Langsung ke konten utama

Tanjung Bira Trip : Perjalanan Yang Nekat (Bagian 1)


Puas berkeliling akhirnya saya ikut bergabung dengan teman2 “mempermalukan” diri dengan foto2 norak dan menikmati indahnya pasir putih sampai matahari terbenam di Pantai Bira, Bulukumba. Matahari terbenam alias sunset adalah salah satu yang menari dari para wisatawan di Bira.


--------------------------
Tanjung Bira Trip : Perjalanan Yang Nekat (Bagian 1)

Oleh Dedy


Oct 15, '08
http://dedyfk.multiply.com/journal/item/8/Tanjung_Bira_Trip_Perjalanan_Yang_Nekat_Bagian_1

Hari ini Kamis tgl 2 Oktober 08, saya bangun "agak" pagi, saya dan teman2 akan berangkat ke tempat wisata Tanjung Bira, dimana pantainya berpasir putih. Rencananya berangkat dari Makassar (singkat saja dengan MKS ya..) jam 6 pagi, tapi hari giniiii…. masih ada juga yang make jam karet, mana ngaretnya udah molor dua setengah jam lagi. Ngumpul di rumah teman yang bernama Lia untuk lakukan persiapan, yang mencakup barang2 bawaan dan segala macam atribut untuk bikers, jam 8.30 kami berangkat ke tempat tujuan dengan 4 motor yang masing2 membawa boncengan, boncengan harus ada untuk mengantisipasi kalau tiba2 motor mogok ditengah jalan, kan lumayan ada yang dorong..! ha..ha…ha…


Selama 2 jam berkendara sampailah kami di Jeneponto (untuk selanjutnya saya sebut saja JP ya.. ), sepanjang jalan dikiri-kanan kami disuguhi pemandangan yang sangat gersang, pohon2 dan rumput2 sudah tidak berwarna hijau lagi tapi kuning dan kering. kemudian isi bensin sampai full, dan melanjutkan perjalanan lagi. Berhubung ini lebaran H+2, kami mampir ke rumahnya Lia yang di JP untuk berlebaran (baca : minta makan siang dan sekalian istrirahat sebelum melanjutkan perjalanan lagi) ha.ha..ha..

Ada satu keinginan yang tidak kesampain disini yaitu makan coto kuda.


Setelah perut kenyang, kami melanjutkan perjalanan ke Bira lewat Bantaeng, trus Bulukumba.

Nah… di kota Bulukumba ini baru ketahuan deh… ternyata nggak ada yang tahu jalan menuju ke Bira ha…ha…ha…

Jadilah kami tersesat di kota ini, dan bertanya kepada orang2 yang ada, untung teman2 yang ikut pada berani bertanya, soalnya saya takut mereka juga makai prinsip malu bertanya ya… nggak usah nanya.

Kurang lebih 10 menit dengan acara tersesat akhirnya kami menemukan jalan ke Bira, dari sini sampai ke tempat tujuan masih butuh waktu sekitar 30 menit.


Akhirnya tepat jam 3.30 kami telah sampai di Tanjung Bira, hamparan pasir putih dan terik matahari sudah menyambut kedatangan kami, disini kami bertemu dengan teman namanya Ika dan rombongannya yang sudah menunggu kedatangan kami. Teman2 yang lain sudah tidak sabar untuk segera berenang, karena baru pertama kalinya kesini saya berkeliling dulu untuk lihat2 dan menarik satu kesimpulan yaitu: pantainya bagus, indah dan menarik tapi sayang kurang terawat, sampah2 berserakan dan bau amis bertebaran kemana2. Hal ini mungkin karena tidak adanya tempat sampah yang disediakan oleh pengelolah, sehingga pengunjung membuang sampah termasuk tulang2 ikan disembarang tempat.


Puas berkeliling akhirnya saya ikut bergabung dengan teman2 “mempermalukan” diri dengan foto2 norak dan menikmati indahnya pasir putih sampai matahari terbenam. Karena tempat mandi dan ganti baju sudah penuh dan masih banyak yang ngantri akhirnya Ika menawarkan untuk mandi di rumahnya. Karena kami pikir rumahnya tidak terlalu jauh maka kami segera berangkat dengan pakaian yang masih basah, dan ternyata…. oh.oh..oh.. waktu yang dibutuhkan untuk sampai dirumahnya adalah 1 jam




Sekitar jam 7.30 kami telah sampai dirumahnya Ika dan langsung mandi di Sumur Panjang ini adalah tempat permandian untuk masyarakat disana dan wisatawan yang berkunjung kesana tapi menurut saya ini lebih mirip dengan sungai kecil, airnya sangat jernih dan mengalir. Selesai mandi sekali lagi kami numpang makan dirumahnya Ika (untuk Ika thanks ya… udah bisa numpang makan).


Setelah perut kenyang saatnya untuk istirahat, tapi beberapa teman maksa untuk segera balik lagi

“ayo.. sekarang kita balik ke JP, karena besok saya harus masuk kerja lagi..”

“lho.. malam ini kita balik lagi..? gimana kalo besok aja jam 4 pagi baru kita balik?”

“gak bisa kalo kita berangkat dari sini, jam berapa baru tiba di MKS? kalo besok pagi kita berangkat dari JP cuma butuh waktu 2 jam, jadi kita berangkat jam 5 pagi dari JP, Saya harus masuk kerja jam 8.00 besok”

“kak dedz gimana? Masih sanggup untuk ke JP?”

“sanggup dong..! kalo semua sudah ambil keputusan untuk berangkat malam ini ayo… siapa takut?” sambut saya


Ika dan keluarganya juga matian-matian nahan kita agar tidak pulang malam ini

“jangan pulang dulu malam ini, karena sekarang lagi kacau, banyak rampok di sepanjang jalan menuju JP, bermalam saja dulu besok pagi2 baru pulang”

“iya… kalo udah jam 2.00, rampok2 itu sudah mulai beraksi”

“gak bisa, saya harus masuk kerja jam 8.00 pagi besok..!!”

“kalo kalian mau pulang juga malam ini, usahakan bisa tiba di JP sebelum jam 12 malam”


Kemudian kami berembuk kembali dengan memperhitungkan segala kemungkinan yang ada, dan hasilnya adalah…. Jreeeng…



(nanti dilanjutkan lagi ya....!)


[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Ikan Duyung di Bulukumba

IKAN DUYUNG. Jumaning (60), membersihkan tubuh ikan duyung yang ditemuinya di tepi pantai saat mencuci bentang (tali rumput laut) di pesisir pantai di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Selasa, 19 April 2011. Banyak warga yang berkunjung ke rumah Jumaning karena penasaran ingin melihat ikan duyung tersebut. (Foto: Kompas/k23-11) -------------------------- Kisah Ikan Duyung di Bulukumba Meski Dibacok, Ikan Duyung Tetap Hidup Harian Kompas (Kompas.com) K23-11 | yuli | Rabu, 20 April 2011 http://regional.kompas.com/read/2011/04/20/04143456/Meski.Dibacok.Ikan.Duyung.Tetap.Hidup BULUKUMBA, KOMPAS.com — Warga pesisir di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, digemparkan dengan seekor ikan duyung yang tiba-tiba muncul, Selasa (19/4/2011). Para nelayan pun kemudian berniat memotong ikan tersebut untuk mengambil dagingnya. Namun, entah mengapa ikan duyung yang tubuhnya sudah terluka akibat sabetan parang itu terus berenang hing

Pahlawan Nasional dan Andi Sultan Daeng Radja

Andi Sultan Daeng Radja bersama tujuh orang lainnya telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional melalui Surat Keputusan Presiden RI (Susilo Bambang Yudhoyono) Nomor 085/TK/Tahun 2006 tanggal 3 November 2006. Andi Sultan Daeng Radja secara diam-diam mengikuti Kongres Pemuda Indonesia, pada 28 Oktober 1928. Bersama Dr Ratulangi dan Andi Pangerang Pettarani, dirinya diutus sebagai wakil Sulawesi mengikuti rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) di Jakarta.

Kecamatan, Kelurahan, Desa, dan Kode Pos di Kabupaten Bulukumba

BUNDARAN PHINISI. Kabupaten Bulukumba yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, terdiri atas 10 kecamatan dan 126 desa/kelurahan. Berikut daftar nama-nama kecamatan, desa dan kelurahan, serta kode pos masing-masing desa/kelurahan di Kabupaten Bulukumba. (Foto: Asnawin) ----------------------------- Kecamatan, Kelurahan, Desa, dan Kode Pos di Kabupaten Bulukumba Berikut ini adalah daftar nama-nama Kecamatan, Kelurahan / Desa, dan nomor kode pos (postcode / zip code) pada masing-masing kelurahan / desa, di Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan, Republik Indonesia. Kabupaten : Bulukumba 1. Kecamatan Bonto Bahari - 1. Kelurahan/Desa Ara ----------------- (Kodepos : 92571) - 2. Kelurahan/Desa Benjala ------------- (Kodepos : 92571) - 3. Kelurahan/Desa Bira ----------------- (Kodepos : 92571) - 4. Kelurahan/Desa Darubiah ------------ (Kodepos : 92571) - 5. Kelurahan/Desa Lembanna ----------- (Kodepos : 92571) - 6. Kelurahan/Desa Sapolohe -