwal pelantikan," kata Edy, legislator PAN.
Menurut Edy, begitu DPRD menerima surat tembusan dari MK, maka pihaknya akan langsung menjadwalkan rapat paripurna persiapan pelantikan. (smb)
Siap Rangkul
JURU bicara Zaidin, Zainal Basrun, mengatakan, pendukung Zaidin tidak akan merayakan kemenangan ini secara berlebihan.
Zainal yang sedang berada di Jakarta, ketika dihubungi, kemarin, menambahkan, pihak Zaidin juga siap merangkul simpatisan Aspirasi untuk bersama-sama membangun Bulukumba lima tahun kedepan. (smb)
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
*Untuk Pelantikan Bupati Terpilih
*Setelah MK Menolak Gugatan Aspirasi
Harian Tribun Timur, Makassar
Rabu, 29 September 2010
http://www.tribun-timur.com/read/artikel/130075/DPRD_Bulukumba_Tunggu_Surat_MK
Bulukumba, Tribun - Mahkamah Konstitusi (MK) menolak seluruh gugatan pasangan AM Sukri Sappewali-Abd Rasyid Sarehong (Aspirasi) dalam sengketa Pilkada Bulukumba 2010 dalam sidang lanjutan, Selasa (28/9).
Dalam sengketa ini, Aspirasi menjadi pemohon. Sedangkan KPU Bulukumba dan pasangan Zainuddin-Syamsuddin (Zaidin) menjadi termohon. Item gugatan Aspirasi antara lain dugaan politik uang, keabsahan salah satu partai pendukung Zaidin, dan DPT.
Ketua KPU Bulukumba, Arum Spink, kemrin, mengatakan, MK menolak seluruh gugatan yang diajukan pemohon.
"Selanjutnya mengenai rencana pelantikan pasangan terpilih, akan dijadwalkan oleh DPRD," kata Arum.
Arum menjelaskan, dengan putusan MK, maka keputusan KPU No 061/KPU-BLK/VIII/2010
tentang Zaidin sebagai pemenang pilkada, sah secara hukum.
Pada putaran kedua pilkada, 23 Agustus lalu, Zaidin unggul 20 ribu suara dibandingkan rivalnya, Aspirasi. Zaidin unggul di delapan kecamatan dari 10 kecamatan di Bulukumba.
Keputusan MK itu juga dibenarkan juru bicara Aspirasi, Ahmad Gazali. Sedangkan pendukung Zaidin menyambut gembiran putusan MK tersebut.
"Kami memang gembira, tapi tidak akan melakukan arak-arakan," kata Zainal Basrun, juru bicara Zaidin.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Bulukumba, A. Edy Manaf, mengatakan, juga sudah mengetahui hasil keputusan MK.
"Untuk pelantikan, kami sementara menuggu surat tembusan keputusan dari MK dan selanjutnya kita akan buat jadwal pelantikan," kata Edy, legislator PAN.
Menurut Edy, begitu DPRD menerima surat tembusan dari MK, maka pihaknya akan langsung menjadwalkan rapat paripurna persiapan pelantikan. (smb)
Siap Rangkul
JURU bicara Zaidin, Zainal Basrun, mengatakan, pendukung Zaidin tidak akan merayakan kemenangan ini secara berlebihan.
Zainal yang sedang berada di Jakarta, ketika dihubungi, kemarin, menambahkan, pihak Zaidin juga siap merangkul simpatisan Aspirasi untuk bersama-sama membangun Bulukumba lima tahun kedepan. (smb)
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
Penduduk Bulukumba Didominasi Perempuan
Penduduk Bulukumba Didominasi Perempuan
Harian Seputar Indonesia Sulawesi Selatan
Wednesday, 22 September 2010
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=352322.
BULUKUMBA (SINDO) – Badan Pusat Statistik (BPS) Bulukumba menyatakan, jumlah penduduk Bulukumba 2010 mencapai 394.757 orang. Dari jumlah tersebut didominasi perempuan yang mencapai 208.108 orang, sementara penduduk yang berjenis kelamin laki-laki hanya 186.649 orang.
Dengan jumlah tersebut, persentase rasio jenis kelamin penduduk perempuan mencapai 90%, sementara laki-laki hanya 10% lebih atau setiap 100 perempuan terdapat 10 laki-laki.
Rasio jenis kelamin terbesar terdapat di Kecamatan Kindang 95% dan yang terkecil di Kecamatan Bonto Tiro yang hanya 78%.Menyusul Ujung Bulu 93%, Gantarang 92%, Kajang, 91%, Ujung Loe 90%, Herlang 83%, dan Bonto Bahari 82%.
Kepala BPS Bulukumba Yunus mengatakan, tingginya jumlah penduduk perempuan ini dipengaruhi banyaknya penduduk laki-laki yang bekerja di luar daerah. Misalnya menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) atau melanjutkan pendidikan ke daerah lain, terutama di Makassar.
“Dua faktor tersebut mengakibatkan jumlah penduduk didominasi perempuan. Ini diketahui setelah petugas melakukan sensus penduduk,” katanya saat ditemui di kantor dia kemarin.
Secara keseluruhan jumlah penduduk di Bulukumba berada di Kecamatan Gantarang mencapai 18%, Bulukumpa 12,82%, Ujung Bulu 12,17%, serta kecamatan lainnya hanya di
bawah 12%.Bonto Tiro dan Herlang merupakan kecamatan yang mendapat rating terendah jumlah penduduk dari delapan kecamatan lainnya.
“Warga yang ke luar daerah ini tidak lagi tercatat sebagai warga Bulukumba. Lewat enam bulan, warga tersebut tidak lagi tercatat di Catatan Sipil (Capil) sebagai warga di daerah ini. Ini menjadi tolak ukur sehingga penduduk cenderung terjadi angka penurunan,” katanya.
Dia mengatakan, terjadi jumlah penurunan laju pertumbuhan penduduk di berbagai kecamatan di wilayah Bulukumba.Penurunan ini bukan karena terjadinya kematian,tetapi banyak penduduk yang ke luar wilayah tersebut. (baharuddin)
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
Harian Seputar Indonesia Sulawesi Selatan
Wednesday, 22 September 2010
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=352322.
BULUKUMBA (SINDO) – Badan Pusat Statistik (BPS) Bulukumba menyatakan, jumlah penduduk Bulukumba 2010 mencapai 394.757 orang. Dari jumlah tersebut didominasi perempuan yang mencapai 208.108 orang, sementara penduduk yang berjenis kelamin laki-laki hanya 186.649 orang.
Dengan jumlah tersebut, persentase rasio jenis kelamin penduduk perempuan mencapai 90%, sementara laki-laki hanya 10% lebih atau setiap 100 perempuan terdapat 10 laki-laki.
Rasio jenis kelamin terbesar terdapat di Kecamatan Kindang 95% dan yang terkecil di Kecamatan Bonto Tiro yang hanya 78%.Menyusul Ujung Bulu 93%, Gantarang 92%, Kajang, 91%, Ujung Loe 90%, Herlang 83%, dan Bonto Bahari 82%.
Kepala BPS Bulukumba Yunus mengatakan, tingginya jumlah penduduk perempuan ini dipengaruhi banyaknya penduduk laki-laki yang bekerja di luar daerah. Misalnya menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) atau melanjutkan pendidikan ke daerah lain, terutama di Makassar.
“Dua faktor tersebut mengakibatkan jumlah penduduk didominasi perempuan. Ini diketahui setelah petugas melakukan sensus penduduk,” katanya saat ditemui di kantor dia kemarin.
Secara keseluruhan jumlah penduduk di Bulukumba berada di Kecamatan Gantarang mencapai 18%, Bulukumpa 12,82%, Ujung Bulu 12,17%, serta kecamatan lainnya hanya di
bawah 12%.Bonto Tiro dan Herlang merupakan kecamatan yang mendapat rating terendah jumlah penduduk dari delapan kecamatan lainnya.
“Warga yang ke luar daerah ini tidak lagi tercatat sebagai warga Bulukumba. Lewat enam bulan, warga tersebut tidak lagi tercatat di Catatan Sipil (Capil) sebagai warga di daerah ini. Ini menjadi tolak ukur sehingga penduduk cenderung terjadi angka penurunan,” katanya.
Dia mengatakan, terjadi jumlah penurunan laju pertumbuhan penduduk di berbagai kecamatan di wilayah Bulukumba.Penurunan ini bukan karena terjadinya kematian,tetapi banyak penduduk yang ke luar wilayah tersebut. (baharuddin)
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
MK Tolak Gugatan Pilkada Bulukumba dan Luwu Utara
Keterangan gambar: Suasana persidangan di Mahkamah Konstitusi. (foto: dok/tribunnews.com)
MK Tolak Gugatan Pilkada Bulukumba dan Luwu Utara
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto
http://www.tribunnews.com/2010/09/28/mk-tolak-gugatan-pilkada-bulukumba-dan-luwu-utara
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Majelis Hakim di Mahkamah Konstitusi menolak sengketa Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Luwu Utara dan Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan.
