Gedung bagian depan dan papan nama RSUD Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba saat kami abadikan pada Minggu, 13 Februari 2011. Pemkab Bulukumba bertekad memperbaiki rumah sakit tersebut dengan mengubahnya menjadi rumah sakit modern yang direncanakan sebesar 17.000 meter persegi, dengan kapasitas tempat tidur 200 – 300 buah, serta dilengkapi laboratorium dan berbagai sarana pendukung lainnya. (Foto: Asnawin)
RSUD Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba
Beberapa bulan lalu, tepatnya pada Sabtu, 13 November 2010, Bupati Bulukumba Zainuddin Hasan ke RSUD Andi Sulthan Dg Radja Bulukumba. Ketika itu, beliau langsung mengungkapkan keprihatinannya karena melihat betapa rumah sakit kebanggaan masyarakat Bulukumba itu kurang bersih.
Mantan Bupati Pohuwato Provinsi Gorontalo itu mengatakan bahwa kalau kondisi rumah sakit rujukan di kawasan selatan Sulsel tidak bersih, maka orang yang datang berobat bisa bertambah sakit dan bukannya semakin sehat.
Selain itu, Zainuddin juga menegur pengelola rumah sakit karena memajang foto HA Sultan Daeng Radja yang ukurannna termasuk kecil dan bingkainya kurang bagus. Foto tersebut dipajang di atas pintu masuk menuju koridor rawat inap Rumah Sakit tersebut.
Dua bulan kemudian, tepatnya Selasa, 18 Januari 2011, Bupati Bulukumba mengundang pihak swasta (PT. Artanusa Indoetam Samarinda) yang akan membangun gedung baru RSUD Andi Sulthan Daeng Radja. Zainuddin mengatakan bahwa Pemkab Bulukumba akan menyiapkan lahan baru seluas lima hektar dan berharap pembangunan rumah sakit baru nanti dapat selesai dalam dua tahun.
Bertempat di ruang kerja Bupati Bulukumba ketika itu, Executive Director Artanusa Tandi Yutrison memberikan ekspose tentang rencana pembangunan gedung baru RSUD Bulukumba, di hadapan Bupati Bulukumba Zainuddin Hasan dan sejumlah pejabat, termasuk sejumlah anggota DPRD Bulukumba.
Tandi mengemukakan bahwa gedung baru RSUD Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba nanti direncanakan sebesar 17.000 meter persegi, dengan kapasitas tempat tidur 200 – 300 buah dan maksimum kunjungan 300 orang per hari, serta dilengkapi laboratorium dan berbagai sarana pendukung lainnya.
Adapun total biaya pembangunan yang ditawarkan oleh Artanusa sebesar Rp 202,6 milyar, belum termasuk alat dan perlengkapan di dalamnya.
Mendengar jumlah biaya yang sangat besar tersebut, Bupati dan beberapa anggota DPRD langsung memberikan tanggapan.
Menurut Bupati, metode pembayarannya memang bisa dicicil sampai empat tahun, namun bangunannya harus selesai dalam dua tahun dan harga itu pun diharapkan masih bisa disesuaikan dengan harga material yang ada di Bulukumba, sehingga penawaran tersebut masih bisa turun.
Anggota DPRD Bulukumba menyarankan agar pemerintah daerah mengkalkulasi dulu kemampuan dananya, sehingga bangunan tersebut dapat menyesuaikan dengan kemampuan anggaran daerah.
Satu bulan kemudian, tepatnya pada Kamis malam, 25 Februari 2011, di rumah jabatan Bupati Bulukumba, kembali dilakukan ekspose rencana pembangunan gedung baru RSUD Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba.
Kali ini, Executive Director PT Artanusa Indoetam Samarinda, Tandi Yutrison, menjelaskan bahwa rumah sakit baru nanti akan dibangun di atas lahan sekitar tiga hektar dan gedungnya direncanakan sebesar 7000 meter persegi dengan kapasitas tempat tidur 100- 200 tempat tidur, serta maksimun kunjungan rawat jalan 100 orang perhari.
Selain itu, total biaya pembangunan yang ditawarkan pun sudah jauh menurun dari sebelumnya, yakni ‘’hanya’’ sekitar Rp 49 milyar, belum termasuk alat dan perlengkapan di dalamnya.
Mungkin masih akan ada perubahan nantinya, tetapi kita berharap rencana pembangunan gedung baru yang modern nanti dapat benar-benar terwujud, sehingga masyarakat Bulukumba dan sekitarnya bisa mendapatkan pelayanan pengobatan yang memadai, sekaligus menjadikan RSUD Andi Sulthan Daeng Radja sebagai rumah sakit kebanggaan bagi masyarakat ‘’butta panrita lopi’’ dan sekitarnya.
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar