Langsung ke konten utama

Bupati Bulukumba Dinilai Tidak Peka Sosial



Bupati Bulukumba Zainuddin Hasan disindir sebagai bupati yang tidak peka sosial dalam peluncuran buku perdana karya Ketua KPU Bulukumba, Arum Spink berjudul "Di Persimpangan Menuju Tuhan," di rumah jabatan Bupati Bulukumba, Minggu malam, 27 Maret 2011.

-------------------------


Bupati Bulukumba Dinilai Tidak Peka Sosial


Minggu, 27 Maret 2011
http://makassar.antaranews.com/berita/26074/bupati-bulukumba-tidak-peka-sosial

Bulukumba, Sulsel (ANTARA News) - Peluncuran buku perdana karya Ketua KPU Bulukumba, Arum Spink berjudul "Di Persimpangan Menuju Tuhan," di Bulukumba, Minggu malam, 27 Maret 2011, lebih banyak menyinggung seorang pemimpin yang tidak peka terhadap kondisi sosial dan daerahnya.

"Tidak adanya perhatian serius Pemkab, dalam hal ini Bupati, untuk memperhatikan khusus warga yang mempunyai potensi dan seni bermusik, serta kebudayaan untuk dikembangkan. Seharusnya, diberikan bantuan pembinaan atau semacamnya agar potensi anak tersebut dapat berkembang untuk mengharumkan nama kabupaten," ucap Arum Spink yang biasa disapa Piping.

Hal itu terkuak, disebabkan dai cilik bernama Izzatul Musyarrifah (11), warga Dusun Makkanino, mendapat bantuan dari Bank BNI, karena kesulitan membiayai sekolahnya dan terancam putus sekolah pascadiberitakan media cetak.

Dai cilik besutan TV swasta nasional (Lativi) kala itu melaju pada enam besar pada tahun 2006 silam, namun pascaacara tersebut Izza tidak lagi mendapat perhatian dari Pemkab Bulukumba.

Ketua Forum Komunikasi Pemuda Pelajar (FKKP) Bulukumba, Asri Pato mengatakan, ironi mantan dai cilik tersebut malah mendapatkan beasiswa dari Bank BNI setelah diberitakan media cetak terkait persoalan itu, sementara Pemkab tidak mampu memberikan apa-apa.

"Ironi memang. Pemkab seharusnya berbangga mempunyai aset yang dapat mengangkat nama kabupaten. Faktanya, Pemda ataupun Bupati tidak dapat berbuat banyak, dan terkesan acuh tidak mempedulikannya, walaupun sempat disinggung," ujarnya.

Keprihatinan pun mengalir dari penggiat sosial dan berencana akan melakukan penggalangan dana untuk disumbangkan kepada aset daerah ini di masa mendatang. Izza pun mulai merasakan kesulitan sejak duduk di kelas II di MTs Darul Istiqamah lantaran tidak mampu membayar biaya sekolah sebesar Rp 120 ribu per bulan. Sementara orangtua tidak memiiki pekerjaan tetap dan dari golongan ekonomi lemah.

''Hampir tiga tahun terakhir saya mencari bantuan, baik itu di Bupati hingga pengusaha dan lainnya namun hasilnya nihil," ungkap Iwan, kakak kandung Izza.

Tak hanya itu, teaterawan asal Makassar yang juga diundang dalam acara tersebut, juga menyingung kepekaan Pemkab Bulukumba. Dalam teater berjudul "Kepiting Dalam Baskom" mengilustrasikan bagaimana seorang pemimpin bisa melakukan hal-hal yang bisa menyelamakan dirinya ketimbang menyelamatkan rakyat dan mengembangkan daerah yang dipimpinnya.
(T.KR-HK/F003)

[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Ikan Duyung di Bulukumba

IKAN DUYUNG. Jumaning (60), membersihkan tubuh ikan duyung yang ditemuinya di tepi pantai saat mencuci bentang (tali rumput laut) di pesisir pantai di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Selasa, 19 April 2011. Banyak warga yang berkunjung ke rumah Jumaning karena penasaran ingin melihat ikan duyung tersebut. (Foto: Kompas/k23-11) -------------------------- Kisah Ikan Duyung di Bulukumba Meski Dibacok, Ikan Duyung Tetap Hidup Harian Kompas (Kompas.com) K23-11 | yuli | Rabu, 20 April 2011 http://regional.kompas.com/read/2011/04/20/04143456/Meski.Dibacok.Ikan.Duyung.Tetap.Hidup BULUKUMBA, KOMPAS.com — Warga pesisir di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, digemparkan dengan seekor ikan duyung yang tiba-tiba muncul, Selasa (19/4/2011). Para nelayan pun kemudian berniat memotong ikan tersebut untuk mengambil dagingnya. Namun, entah mengapa ikan duyung yang tubuhnya sudah terluka akibat sabetan parang itu terus berenang hing

Pahlawan Nasional dan Andi Sultan Daeng Radja

Andi Sultan Daeng Radja bersama tujuh orang lainnya telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional melalui Surat Keputusan Presiden RI (Susilo Bambang Yudhoyono) Nomor 085/TK/Tahun 2006 tanggal 3 November 2006. Andi Sultan Daeng Radja secara diam-diam mengikuti Kongres Pemuda Indonesia, pada 28 Oktober 1928. Bersama Dr Ratulangi dan Andi Pangerang Pettarani, dirinya diutus sebagai wakil Sulawesi mengikuti rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) di Jakarta.

Kecamatan, Kelurahan, Desa, dan Kode Pos di Kabupaten Bulukumba

BUNDARAN PHINISI. Kabupaten Bulukumba yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, terdiri atas 10 kecamatan dan 126 desa/kelurahan. Berikut daftar nama-nama kecamatan, desa dan kelurahan, serta kode pos masing-masing desa/kelurahan di Kabupaten Bulukumba. (Foto: Asnawin) ----------------------------- Kecamatan, Kelurahan, Desa, dan Kode Pos di Kabupaten Bulukumba Berikut ini adalah daftar nama-nama Kecamatan, Kelurahan / Desa, dan nomor kode pos (postcode / zip code) pada masing-masing kelurahan / desa, di Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan, Republik Indonesia. Kabupaten : Bulukumba 1. Kecamatan Bonto Bahari - 1. Kelurahan/Desa Ara ----------------- (Kodepos : 92571) - 2. Kelurahan/Desa Benjala ------------- (Kodepos : 92571) - 3. Kelurahan/Desa Bira ----------------- (Kodepos : 92571) - 4. Kelurahan/Desa Darubiah ------------ (Kodepos : 92571) - 5. Kelurahan/Desa Lembanna ----------- (Kodepos : 92571) - 6. Kelurahan/Desa Sapolohe -