"Menolak permohonan pemohon untuk seluruhnya," ujar Ketua Majelis Hakim Konstitusi Mahfud MD saat membacakan putusan sengketa Pilkada Luwu Utara di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Selasa (28/9/2010).
Dalam pertimbangannya, hakim konstitusi menilai para pemohon tidak dapat membuktikan pelanggaran yang sistematis, terstruktur, dan massif dalam Pilkada. Alhasil, putusan tersebut membuat pasangan Arifin Junaedi-Indah Putri Indri tetap menjadi pemenang dalam Pilkada Luwu Utara.
Hakim Konstitusi Harjono mengungkapkan, pasangan Muhammad Thahar Rum-Ansar Akib menuding ada intimidasi terhadap PNS di Luwu Utara. Pasangan Muhammad Thahar Rum-Ansar Akib menuding tim pasangan Arifin Junaedi-Indah Putri Indri mengancam akan memutasi jajaran pimpinan PNS yang tidak mendukung pasangan Arifin Junaedi-Indah Putri Indri.
Intimidasi tersebut misalnya dilakukan pada Kepala Unit Pelayanan Teknis Daerah dan Kepala SDN Ratepaje. Namun, atas sangkaan tersebut, MK berpendapat bahwa bukti yang digelontorkan pemohon belum dapat meyakinkan MK bahwa telah ada pelanggaran yang terstruktur dan sistematis.
"Dalil pemohon itu tidak terbukti menurut hukum," ujar Harjono.
Harjono juga mengungkapkan, pasangan Muhammad Thahar Rum-Ansar Akib menuding adanya penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah oleh Arifin Junaedi.
Uang APBD sebesar Rp 2 miliar itu dicairkan tiga hari sebelum pelaksanaan Pilkada. Uang tersebut dicairkan secara tidak prosedural dan disalahgunakan untuk kemenangan pasangan Arifin Junaedi-Indah Putri Indri.
Atas dalil tersebut, MK menilai pasangan Muhammad Thahar Rum-Ansar Akib tidak dapat membuktikan bahwa Rp 2 miliar tersebut digunakan untuk pemilih agar memilih pasangan Arifin Junaedi-Indah Putri Indri.
"Pemohon (pasangan Muhammad Thahar Rum-Ansar Akib) tidak dapat membuktikan permohonannya," jelas Harjono.
Bulukumba
Sementara itu, MK juga menolak sengketa Bulukumba. "Menolak permohonan pemohon untuk seluruhnya," ujar Ketua Majelis Hakim Mahfud MD saat membacakan putusan sengketa Pilkada Bulukumba di Gedung MK. Putusan MK tersebut membuat pasangan Zainuddin Hasan dan Syamsuddin tetap sebagai pemenang Pilkada.
Hakim Fadlil Sumadi dalam pembacaan pertimbangan putusan mengatakan, pasangan AM Sukri A Sappewali-ABD Rasyid Sarehong menuding bahwa syarat Zainuddin Hasan dan Syamsuddin untuk menjadi calon kepala daerah.
Pasalnya syarat persentase dukungan parpol pada pasangan Zainuddin Hasan dan Syamsuddin kurang. Namun, MK menilai dugaan tersebut tidak cukup kuat. Sebab, dalil bahwa Partai Merdeka yang diduga menarik dukungan pada Zainuddin Hasan dan Syamsuddin tidak benar. Hakim Fadlil juga mengungkapkan, jika pasangan AM Sukri A. Sappewali-ABD Rasyid Sarehong menilai adanya ketidakobjektifan oleh KPU.
Sebab, Ketua KPU Bulukumba adalah anak dari ketua tim pemenangan pasangan Zainuddin Hasan dan Syamsuddin. Tetapi, MK menilai bahwa dalil tersebut tidak dapat dibuktikan.
Pasalnya, bapak dari Ketua KPU Bulukumba tidak pernah tercatat sebagai ketua tim pasangan Zainuddin Hasan dan Syamsuddin. "Dalil pemohon tidak terbukti," jelasnya.
Diketahui, Pilkada Luwu Utara putaran kedua diikuti oleh pasangan Muhammad Thahar Rum-Ansar Akib dan pasangan Arifin Junaedi-Indah Putri Indri.(*)
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
Senin, 27 September 2010
Rumpun Seni Budaya Bulukumba
Rumpun Seni Budaya Bulukumba
Oleh: Asnawin
Dalam beberapa kesempatan ketika sedang berselancar di dunia maya, saya sering berpapasan dengan kata Rumpun Seni Budaya Bulukumba yang disingkat RSBB. Awalnya, saya hanya tersenyum sekilas, tanpa sapa dan kata. Lama-kelamaan, saya merasa terganggu juga dengan seringnya saya berpapasan dengan kata RSBB. Akhirnya, saya memutuskan berhenti sejenak saat berselancar dan berkunjung ke rumah RSBB.
RSBB ternyata sebuah kedai kecil. Ketika masuk ke dalam kedai itu, saya melihat di atas meja tersaji beberapa jenis makanan dan minuman.
Di atas piring paling besar tersaji kue Rumpun Seni Budaya yang ‘’adalah komunitas kesenian yang intens melakukan kerja-kerja seni seperti tari, sastra, dan teater, sejak didirikan pada tanggal 05 juli 2008 silam.’’
Kue RSBB telah banyak melakukan berbagai kegiatan dan terlibat dalam kerja kesenian antara lain : perfomance art dalam deklarasi bulukumba gerakan kota penyair, performance art peringatan 17 agustus 2008, performance art di peringatan hari ham se dunia. musikalisasi puisi di hari ulang tahun kepengurusan pertama 2009, pertunjukan teater dalam festival teater "menengok cerita rakyat" di makassar. malam apresiasi pentas terbuka di awal tahun 2010.
Selain aktif melakukan kerja-kerja kesenian sebagai upaya eksplorasi terhadap gejala-gejala alam dan sosial, juga aktif melakukan advokasi di wilayah analisis, kajian-kajian sosial dan kultur.sebagai ruang yang melahirkan aktivis-aktivis kesenian yang kritis dan penuh kreasi.
Piring yang berukuran lebih kecil di samping piring paling besar itu berisi kue ‘’Biografi Pengurus RSBB Angkatan I/2008.’’
STRUKTUR KEPENGURUSAN
DEWAN PENASEHAT
Andi Mahrus Andis
DEWAN KONSULTAN
Ivan Kavalera
Anis k Al asyari
Andhika Mappasomba
KETUA UMUM
Arie M Dhirgantara
SEKRETARIS
Sri Puswandi
PENGURUS HARIAN
Maya Akhmad
Ajhed
Appaks
Saenal
Asmaradana
Di sebuah piring yang berkururan lebih kecil lagi tersaji kue ‘’Arie M Dhirganthara menjabat sebagai ketua umum periode 2008-2012. Terpilih secara aklamasi pada tudang si pulung pertama yang di gelar di pelataran rumah andi ida di bontomanai kec rilau ale.lulusan teater dari sanggar merah putih makassar angkatan 18, aktif di berbagai kegiatan dan kerja kerja kesenian khususnya teater, membacakan puisi dalam acara acara kampus dan ruang ruang sosial politik. kini tengah aktif sebagai staf ahli pada lembaga swadaya masyarakat jaringan politik untuk kerakyatan (ji-pek) bulukumba.’’
Masih ada sebuah piring yang berukuran segi empat berisi kue ‘’seni dan manusia.’’
Kue itu terbuat dari bahan ‘’SENI, dan estetika adalah ruh dari manifestasi keindahan manusia yang diungkapkan lewat ruang visual penciptaan. Seni lahir bersama dengan kelahiran manusia. Dimana ada manusia disitu ada kesenian.’’
Bagaimanakah peranan seni sebagai kebutuhan seni dalam kehidupan manusia. Apabila kita menyimak ke masa silam dalam kehidupan manusia, kebutuhan akan seni mempunyai peranan yang amat penting untuk mencari kekuatan di luar dirinya yang bersifat magis, sakral dan religius, pun demikian pada masa kini peranan seni telah merasuk ke dalam berbagai segi kehidupan manusia. Meskipun seni sudah setua kehidupan manusia, namun masih sangat sukar untuk dapat memberikan pengertian hanya dalam beberapa kalimat.
Sungguhpun demikian peranan seni dalam kehidupan manusia dari zaman ke zaman mengalami perubahan. Inilah letak dari subyektivitas seni, budi manusia tetap berdaya mencari perkembangan baru. Kebudayaan manusia berganti dan selera perorangan serta zaman selalu berubah. Sepanjang kehidupan manusia dari zaman es sampai kini ternyata gejala seni itu sudah ada, sehingga lahirlah pendapat yang mengatakan, art is a old as mankind ( seni berumur setua manusia).
Kesenian dalam kehidupan manusia ikut mendidik manusia dan masyarakat menjadi beradab, agar kehidupan manusia menjadi lebih harmonis. Seni menjadikan manusia berbudi luhur. Sejarah telah mencatat akan prestasi-prestasi kesenian dalam peranannya membentuk sikap budi manusia. Karya-karya seni pada zaman primitif merupakan alat-alat yamg mampu menimbulkan suasana magis dan misterius dalam pemujaan serta kehidupan pada waktu itu. Juga karya-karya kesenian klasik yang puitik heroik maupun karya-karya modern, kesemuanya memberi pengaruh yang besar dalam peradaban manusia.
Itulah sajian yang sempat saya lihat di kedai Rumah Seni Budaya Bulukumba, pada hari Selasa, 28 September 2010.
Referensi :
- http://teaterawan.blogspot.com/
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
Oleh: Asnawin
Dalam beberapa kesempatan ketika sedang berselancar di dunia maya, saya sering berpapasan dengan kata Rumpun Seni Budaya Bulukumba yang disingkat RSBB. Awalnya, saya hanya tersenyum sekilas, tanpa sapa dan kata. Lama-kelamaan, saya merasa terganggu juga dengan seringnya saya berpapasan dengan kata RSBB. Akhirnya, saya memutuskan berhenti sejenak saat berselancar dan berkunjung ke rumah RSBB.
RSBB ternyata sebuah kedai kecil. Ketika masuk ke dalam kedai itu, saya melihat di atas meja tersaji beberapa jenis makanan dan minuman.
Di atas piring paling besar tersaji kue Rumpun Seni Budaya yang ‘’adalah komunitas kesenian yang intens melakukan kerja-kerja seni seperti tari, sastra, dan teater, sejak didirikan pada tanggal 05 juli 2008 silam.’’
Kue RSBB telah banyak melakukan berbagai kegiatan dan terlibat dalam kerja kesenian antara lain : perfomance art dalam deklarasi bulukumba gerakan kota penyair, performance art peringatan 17 agustus 2008, performance art di peringatan hari ham se dunia. musikalisasi puisi di hari ulang tahun kepengurusan pertama 2009, pertunjukan teater dalam festival teater "menengok cerita rakyat" di makassar. malam apresiasi pentas terbuka di awal tahun 2010.
Selain aktif melakukan kerja-kerja kesenian sebagai upaya eksplorasi terhadap gejala-gejala alam dan sosial, juga aktif melakukan advokasi di wilayah analisis, kajian-kajian sosial dan kultur.sebagai ruang yang melahirkan aktivis-aktivis kesenian yang kritis dan penuh kreasi.
Piring yang berukuran lebih kecil di samping piring paling besar itu berisi kue ‘’Biografi Pengurus RSBB Angkatan I/2008.’’
STRUKTUR KEPENGURUSAN
DEWAN PENASEHAT
Andi Mahrus Andis
DEWAN KONSULTAN
Ivan Kavalera
Anis k Al asyari
Andhika Mappasomba
KETUA UMUM
Arie M Dhirgantara
SEKRETARIS
Sri Puswandi
PENGURUS HARIAN
Maya Akhmad
Ajhed
Appaks
Saenal
Asmaradana
Di sebuah piring yang berkururan lebih kecil lagi tersaji kue ‘’Arie M Dhirganthara menjabat sebagai ketua umum periode 2008-2012. Terpilih secara aklamasi pada tudang si pulung pertama yang di gelar di pelataran rumah andi ida di bontomanai kec rilau ale.lulusan teater dari sanggar merah putih makassar angkatan 18, aktif di berbagai kegiatan dan kerja kerja kesenian khususnya teater, membacakan puisi dalam acara acara kampus dan ruang ruang sosial politik. kini tengah aktif sebagai staf ahli pada lembaga swadaya masyarakat jaringan politik untuk kerakyatan (ji-pek) bulukumba.’’
Masih ada sebuah piring yang berukuran segi empat berisi kue ‘’seni dan manusia.’’
Kue itu terbuat dari bahan ‘’SENI, dan estetika adalah ruh dari manifestasi keindahan manusia yang diungkapkan lewat ruang visual penciptaan. Seni lahir bersama dengan kelahiran manusia. Dimana ada manusia disitu ada kesenian.’’
Bagaimanakah peranan seni sebagai kebutuhan seni dalam kehidupan manusia. Apabila kita menyimak ke masa silam dalam kehidupan manusia, kebutuhan akan seni mempunyai peranan yang amat penting untuk mencari kekuatan di luar dirinya yang bersifat magis, sakral dan religius, pun demikian pada masa kini peranan seni telah merasuk ke dalam berbagai segi kehidupan manusia. Meskipun seni sudah setua kehidupan manusia, namun masih sangat sukar untuk dapat memberikan pengertian hanya dalam beberapa kalimat.
Sungguhpun demikian peranan seni dalam kehidupan manusia dari zaman ke zaman mengalami perubahan. Inilah letak dari subyektivitas seni, budi manusia tetap berdaya mencari perkembangan baru. Kebudayaan manusia berganti dan selera perorangan serta zaman selalu berubah. Sepanjang kehidupan manusia dari zaman es sampai kini ternyata gejala seni itu sudah ada, sehingga lahirlah pendapat yang mengatakan, art is a old as mankind ( seni berumur setua manusia).
Kesenian dalam kehidupan manusia ikut mendidik manusia dan masyarakat menjadi beradab, agar kehidupan manusia menjadi lebih harmonis. Seni menjadikan manusia berbudi luhur. Sejarah telah mencatat akan prestasi-prestasi kesenian dalam peranannya membentuk sikap budi manusia. Karya-karya seni pada zaman primitif merupakan alat-alat yamg mampu menimbulkan suasana magis dan misterius dalam pemujaan serta kehidupan pada waktu itu. Juga karya-karya kesenian klasik yang puitik heroik maupun karya-karya modern, kesemuanya memberi pengaruh yang besar dalam peradaban manusia.
Itulah sajian yang sempat saya lihat di kedai Rumah Seni Budaya Bulukumba, pada hari Selasa, 28 September 2010.
Referensi :
- http://teaterawan.blogspot.com/
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
PHINISI SCHOONER BOAT BUILDING IN INDONESIA
PHINISI SCHOONER BOAT BUILDING IN INDONESIA
From: http://www.boatbuildingindonesia.com/
In Southern Suluwesi, traditional boat builders still make wooden sailing ships the same way that they have been doing so for hundreds of years. These boats are called pinisi, or Phinisi schooners. They are made by the Bugis boat builders on the beaches of Southern Suluwesi in the Bulukumba area, at places like Tanah Beru. You can find an agent to help you build a bugis pinisi schooner in Ujung Pandang (Makassar).
You will need to find yourself a master boat builder. Go to Tana beru and look around the beach. Along the beach there may be up to fifty boats being constructed along the palm lined beach of this seashore village. Southern Suluwesi is one of the most famous areas for traditional boat building. They make cargo boats for the still sailing commercial fleets of pinisi schooners that carry goods all across the Indonesian Archipelago. Go to Surabaya harbour or Sunda Kelapa in Jakarta and you will see hundreds of sails of these pinisi schooners loading and unloading produce to trade all around the islands.
The boat builder of the traditional pinisi bugis schooner lays down the keel first. The keel is made from two black Borneo or Sulawesi ironwood tree trunks. The keel is probably about seventeen meters long, sixty centimeters thick , and sixty centimeters wide. With the keel laying it is necessary to do a traditional keel laying ceremony
There used to be wild teak and ironwood forests in Southern Suluwesi but these have long gone. So timber has to be imported and many boat builders have followed the timber to places like Batucilin in Kalimantan, Indonesia. Even these areas are running out of wood and the boat builders have had to move further afield in Kalimantan to follow the supply of wood.
Instead of putting in the frame first, the Bugis boat builders lay the keel first and then the skin. The hull planks (which are typically about eight centimeters thick) are pegged together with their edges adjoining and one after the other. These ships therefore do not rely for their ribs for their strength.
A typical Bugis pinisi schooner will be about eight meters wide and thirty four meters long. But building a Bugis pinisi schooner is not a short project. Building one can take up to a year, so you need to have lots of patience and succumb to "jam karet" or Rubber Time ( Not on time )
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
From: http://www.boatbuildingindonesia.com/
In Southern Suluwesi, traditional boat builders still make wooden sailing ships the same way that they have been doing so for hundreds of years. These boats are called pinisi, or Phinisi schooners. They are made by the Bugis boat builders on the beaches of Southern Suluwesi in the Bulukumba area, at places like Tanah Beru. You can find an agent to help you build a bugis pinisi schooner in Ujung Pandang (Makassar).
