Kamis, 31 Maret 2011

Bulukumba Bisa Dibuatkan Paket Kunjungan Wisata Tiga Hari


UNIK. Ada dua hal yang unik dan menarik di Bulukumba, yaitu proses pembuatan perahu phinisi yang dimulai dari body perahu dan tanpa gambar di Tanaberu, serta keaslian suku Ammatoa di Kajang. Pembuatan perahu yang dimulai dari membuat body itu menjadi unik dan menarik, karena biasanya rangka dulu baru body, serta selalu mengacu kepada gambar. (int)

---------------------------

Bulukumba Bisa Dibuatkan Paket Kunjungan Wisata Tiga Hari  

Oleh: Asnawin

Kamis siang, 31 Maret 2011, saya menerima telepon dari Agus Mangatta, mantan Direktur Akademi Pariwisata Makassar yang kini mengelola sebuah travel di Manado. Pria berdarah Bulukumba itu menelepon saya karena tertarik dengan informasi yang saya sajikan di blog ini (http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/), Rabu, 30 Maret 2011.

Informasi dimaksud adalah artikel berjudul ''Ribuan Turis dari 27 Negara Kunjungi Kabupaten Bulukumba'' (http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/2011/03/kabupaten-bulukumba-dikunjungi-turis.html).

''Sudah bagus itu. Sudah bagus karena banyak wisman (wisatawan mancanegara) yang berkunjung ke Kabupaten Bulukumba, tetapi yang lebih penting bagaimana supaya mereka mengeluarkan dan membelanjakan uangnya sebanyak mungkin di Bulukumba, sehingga ada imbasnya kepada masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Bulukumba,'' tutur Agus Mangatta dari balik telepon.

Pria yang sering mengantar wisman ke Bulukumba pada tahun 70-an hingga awal 80-an itu kemudian mengusulkan agar Pemkab Bulukumba melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata bekerjasama dengan pengusaha biro perjalanan wisata nasional membuat paket kunjungan wisata tiga hari dua malam.

Selama tiga hari itu, para wisatawan mancanegara diajak berkunjung ke beberapa objek wisata, mulai dari melihat keunikan pembuatan perahu phinisi di Tanaberu, menikmati suasana objek wisata pantai Tanjung Bira dan melakukan diving di pantai tersebut, mengunjungi Makam Dato Tiro, jalan-jalan ke Pantai Samboang yang kini tengah ''naik daun'', berkunjung ke objek wisata budaya Ammatoa Kajang, serta menikmati suasana alami perkebunan karet di Tanete.

''Para wisman itu bisa menginap semalam di Tanjung Bira dan semalam di Kajang, sehingga paketnya tiga hari dua malam,'' jelas Agus.

Ada dua hal yang unik dan menarik di Bulukumba, katanya, yaitu proses pembuatan perahu phinisi yang dimulai dari body perahu dan tanpa gambar di Tanaberu, serta keaslian suku Ammatoa di Kajang.

''Pembuatan perahu yang dimulai dari membuat body itu kan unik. Biasanya rangka dulu baru body. Kemudian pembuatan perahu phinisi ini juga tidak menggunakan gambar. Disinilah keunikannya. Kemudian soal suku Kajang, saya kini ini perlu dijaga keasliannya. Kalau unsur modernitas sudah dimasukkan ke sana, maka keasliannya akan hilang sehingga tidak ada lagi yang menarik untuk dilihat,'' papar Agus.

SUKU AMMATOA. Seorang pria tua menari sambil memegang linggis panas yang telah dibakar dalam kobaran api unggun, disaksikan puluhan warga suku Ammatoa, di Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba. (Foto ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang)


Mengenal Zainuddin Hasan

Beliau mengaku cukup mengenal sosok dan kiprah Zainuddin Hasan yang kini menjabat Bupati Bulukumba. Beliau pun berharap aparat dan masyarakat Bulukumba memberikan dukungan kepada Zainuddin Hasan selaku bupati dan partisipasi dalam pembangunan.

''Saya cukup kenal beliau (Zainuddin Hasan). Beliau sukses membangun Kabupaten Pohuwato. Sebenarnya banyak yang menyarankan agar beliau menjadi Gubernur atau Wagub Gorontalo, karena beliau sudah memberikan bukti di Pohuwato, tetapi entah mengapa beliau lebih memilih pulang kampung. Mungkin karena ingin membangun kampung kelahirannya. Kalau ketemu beliau, tolong sampaikan salam saya,'' katanya.

Berikan Apresiasi

Menyinggung blog http://kabupatenbulukumba.blogspot.com yang saya buat dan saya kelola ini, beliau berharap Pemkab Bulukumba memberikan apresiasi, terutama bantuan dana untuk kelanjutan pengelolaannya.

''Saya kira Bupati Bulukumba dan siapa saja perlu memberikan apresiasi, karena ini merupakan sumbangan dan partisipasi secara tidak langsung dalam pembangunan Bulukumba,'' tandas Agus.

Ketika beliau menanyakan dari mana saya menerima uang untuk mengelola blog ini, saya katakan bahwa sejak awal sampai saat ini belum ada satu pun pihak yang memberikan bantuan dana.

''Blog Kabupaten Bulukumba ini saya buat karena saya lahir dan besar di Bulukumba dan saya ingin menjadi bagian dalam sejarah pembangunan Bulukumba. Jujur saya berharap ada pihak yang bersedia membantu, tapi sampai sekarang belum ada yang memberikan bantuan dana,'' jawab saya.

Kami kemudian menutup pembicaraan dan beliau berjanji akan menghubungi saya kalau datang ke Makassar.

''Nanti kita minum kopi kalau saya ke Makassar. Salam buat keluarga di Makassar,'' kata Agus.

[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

1 komentar:

Tjuandha mengatakan...

saya siap menjadi guidenya, Insya allah bahasa inggris saya tidak ada masalah. Pernah sekolah setahun di AS CP: 085 255 351 771