You will need to find yourself a master boat builder. Go to Tana beru and look around the beach. Along the beach there may be up to fifty boats being constructed along the palm lined beach of this seashore village. Southern Suluwesi is one of the most famous areas for traditional boat building. They make cargo boats for the still sailing commercial fleets of pinisi schooners that carry goods all across the Indonesian Archipelago. Go to Surabaya harbour or Sunda Kelapa in Jakarta and you will see hundreds of sails of these pinisi schooners loading and unloading produce to trade all around the islands.
The boat builder of the traditional pinisi bugis schooner lays down the keel first. The keel is made from two black Borneo or Sulawesi ironwood tree trunks. The keel is probably about seventeen meters long, sixty centimeters thick , and sixty centimeters wide. With the keel laying it is necessary to do a traditional keel laying ceremony
There used to be wild teak and ironwood forests in Southern Suluwesi but these have long gone. So timber has to be imported and many boat builders have followed the timber to places like Batucilin in Kalimantan, Indonesia. Even these areas are running out of wood and the boat builders have had to move further afield in Kalimantan to follow the supply of wood.
Instead of putting in the frame first, the Bugis boat builders lay the keel first and then the skin. The hull planks (which are typically about eight centimeters thick) are pegged together with their edges adjoining and one after the other. These ships therefore do not rely for their ribs for their strength.
A typical Bugis pinisi schooner will be about eight meters wide and thirty four meters long. But building a Bugis pinisi schooner is not a short project. Building one can take up to a year, so you need to have lots of patience and succumb to "jam karet" or Rubber Time ( Not on time )
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
Arie Dirgantara, Benteng Kokoh Dari Gerakan Kota Penyair
Arie Dirgantara, Benteng Kokoh Dari Gerakan Kota Penyair
Dikutip dari http://www.kavalera.co.cc/2009/10/benteng-terkuat-kota-penyair-bernama.html, pada 28 September 2010
Penyair dan teaterawan muda berambut gondrong kelahiran Bulukumba, 5 November 1984, Arie M. Dirgantara kembali menjadi tamu dalam program sastra dan budaya "Ekspresi" di RCA 102, 5 FM, edisi hari ini, Minggu 25 Oktober. Tidak kurang dari lima bongkah puisi dia bacakan secara ekspresif di studio RCA setelah saya interview beberapa menit untuk menguliti pikiran-pikiran liarnya yang paling anyar. Arie juga suka memakai nama samaran "Sang Kelam" dan telah menulis puisi sejak mengenal aksara di masa kecil. Arie adalah adik kandung dari cerpenis Anis K. Al Asyari.
Saya melihat Arie masih sebagai salah satu benteng terkokoh dalam gerakan Bulukumba Kota Penyair di mana dia menjadi salah seorang deklarator pada Maret 2009. Sampai hari ini tetap giat menggeliat di berbagai organisasi dan komunitas seni. Rajin melata di panggung-panggung teater melalui Sanggar Merah Putih Makassar. Pendiri Komunitas Mahasiswa dan Pemuda Kreatif (Kompak) Batukaropa Bulukumba. Berlompatan dengan energik kesana kemari melalui Selatan-Selatan Institut dan P31 Cultural Insitute bersama penyair Andhika Mapasomba. Kini masih menjabat ketua umum Komunitas Rumpun Seni Budaya Kanre Ana' (organisasi penggemar acara-acara seni di RCA).
Membaca puisi-puisinya adalah seolah sedang membaca metafora tentang sunyi-sunyi yang dia rekam bersama jejak-jejak yang seringkali tak terendus oleh angin. Dia mengendusnya dengan caranya sendiri. Sangat khas. Di bawah ini salah satu puisinya yang diberi judul cukup sederhana. Tapi isinya mungkin tak dapat diendus oleh siapapun termasuk angin. Judul-judul puisinya kadang "menipu" bagi penikmat puisi polos.
Puisi Buat Sang Terkasih
aku bersamamu, hampir setiap waktu ini kita lewatkan
membelai angin, menidurkan kerinduan kita
semestinya, memang cinta adalah keinginan
keinginan atas semua yang sedang berlaku antara kau aku dan semesta
mencintaimu, bukan berarti menjadikan kau adalah pilihan
atau menjadikanmu hak atasku dan bagian dalam kisahku
tapi mencintaimu adalah kesetaraan istimewa terhadap penalaran hidup
saling berbagi, membelai dan mengecup kening
sebab aku tahu setelah mencintaimu akan ada luka
luka yang menjadikan semuanya indah
aku tuliskan puisi ini buatmu
saat-saat hatiku seperti sangat kecil
dan kau memilikinya utuh.
sang kelam cendana 2009
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
BULUKUMBA, INSPIRASI YANG TAK PERNAH KERING
Keterangan gambar: Dul Abdul Rahman. (foto ini dicopy dari akunfacebook Dul Abdul Rahman)
BULUKUMBA, INSPIRASI YANG TAK PERNAH KERING
oleh dul abdul rahman
pada 28 Agustus 2010
Musim kemarau kali itu sangat panjang. Padahal bulan-bulan seperti itu biasanya hujan sudah datang. Hanyalah mendung yang sesekali datang menawarkan hujan lalu menghilang.
Matahari terus bersinar seperti mata perempuan jalang. Bumi terus meradang. Tanah mulai gersang. Pohon-pohon meranggas sambil berdiri kaku seperti setan yang dirajam. Binatang-binatang nampak resah karena kepanasan. Rumput-rumput pun mengering seolah dipanggang. Pawang hujan sudah mulai bosan. Mantra-mantranya meminta hujan tak lagi mempan.
“Ini benar-benar kutukan Raksasa Bawakaraeng dan Lompobattang.” Begitulah batin dan prasangka banyak orang. Mereka memang nampak gamang. Di kampung mereka berkali-kali terjadi keangkaramurkaan. Pun tragedi kemanusian. Jadi kemarau panjang bisa saja adalah sebuah peringatan.
Meski demikian, para petani bersahaja Desa Tibona tetap sabar memelihara binatang ternak dan kebun-kebun mereka dengan hati lapang. Meski kemarau panjang membuat tanaman-tanaman mereka mengering, tetapi mereka berusaha menyiram tanaman. Walau mereka harus mengambil air yang jauh di Sungai Lolisan bahkan Sungai Pallangisang.
Di musim kemarau, bagi para petani hanyalah Sungai Lolisan yang menjadi tumpuan dan harapan. Untungnya Sungai Lolisan tetap setia menjadikan petani-petani sebagai kawan. Airnya tidak pernah mengering walau terjadi kemarau panjang.
Warga Tibona sangat percaya bahwa selama penghuni Sungai Lolisan yang berwujud buaya masih ada maka sungai itu tidak akan pernah kering kerontang. Buaya tersebut memang bukan buaya sembarang. Tetapi buaya jelmaan orang. Olehnya itu, untuk menghargai penghuni Sungai Lolisan sekaligus menjaga agar tidak terjadi abrasi, maka petani setempat pantang menebang pepohonan yang tumbuh dipinggir Sungai Lolisan. Tapi kebiasaan itu mulai dilupakan orang. Orang-orang sudah mulai berani menebang pohon di pinggir Sungai Lolisan dengan sembarangan bahkan serampangan.
Agar tak mendapat kutukan dari Raksasa Bawakaraeng dan Raksasa Lompobattang, aku terus berkampanye bahwa warga harus menjaga pohon-pohon di sekitar Sungai Lolisan. Warga juga harus belajar menjaga pohon-pohon serupa masyarakat suku Kajang memperlakukan pepohonan di Tanah adat Kajang. Aku tiada pernah bosan memberikan peringatan walau banyak warga tak mempan diberi peringatan.
---.....
Begitulah petikan dari salah satu novelku yang mengambil setting Bulukumba. Bulukumba buatku adalah tanah inspirasi yang tidak pernah kering meski ditelan misteri waktu, mungkin serupa orang Palestina yang selalu menjadikan Tanah Yerusalem sebagai tanah inspirasi untuk menjadi syuhada. Pun, Sungai Lolisan yang berada di Desa Tibona yang memisahkan antara Kabupaten Bulukumba dan Kabupaten Sinjai adalah sungai inspirasi bagiku.
Selalu terkenang akan masa kecilku bersama anak-anak sebaya lainnya. Selepas mengembala hewan ternak, kami bisanya beramai-ramai berenang di Sungai Lolisan. Sungai yang kala itu airnya jernih serupa bersumber dari mata air embun yang dikirim oleh Sang Patotoe dari Boting Langi.
Ada satu peristiwa yang tak akan pernah aku lupakan. Ketika kami asyik-masyuk berenang di Sungai Lolisan suatu sore. Aku yang tidak pandai berenang tiba-tiba dikabarkan tenggelam, bahkan konon menurut cerita salah seorang teman, aku ditenggelamkan oleh seekor buaya penjaga Sungai Lolisan. Kejadian itu membuat gempar seluruh penduduk Desa Tibona, cuma kakekku seorang yang tidak pernah resah.
Konon pada malam sebelum kejadian menggemparkan tersebut, kakekku bermimpi didatangi oleh adik kembarnya yang mewujud menjadi seekor buaya dan menjadi penghuni tetap Sungai Lolisan. Adik kembarnya berkata padanya, “Daeng! Aku teramatlah rindu untuk menimang cucuku, biarkanlah ia semalam bersamaku.”
Esoknya aku ditemukan terdampar di pinggir Sungai Lolisan. Konon petani yang pertama kali menemukan diriku melihat bahwa aku dijaga oleh seorang kakek yang berjenggot putih. Tetapi ketika petani dan penduduk Tibona mendekat ingin melihat keadaanku tiba-tiba kakek berjenggot putih itu menghilang. Aku pun ditemukan dalam keadaan sehat wal’afiat, sedangkan goresan kecil menghiris tubuhku tak ada, apalagi luka. Bahkan penyakit kudis yang tumbuh di kakiku kala itu menghilang, bahkan tak ada bekasnya sama sekali.
Konon menurut teropong kakekku, adik kembarnya tersebut sengaja menyembunyikan diriku untuk memberiku kekuatan fisik, ketika aku masih kecil memang sering sakit-sakitan. Selepas peristiwa itu, memang aku tidak pernah lagi sakit-sakitan hingga sekarang. Alhamdulillah!
Itulah kisah masa kecilku di Bulukumba yang selalu menjadi kenangan, bahkan masih menjadi renungan, apa iya aku memang disembunyikan oleh kakekku yang konon mewujud jadi buaya itu. Itulah sebabnya di kalangan teman-teman masa kecilku di Tibona Bulukumba dulu, aku sering dipanggil sebagai “Lelaki Buaya”. Tapi aku kira panggilan tersebut bukanlah bermakna negatif.
Aku yakin, aku termasuk lelaki Bugis Bulukumba yang sangat setia dan menghormati perempuan. Kalau lah ada yang mengalahkan kesetiaanku pada perempuan, paling-paling cuma dua sastrawan muda Bulukumba berbakat yaitu: Anis Kurniawan dan Andhika Mappasomba.
---...
Bulukumba. Memang buatku selalu meluah hibah, meluah rindu yang tiada terperikan. Bahkan ketika aku berada di Malaysia, khususnya di Kedah bagian utara, aku serasa berada di Bulukumba. Pohon-pohon karet di Kedah Darul Aman serupa pohon-pohon karet di Bulukumba. Bedanya, pohon-pohon karet di Bulukumba kadangkala kejam dan tidak bersahabat dengan para petani.
Sewaktu kejadian tragis meninggalnya dua petani di Bulukumba pada tragedi Senin Berdarah 21 Juli 2003 saya berada di Kedah Darul Aman dan menangis mendengar Bulukumba Darul “tak” aman. Mengenai gugurnya dua pahlawan petani Barra bin Badulla dan Ansu bin Musa menginspirasiku menulis novel “Pohon-Pohon Meranggas”.
Dibanding dengan beberapa kabupaten lainnya di Sulawesi Selatan, termasuk Sulawesi Barat, Bulukumba termasuk daerah yang gudangnya penulis-penulis bertalenta. Bahkan seingatku fiksi pertama yang aku baca yang ditulis oleh orang Sulawesi Selatan adalah “Pulau”.
Sebuah novel bersetting Bulukumba yang ditulis oleh sastrawan asal Bulukumba, Aspar Paturusi. Sekarang ini, penulis-penulis Bulukumba aku lihat semakin menggeliat, semoga saja tidak menggeliat khianat. Tapi setidaknya dengan adanya dua orang generasi yang tumbuh bersama Daun-Daun Kelor, Anis Kurniawan, dan Andhika Mappasomba, saya yakin geliat sastra akan semakin kentara di Bulukumba. Ya, dua anak muda itu memang sangat mencintai setengah mati Bulukumba, semoga Bulukumba juga kian menyayanginya.
Aku sendiri mungkin agak membagi cinta, karena meski dilahirkan dari rahim Bunda Bulukumba, aku diasuh oleh Bunda Sinjai dari usia 9 tahun. Bahkan pernah menyusu pada Bunda Malaysia beberapa tahun lamanya. Bunda-bunda tersebut memang amat kusayang.
Ya, aku adalah lelaki Bugis yang menganut filosofi air. Teringat pappaseng kakekku. “Engkau lelaki Bugis anakku. Orang Bugis itu identik dengan air. Air itu akan membentuk seperti tempatnya. Ditaruh di baskom membentuk baskom, ditaruh di bejana bundar membentuk bujana bundar, ditaruh di kolam bentuk segiempat membentuk kolam segiempat, ditaruh di tempat yang lonjong membentuk lonjong.” Meski begitu, tanah, air, angin, jagung, padi Bulukumba membentuk embrio tubuhku. Tubuh yang kemudian mengikuti jejak kisah orang-orang bugis, Pasompe.
---...
Rinduku kepada Bulukumba memang serupa anak kecil yang begitu merindu kepada ibunya. Bulukumba memang adalah ibuku, ibu pertiwiku. Aku menyusu dan tumbuh di sebuah kampung kecil Tibona di ibu pertiwi Bulukumba itu. Tentu saja sebagai anak yang terlahir dari rahim bunda pertiwi Bulukumba punya harapan-harapan kepada ibunya yang kian hari kian cantik nan menarik. Sayang, kulihat bunda pertiwiku Bulukumba kadang memandang sebelah mata pada kami anak-anaknya yang dengan semangat berdarah-darah memilih jalan sebagai sastrawan.
Akh! Aku kira bukan salah Bunda Bulukumba mengandung kami, pun bukan maksud Bunda Bulukumba memandang sebelah mata pada kami. Hanya saja Bapak yang mengawini Bunda lewat pesta demokrasi setiap lima tahun sekali tidak peka terhadap airmata Bunda Bulukumba yang sesungguhnya iba terhadap nasib anak-anaknya seperti kami.
Bukankah kami (para penulis) adalah duta-duta Bunda Bulukumba untuk memperkenalkannya pada dunia luar? Sayang sekali mata Bapak yang jalang hanya mementingkan dirinya sendiri, mementingkan kekuasannya sendiri. Semoga saja kali di tahun 2010, Bapak yang berhasil mengawini Bunda Bulukmba pada pesta demokrasi yang berlangsung dua putaran memberi kami “pena” dan “tinta” untuk terus menulis Bunda.
Sebenarnya kami bukanlah anak-anak yang cengeng yang hanya meluah hibah untuk mendapatkan hibah! Sama sekali bukan itu. Kami hanya butuh perhatian seperti anak-anak Bunda Bulukumba yang lain. Minimal Bapak yang mengawini Bunda Bulukumba kali ini memperhatikan kami. Bukan memperhatikan nasib kami.
Kami sudah bernasib baik. Tetapi memperhatikan dan mendukung kemajuan profesi kami. Akh! Tiba-tiba aku seperti mendengar Bapak bertanya, “Bagaimanakah cara kami memperhatikanmu anakku?” Aku sudah menyusun jawaban buat Bapak. “Tolonglah Pak, temani kami berkampanye BULUKUMBA KOTA SASTRAWAN. Ingat juga Bapak! Bagikanlah buku-buku karya kami pada masyarakat Bulukumba agar mereka juga mengetahui sastrwan-sastrawan yang dilahirkan dari rahim Bunda Bulukumba.”
Kajang, Selangor Malaysia, 22 Agustus 2010
Dul Abdul Rahman. Lahir di Desa Tibona, Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba. Bekerja sebagai sastrawan, peneliti, dan dosen. Tulisan-tulisannya tersebar di media nasional dan lokal di Indonesia dan Malaysia.
Buku-buku sastranya yang sudah terbit:
Lebaran Kali Ini Hujan Turun (Kumpulan Cerpen, Makassar 2006);
Pohon-Pohon Rindu (Novel, Diva Press Jogjakarta 2009);
Daun-Daun Rindu (Novel, Diva Press Jogjakarta 2010);
Perempuan Poppo (Novel, Penerbit Ombak Jogjakarta 2010).
Dua novelnya segera terbit di Jakarta dan Jogjakarta: Pohon-Pohon Meranggas dan Hutan Rindu.
Novelnya Pohon-Pohon Rindu sudah dijadikan rujukan penulisan skripsi oleh mahasiswa, sedangkan Daun-Daun Rindu dijadikan rujukan oleh seorang mahasiswa program doctor Universiti Malaya yang melakukan penelitian hubungan Indonesia-Malaysia (lebih spesifik hubungan Bugis-Melayu).
Alamat surat elektronik: dulabdul@gmail.com
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
Ratusan Massa Demo Tolak Keputusan KPU Bulukumba
Ratusan Massa Demo Tolak Keputusan KPU Bulukumba
Senin, 27 September 2010
http://www.tempointeraktif.com/hg/makassar/2010/09/27/brk,20100927-280863,id.html
TEMPO Interaktif, Makassar - Seratusan massa pendukung pasangan calon AM Sukri Sappewali dan Rasyid Sarehong berunjuk rasa ke Kantor Komisi Pemilihan Umum, dan Dewan Bulukumba, Senin (27/9). Mereka menuntut KPU membatalkan keputusannya soal penetapan pasangan calon terpilih karena dinilai melanggar.
Pada pemilihan bupati putaran kedua, pasangan Zainuddin Hasan dan Syamsuddin ditetapkan sebagai pemenang oleh KPU. Ahmad Algazali, orator aksi mengatakan pasangan Zainuddin dan Syamsuddin tidak seharusnya diikutkan pemilihan karena partai pengusungnya bermasalah.
"Partai Merdeka tidak mengusung pasangan Zainuddin sehingga tidak memenuhi kuota 15 persen suara sah," katanya.
Massa yang berdemo di kantor KPU berusaha memasuki kantor KPU, tetapi tidak berhasil karena penjagaan kepolisian sangat ketat. Hanya sepuluh perwakilan massa yang dibolehkan masuk ke kantor KPU untuk membacakan tuntutannya.
Massa hanya diterima staf kantor KPU, A Elis Hamba. Seluruh anggota KPU berada di Jakarta mengikuti proses persidangan gugatan sengketa pemilihan bupati di Mahkamah Konstitusi. Selasa besok pembacaan putusan oleh majelis konstitusi.
"Kami hanya staf yang menjalankan administrasi dan tidak tahu menahu proses tahapan pemilihan," kata Elis kepada pendemo.
Sementara di kantor Dewan, massa ditermia Edy Manaf, Wakil Ketua Dewan. Edy mengatakan akan menindaklanjuti tuntutan para pendemo. "Kami akan melakukan rapat dengan anggota Dewan lainnya untuk mengambil sikap. Namun kita semua tetap menunggu hasil keputusan MK karena siapapun yang menang itulah yang harus kami terima sesuai dengan hukum yang berlaku," kata Edy.
Ajun Komisaris Besar Arif Rahman, Kepala Resor Kepolisian Bulukumba mengatakan pihaknya sudah mengantisipasi aksi tersebut. "Jika mereka melakukan tindakan yang tidak diinginkan maka kami langsung menangkap dan memproses sesuai dengan hukum," kata dia.
Dia mengatakan untuk mengamankan proses pemilihan bupati, pihaknya menyiapkan 400 personel, termasuk 1 kompi bantuan Brimob Polda Sulawesi Selatan dan Barat.
Menurut rencana, besok massa dalam jumlah lebih besar akan kembali berunjuk rasa. Sasaran mereka adalah kantor KPU dan Dewan.
JASMAN
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
Senin, 27 September 2010
http://www.tempointeraktif.com/hg/makassar/2010/09/27/brk,20100927-280863,id.html
TEMPO Interaktif, Makassar - Seratusan massa pendukung pasangan calon AM Sukri Sappewali dan Rasyid Sarehong berunjuk rasa ke Kantor Komisi Pemilihan Umum, dan Dewan Bulukumba, Senin (27/9). Mereka menuntut KPU membatalkan keputusannya soal penetapan pasangan calon terpilih karena dinilai melanggar.
Pada pemilihan bupati putaran kedua, pasangan Zainuddin Hasan dan Syamsuddin ditetapkan sebagai pemenang oleh KPU. Ahmad Algazali, orator aksi mengatakan pasangan Zainuddin dan Syamsuddin tidak seharusnya diikutkan pemilihan karena partai pengusungnya bermasalah.
"Partai Merdeka tidak mengusung pasangan Zainuddin sehingga tidak memenuhi kuota 15 persen suara sah," katanya.
Massa yang berdemo di kantor KPU berusaha memasuki kantor KPU, tetapi tidak berhasil karena penjagaan kepolisian sangat ketat. Hanya sepuluh perwakilan massa yang dibolehkan masuk ke kantor KPU untuk membacakan tuntutannya.
Massa hanya diterima staf kantor KPU, A Elis Hamba. Seluruh anggota KPU berada di Jakarta mengikuti proses persidangan gugatan sengketa pemilihan bupati di Mahkamah Konstitusi. Selasa besok pembacaan putusan oleh majelis konstitusi.
"Kami hanya staf yang menjalankan administrasi dan tidak tahu menahu proses tahapan pemilihan," kata Elis kepada pendemo.
Sementara di kantor Dewan, massa ditermia Edy Manaf, Wakil Ketua Dewan. Edy mengatakan akan menindaklanjuti tuntutan para pendemo. "Kami akan melakukan rapat dengan anggota Dewan lainnya untuk mengambil sikap. Namun kita semua tetap menunggu hasil keputusan MK karena siapapun yang menang itulah yang harus kami terima sesuai dengan hukum yang berlaku," kata Edy.
Ajun Komisaris Besar Arif Rahman, Kepala Resor Kepolisian Bulukumba mengatakan pihaknya sudah mengantisipasi aksi tersebut. "Jika mereka melakukan tindakan yang tidak diinginkan maka kami langsung menangkap dan memproses sesuai dengan hukum," kata dia.
Dia mengatakan untuk mengamankan proses pemilihan bupati, pihaknya menyiapkan 400 personel, termasuk 1 kompi bantuan Brimob Polda Sulawesi Selatan dan Barat.
Menurut rencana, besok massa dalam jumlah lebih besar akan kembali berunjuk rasa. Sasaran mereka adalah kantor KPU dan Dewan.
JASMAN
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
KPU Bulukumba Siap Laksanakan Keputusan MK
Keterangan gambar : Ketua KPU Sulsel Jayadi Nas (berpeci) saat jumpa pers di Makassar, Senin, 27 September 2010. (foto: adin)
KPU Siap Laksanakan Keputusan MK
*Hari Ini Putusan Sengketa Pilkada Bulukumba
*Massa Minta DK KPU Sulsel Turun Tangan
Selasa, 28 September 2010
http://www.tribun-timur.com/read/artikel/129930/KPU-Siap-Laksanakan-Keputusan-MK
Bulukumba, Tribun - Mahkamah Konstitusi (MK) rencananya memutuskan sengketa Pilkada Bulukumba 2010, Selasa (28/9) hari ini.
Sesuai hasil penetapan KPU Bulukumba, peraih suara terbanyak di putaran kedua adalah pasangan Zainuddin-Syamsuddin (Zaidin). Tapi, pasangan incumbent, AM Sukri Sappewali-Abd Rasyid Sarehong (Aspirasi) menolak dan mengajukan gugatan ke MK.
Menurut Ketua KPU Bulukumba, Arum Spink, kemarin, MK akan membacakan putusan sengketa Pilkada Bulukumba, hari ini, sekitar pukul 14.00 wita atau 15.00 wita.
"Mari kita menunggu keputusan yang akan dibacakan besok (hari ini). Apapun keputusannya, maka KPU siap menjalankan," kata Arum.
Arum mengajak semua elemen masyarakat untuk menghargai apapun keputusan MK, sebab itulah yang terbaik. Ia yakin, MK memutuskan setelah memeriksa dengan cermat.
Ditambahkan, jika MK menyatakan KPU keliru dalam penyelenggaraan pilkada, maka KPU siap bertanggung jawab.
Tuntutan Massa
Sementara itu, massa yang menamakan Aliansi Masyarakat Penegak Demokrasi (AMPD) Bulukumba menggelar demo, kemarin.
Koordinator aksi, Ahmad Hanura, ketika menyampaikan aspirasi di kantor Polres Bulukumba mendesak Dewan Kehormatan (DK) KPU Sulsel memberhentikan ketua dan anggota KPU setempat dari jabatannya.
Massa AMPD menilai, ada indikasi ketua dan anggota KPU tidak independen di pilkada lalu.
"Ada indikasi, mereka mencoret nama dan menggantinya dengan nama lain dalam DPT," kata Ahmad. (smb)
Demo Lagi Hari Ini
Juru Bicara Jubir AM Sukri Sappewali-Abd Rasyid Sarehong (Aspirasi), Ahmad Gazali,
kemarin, mengatakan, massa Aspirasi akan turun lagi hari ini. Mereka akan "menduduki" Kota Bulukumba.
"Massa yang turun hari ini (kemarin) akan demo lagi besok (hari ini)," kata Ahmad Gazali, sebelum ke Jakarta untuk mengikuti sidang putusan MK.
Sedangkan koordinator aksi, Ahmad Hanura, menegaskan, massa yang akan turun hari ini lebih banyak dari aksi kemarin. Agenda mereka tetap sama, untuk menyampaikan ke warga bahwa Aspirasi menolak hasil pilkada.
Sementara itu, pihak Zaidin meminta warga tidak terprovokasi. Hal itu dikatakan juru bicara Zaidin, Sainal Basrun.
Sejauh ini, kondisi di Bulukumba tetap kondusif. Tapi untuk antisipasi, Polres Bulukumba dibantu personel Brimob Polda Sulsel dan Polres Bone.
"Kami dibantu personel Polda Sulselbar dan Polres Bone untuk melakukan pengamanan menjelang putusan MK," kata Wakapolres Bulukumba, Kompol Novly F Pitoi, kemarin. (smb)
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
Sabtu, 25 September 2010
Ratusan Petani Datangi Kantor Bupati Bulukumba
Ratusan Petani Datangi Kantor Bupati Bulukumba
- Gagal Bertemu Caretaker Bupati Bulukumba
- Peringatan Hari Tani Se-Dunia
Sabtu, 25 September 2010
http://www.tribun-timur.com/read/artikel/129507/Ratusan_Petani_Datangi_Kantor_Bupati
Bulukumba, Tribun - Ratusan buruh tani di Kabupaten Bulukumba turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasi dalam rangka peringatan Hari Tani Se-Dunia, Jumat (24/9) kemarin. Mereka berkumpul di Lapangan Pemuda dan Kantor Bupati Bulukumba.
Di kantor bupati, mereka datang untuk menyampaikan aspirasi ke caretaker Bupati Bulukumba, A Azikin Solthan, dan pejabat terkait lainnya. Tapi perwakilan petani gagal bertemu Azikin, karena mantan Bupati Bantaeng itu sedang di Jogyakarta untuk urusan dinas.
Pendemo terbagi dalam dua kelompok, yakni Front Perjuangan Rakyat (FPR) Bulukumba yang terdiri atas AGRA, SNB, GPK, FMN, PGSI, ABLB, dan SERUNI. Kelompok kedua adalah gabungan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Bulukumpa, Komite Pemuda Rakyat Salasse (KPRS). Kedua kelompok datang dari arah berbeda.
Dalam aspirasinya, mereka menyampaikan, bahwa di Bulukumba masih banyak masalah yang menimpa petani. Misalnya persoalan tanah antara warga dengan PT London Sumatera (Lonsum) yang terletak di Kecamatan Ujung Loe, Kajang, dan Bulukumpa.
"Kami mendesak Pemkab Bulukumba agar meminta PT Lonsum mengembalikan tanah milik petani dan menghentikan pencaplokan tanah petani di Kawasan Wisata Tanjung Bira," kata Rudi Tahas, kordinator aksi FPR.
Sementara Sri Puswandi, kordinator aksi Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Bulukumpa dan Komite Pemuda Rakyat Salassae (KPRS), meminta pemkab membubarkan Badan Usaha Milik Petani (BUMP), karena lembaga ini dinilai tidak berpihak ke petani.
"Lembaga ini seharusnya ditiadakan, karena tidak membawa manfaat bagi petani," kata Wandi. (smb)
Dijaga 150 Personel Polisi
AKSI unjuk rasa petani ini dijaga ketat oleh personel Polres Bulukumba.
"Kami turunkan 150 personel untuk pengamanan," kata Kapolres Bulukumba, AKBP Arif Rahman.
Unjuk rasa ini berlangsung relatif tertib. Kedua pihak mampu saling menahan diri.
Kepala Bagian Humas Pemkab Bulukumba, Daud Kahal, membenarkan, bupati sedang berada di Jogyakarta. (smb)
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
- Gagal Bertemu Caretaker Bupati Bulukumba
- Peringatan Hari Tani Se-Dunia
Sabtu, 25 September 2010
http://www.tribun-timur.com/read/artikel/129507/Ratusan_Petani_Datangi_Kantor_Bupati
Bulukumba, Tribun - Ratusan buruh tani di Kabupaten Bulukumba turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasi dalam rangka peringatan Hari Tani Se-Dunia, Jumat (24/9) kemarin. Mereka berkumpul di Lapangan Pemuda dan Kantor Bupati Bulukumba.
Di kantor bupati, mereka datang untuk menyampaikan aspirasi ke caretaker Bupati Bulukumba, A Azikin Solthan, dan pejabat terkait lainnya. Tapi perwakilan petani gagal bertemu Azikin, karena mantan Bupati Bantaeng itu sedang di Jogyakarta untuk urusan dinas.
Pendemo terbagi dalam dua kelompok, yakni Front Perjuangan Rakyat (FPR) Bulukumba yang terdiri atas AGRA, SNB, GPK, FMN, PGSI, ABLB, dan SERUNI. Kelompok kedua adalah gabungan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Bulukumpa, Komite Pemuda Rakyat Salasse (KPRS). Kedua kelompok datang dari arah berbeda.
Dalam aspirasinya, mereka menyampaikan, bahwa di Bulukumba masih banyak masalah yang menimpa petani. Misalnya persoalan tanah antara warga dengan PT London Sumatera (Lonsum) yang terletak di Kecamatan Ujung Loe, Kajang, dan Bulukumpa.
"Kami mendesak Pemkab Bulukumba agar meminta PT Lonsum mengembalikan tanah milik petani dan menghentikan pencaplokan tanah petani di Kawasan Wisata Tanjung Bira," kata Rudi Tahas, kordinator aksi FPR.
Sementara Sri Puswandi, kordinator aksi Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Bulukumpa dan Komite Pemuda Rakyat Salassae (KPRS), meminta pemkab membubarkan Badan Usaha Milik Petani (BUMP), karena lembaga ini dinilai tidak berpihak ke petani.
"Lembaga ini seharusnya ditiadakan, karena tidak membawa manfaat bagi petani," kata Wandi. (smb)
Dijaga 150 Personel Polisi
AKSI unjuk rasa petani ini dijaga ketat oleh personel Polres Bulukumba.
"Kami turunkan 150 personel untuk pengamanan," kata Kapolres Bulukumba, AKBP Arif Rahman.
Unjuk rasa ini berlangsung relatif tertib. Kedua pihak mampu saling menahan diri.
Kepala Bagian Humas Pemkab Bulukumba, Daud Kahal, membenarkan, bupati sedang berada di Jogyakarta. (smb)
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
Kamis, 23 September 2010
Siapa Bilang di Sulsel Tak Ada Wisata Religius?
Keterangan gambar: Perempuan komunitas suku Kajang seusai mengikuti upacara ritual anganro di rumah Ammatoa mengantarkan sesajen ke rumah-rumah penduduk lainnya sesama penghuni kawasan adat Tana Toa, Kecamatan Kajang, Bulukumba, Sulawesi Selatan, 30 November 2005. (KOMPAS/NASRULLAH NARA)
Siapa Bilang di Sulsel Tak Ada Wisata Religius?
Oleh Nasrullah Nara
Harian Kompas
Rabu, 24 Februari 2010
http://travel.kompas.com/read/2010/02/24/15035385/Siapa.Bilang.di.Sulsel.Tak.Ada.Wisata.Religius.
MAKASSAR, KOMPAS.com - Wisata religius yang tersebar hampir di semua kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan masuk dalam agenda pariwisata daerah itu pada 2010. "Kita jadikan wisata bernuansa religius sebagai salah satu daya tarik wisatawan mancanegara maupun domestik pada 2010, di samping wisata budaya, alam dan bahari," kata Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel, Syuaib Malombassi di Makassar, Rabu (24/2/2010).
Sulsel, menurut Syuaib, punya potensi wisata bernuansa religius, khususnya obyek wisata tempat pertama kalinya agama Islam masuk di Sulsel yang hingga saat ini punya nilai sejarah cukup tinggi.
Tiga daerah tempat pertama masuknya agam Islam di Sulsel yakni Datok Fatimang di Kabupaten Luwu Utara, Datok Ribandang di Kota Makassar dan Datok Tiro di Bulukumba. Ketiga daerah tempat penyebaran pertama agama Islam ditandai dengan makam para ulama dengan memberi nama makam mereka di masing-masing daerah.
Wagub Sulsel Agus Arifin Nu’mang mengatakan, potensi wisata di Sulsel tidak kalah dengan provinsi lainnya yang sektor pariwisatanya telah maju. "Kita memiliki banyak pilihan objek wisata, namun karena belum dikelola dengan baik, maka belum dilirik wisatawan," katanya.
Selain Datok Ribandang, Datok Fatimang dan Datok Tiro, Makam Syech Yusuf, salah seorang ulama penyebar agama Islam juga ada di Makassar yang banyak dikunjungi peziarah dari berbagai daerah, provinsi maupun turis asing.
Program wisata religius, menurut Agus, akan menjadi salah satu prioritas pada tahun kunjungan wisata Sulsel 2010-2012, disamping objek wisata lainnya.
Untuk menyukseskan tahun kunjungan wisata tersebut perlu persiapan secara matang untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik.
Sejumlah event wisata juga akan memeriahkan tahun kujungan Sulsel antara lain Festival Budaya Buntu Kabobong (Enrekang), Maudu Lompoa (Takalar), Festival Ajjarang (Jeneponto), Festival Danau Matano (Luwu Timur).
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
Kerjasama Yes ! Kompetisi No!
Kerjasama Yes ! Kompetisi No!
Oleh: FENNY KRISTANTI
http://rumahkamu.blogspot.com/2008/02/kerjasama-yes-kompetisi-no.html#comments
Wow! Itulah kata yang tepat untuk mengekspresikan perasaan saya. Bersama 19 siswa-siswi SMA dari berbagai sekolah se-Sulsel, saya mengikuti Youth Camp, program tahunan Rumah Kamu (Rumah Kaum Muda), berupa pendidikan alternatif dalam bentuk penelitian lapangan. Ini adalah pengalaman pertama saya mengikuti program penelitian untuk remaja yang dilaksanakan di luar daerah.
Program ini berlangsung dari tanggal 5-16 Januari 2008 lalu. Youth Camp tahun ini mengambil lokasi di Bulukumba. Tepatnya di Dusun Bogo dan Tatturaeng, Kelurahan Ekatiro, Kecamatan Bontotiro, Kabupaten Bulukumba. Untuk mencapai tempat ini, kami menempuh perjalanan sekitar 6 jam dari Makassar. Daerah ini berada di pesisir pantai, namun mata pencaharian penduduknya lebih dominan bertani dan berkebun. Selama 8 hari kami tinggal di dusun tersebut bersama para penduduk yang menjadi orang tua angkat.
Kami dibagi ke dalam beberapa kelompok penelitian sesuai minat masing-masing dan didampingi oleh dua orang fasilitator. Bidang-bidang penelitian untuk Youth Camp 2008 ini adalah sejarah lokal, mata pencaharian, kesehatan lingkungan, pendidikan, dan pemanfaatan SDA (sumber daya alam). Saya sendiri adalah salah satu anggota dari kelompok penelitian bidang pendidikan. Saya dan ketiga orang teman saya; Andi Nurfadillah (SMAN 3 Watan Soppeng), Samriana dan Aksan Surya Wijaya (SMAN 5 Pare-Pare) kemudian mendiskusikan hal apa yang menarik perhatian kami sehingga memilih masuk dalam penelitian bidang pendidikan. Dan pertanyaan yang tepat untuk menggambarkan pusat perhatian kami adalah “Apakah yang diajarkan di sekolah dan fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh sekolah tersebut memiliki benang merah dengan cita-cita siswa itu sendiri?” Untuk menjawab pertanyaan itu maka dibentuklah kelompok penelitian bidang pendidikan.
Sungguh pengalaman yang sangat berkesan bagi saya saat mewawancarai para siswa siswi SDN 138 Basokeng, SMPN 1 Bontotiro, MTsN 1 Bontotiro, dan SMAN 1 Bontotiro. Mewawancarai pelajar berbagai usia! Ini belum pernah terjadi dalam hidup saya. Di sekolah saya di Makassar, saya memang pernah mewawancarai anak SMA. Tapi saya sama sekali belum pernah mewawancarai anak SD. Kata-kata yang kami gunakan haruslah sesederhana mungkin agar mereka dapat mengerti pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Saya juga harus menerapkan model SKSD (sok kenal, sok dekat) dengan anak-anak SD tersebut. Sama halnya dalam mewawancarai siswa dan siswi SMP, MTs dan SMA.
Saat saya dan ketiga orang teman saya datang ke sekolah-sekolah tersebut, kami bagaikan artis yang dikerumuni penggemar. Setiap kami berjalan, rasa-rasanya kami selalu menjadi pusat perhatian. Entah mengapa hal itu bisa terjadi. Mungkin karena sudah ada pengumuman dari pak Camat di sana bahwa kami akan datang ke sekolah-sekolah di desa itu. Atau mungkin karena ada adik angkat kami yang bersekolah di sekolah itu dan menceritakan bahwa kami bukanlah orang dari daerah tersebut.
Dari hasil wawancara, kami mendapatkan banyak informasi yang cukup membuat saya dan teman-teman kaget. Di antaranya mengenai upaya pemerintah setempat untuk mengatasi maraknya penggunaan ponsel. Pak Camat setempat ternyata turun langsung ke sekolah-sekolah menyampaikan sebuah aturan yang melarang siswa-siswi di kecamatan itu membawa ponsel ke sekolah! Banyak hal lainnya yang kami dapatkan dari hasil mewawancarai para siswa itu. Yang jelas, dari hasil obrolan itu tampak bahwa meski mereka tinggal di desa, tapi soal cita-cita dan berbagai informasi gaya hidup, misalnya, mereka tidak kalah dengan pelajar di kota besar.
Apa yang saya dapatkan dari Youth Camp? Saya merasakan suasana belajar yang demikian bebas. Selama 11 hari saya menjadi siswa SMA yang tidak terlalu mementingkan angka-angka yang harus diraih di sekolah formal. Saya belajar mengenal lingkungan, mengasas kemampuanmenjalin hubungan pertemanan, menumbuhkan rasa peduli dan rasa ingin tahu pada lingkungan.
Setelah mengikuti Youth Camp 2008, pandangan saya tentang desa berubah. Tadinya saya berpikir bahwa orang desa itu kotor, jorok, tidak berpendidikan, miskin, dan orang-orangnya seram. Ternyata saya salah! Mereka ramah, bersih dan juga punya rasa ingin tahu tinggi terhadap kami yang pendatang. Tentu yang paling menyenangkan, karena saya memiliki teman dari berbagai daerah. Saya juga senang dengan tradisi membuat jurnal yang diperkenalkan selama program ini.
Saya belajar untuk mendengar orang lain, bukan hanya mau didengar saja, menghargai pendapat orang lain, dan saya juga belajar untuk bersosialisasi dan mandiri di lingkungan dan orang-orang yang baru. Dan yang paling saya suka dalam Youth Camp ini adalah “Kerja sama ,Yes-Kompetisi No!” yang merupakan motto dari Youth Camp ini. Tidak ada perbedaan antara ketua OSIS atau siswa yang selalu mendapat ranking, dengan siswa yang biasa-biasa saja. Pokoknya semua sama, semua harus percaya diri. Terima kasih Youth Camp, Terima kasih Rumah Kamu!
O, ya saat saya kembali ke sekolah, salah seorang guru sempat salah paham tentang Youth Camp yang saya ikuti. Guru itu berpikir saya mengikuti perkemahan salah satu aliran agama ajaran sesat dan ia sungguh mengkhawatirkan keselamatan saya. Ah, mungkin bapak dan ibu guru di sekolah saya perlu diikutkan Youth Camp berikutnya untuk melihat betapa indahnya pendidikan alternatif yang baru saja saya ikuti.(p!)
Catatan Redaksi:
Artikel ini saya anggap bagus dan mengandung banyak nilai pendidikan, sehingga saya memutuskan meminta izin melalui komentar di blog rumahkamu.blogspot.com, untuk memuatnya di blog kabupatenbulukumba.blogspot.com.
Artikel ini adalah catatan dari Alumni Youth Camp 2008, FENNY KRISTANTI yang membagikan pengalamannya mengikuti Program Youth Camp. Artikel ini dimuat di media online Panyingkul! pada hari Senin 11 Februari 2008.
Citizen reporter Fenny Kristanti, siswi SMAN 1 Makassar yang mengikuti program Youth Camp 2008 yang diselenggarakan Rumah Kaum Muda, Makassar, membagi pengalamannya mengenai pendidikan alternatif yang membuka wawasan dan kesadarannya sebagai seorang pelajar. Salah satu yang dipelajarinya selama sebelas hari tinggal di desa, bahwa kegiatan belajar berbasis kerjasama jauh lebih efektif dan menumbuhkan kepercayaan diri, dibandingkan metode pengajaran yang berbasis kompetisi semata. (p!)
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
Langganan:
Postingan (Atom)
-
IKAN DUYUNG. Jumaning (60), membersihkan tubuh ikan duyung yang ditemuinya di tepi pantai saat mencuci bentang (tali rumput laut) di pesi...
-
Andi Sultan Daeng Radja bersama tujuh orang lainnya telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional melalui Surat Keputusan Presiden RI (Sus...
-
BUNDARAN PHINISI. Kabupaten Bulukumba yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, terdiri atas 10 kecamatan dan 126 ...