Langsung ke konten utama

Bulukumba Tidak Ikut Kontes ''Duta Pariwisata Sulsel 2011''


TERBAIK. Pemasangan makhkota untuk ''Putri Pariwisata Sulsel 2011'' yang diraih Yunita Haruna, di Ballroom Fajar Graha Pena, Makassar, Jumat malam, 20 Mei 2011. Yunita Haruna dari Makassar terpilih sebagai juara pertama dengan menyisihkan 21 kontestan lainnya. Kontes ini diikuti peserta dari 14 kabupaten dan kota se-Sulsel. Bulukumba termasuk di antara beberapa kabupaten yang tidak mengikutkan wakilnya. (Foto: Tawakkal/Fajar)

Yunita Putri Pariwisata Sulsel 2011
- Bulukumba Tidak Ikutkan Perwakilannya


Harian Fajar, Makassar
Sabtu, 21 Mei 2011 |
http://www.fajar.co.id/read-20110521002851-yunita-putri-pariwisata-sulsel-2011

MAKASSAR -- Pemilihan Putri Pariwisata Sulsel 2011 yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Sulawesi Selatan (Sulsel) bekerja sama dengan Fajar FM berakhir, Jumat malam, 20 Mei 2011.

Yunita Haruna dari Makassar terpilih sebagai juara pertama. Dia berhasil menyisihkan 21 kontestan lainnya dari berbagai daerah. Sejumlah daerah tidak mengikutkan wakilnya di ajang ini, termasuk Kabupaten Bulukumba.

Ini merupakan keputusan dewan juri yang terdiri dari Syahriar Tato (budayawan dan praktisi seni Sulsel), A Agni Soraya (Asosiasi Seni Model Indonesia), Fira Rahman (Fajar FM), Rusmin Nuryadin (Akademisi bidang pariwisata dan kebudayaan), dan Erniwati Mappiyare (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel).

Perjuangan Yunita Haruna untuk menjadi pemenang tidak mudah. Dia harus melewati tiga sesi penyisihan. Pertama adalah babak sepuluh besar. Tahap penyeleksian dilakukan dengan memberikan pertanyaan soal potensi pariwisata yang harus dilakukan di Sulsel. Satu pertanyaan esai yang diajukan menjadi tiket bagi peserta menuju tahap selanjutnya.

Peserta 04 wakil Makassar bernama Oky Azazari Patialangi tampak gugup. Ia menjawab pertanyaan secara terbata-bata. Ia tampak kaget secara tiba-tiba didaulat menjawab oleh MC Ical, pada sesi dialog.

Lalu kemudian dari 10 besar, peserta kemudian diciutkan menjadi lima besar. Berhasil masuk kontestan 23 dari Wajo bernama Dian Pratiwi Thamrin. Peserta 08 asal Luwu bernama Sri Wahyuni Rahmania Nur, peserta 14 asal Luwu Utara bernama Indah Devitasari, peserta 18 dari Soppeng bernama A We Marati'ka Padmasani, serta peserta 07 asal Makassar atas nama Yunita Haruna.

Setiap peserta kemudian diberi pertanyaan lagi, sesuai pilihan masing-masing. Dari gulungan kertas yang disediakan dalam sebuah gelas. Pertanyaan berkisar tentang wanita, budaya, dan pariwisata.


WAKIL DAERAH. Duta kabupaten berkumpul di Graha Pena Makassar untuk mengikuti training (Tahap Karantina). Sesi ini berlangsung selama tiga hari, dimulai Rabu, 18 Mei, hingga Jumat, 20 Mei 2011. (Foto: Yusran/Fajar)

22 Peserta

Kamis lalu, 19 Mei 2011, diberitakan (http://www.fajar.co.id/read-20110518212257-22-peserta-ikut-ambil-bagian), pemilihan Putri Pariwisata Sulsel 2011 memasuki tahap karantina. Setiap peserta diberi bekal pengetahuan umum. Sesi ini berlangsung selama tiga hari, dimulai Rabu, 18 Mei, hingga Jumat, 20 Mei 2011.

Sebanyak 22 peserta ikut ambil bagian. Sesi awal Rabu digelar di ruang rapat SDM Fajar, Graha Pena Building Makassar lantai dua.

Hadir sebagai pemateri Wakil Pemimpin Redaksi Harian Fajar, Faisal Syam membawakan materi pengetahuan tentang media cetak. Lalu ada pula owner Ferry Salon. Ferry membawakan materi penampilan di catwalk dan tata rias panggung. Peserta juga mendapatkan bekal pengetahuan kepariwisataan dari pemateri yang mewakili Dinas Pariwisata Sulsel.

Respon peserta akan materi pembekalan yang dilakukan sangat baik. Setiap pemateri dihujani pertanyaan. Termasuk saat Faisal Syam membawakan makalahnya mengenai ''Jurnalistik bukan Jurnalipstik.''

Helmi, perwakilan Luwu Timur tampil dengan pertanyaan mengenai media sebagai alat propaganda dan wadah interfensi bagi kalangan penguasa.

"Media sering sekali dijadikan alat propaganda. Bahkan media juga tidak lepas dari interfensi kaum penguasa, bagaimana dengan Harian Fajar?" kata Helmi.

Faisal kemudian menjelaskan, media memang kerap digunakan sebagai alat propaganda namun dalam hal positif. Dilakukan untuk kepentingan publik.

"Misalnya saja membuat suatu daerah terpencil menjadi terkenal dan bisa dilirik investor, hingga akhirnya bisa maju," ucap Faisal.

Soal intervensi pada media, kata Faisal itu tidak bisa dipungkiri namun prosentasenya keberadaannya sangat kecil.

"Kami di Fajar bekerja profesional dan selalu bijak di garis tak berpihak. Sebagaimana slogan kami selama ini," ungkapnya.

Dialog kemudian berkembang luas, dengan besarnya minat peserta. Nita perwakilan Makassar makin memperlebar sesi dialog dengan bertanya mengapa perwakilan dari Sulsel jarang berhasil masuk sebagai juara.

"Apa kekurangan dari perwakilan Sulsel?" tanyanya.

Faisal menerangkan, bahwa sepengetahuan dirinya berdasarkan pengalaman meliput kegiatan tersebut secara langsung di Jakarta, perwakilan Sulsel terkendala di tingkat kepercayaan diri.

"Berbicara kekurangan peserta Sulsel tidak ada. Hanya kurang percaya diri. Efek psikologis ini yang membuat peserta jadi tidak konsentrasi," sebutnya.

Olehnya itu, Faisal menitip pesan pada peserta untuk percaya dan selalu memperbaharui pengetahuannya.

"Banyak-banyaklah berselancar, banyak menggali info tentang potensi pariwisata di Sulsel," urainya.

Ketua Panitia, Usmar Lahadji secara terpisah mengatakan dari 22 peserta yang ikut ambil bagian. Makassar mendominasi dengan menempatkan enam perwakilannya. Sementara dari 24 kabupaten/kota yang ada di Sulsel, hanya 14 kabupaten yang ikut andil. Kabupaten Jeneponto, Takalar, Bulukumba, Tana Toraja, dan Sinjai merupakan kabupaten yang tidak mengikutkan perwakilannya di ajang ini.(rhd)

[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Ikan Duyung di Bulukumba

IKAN DUYUNG. Jumaning (60), membersihkan tubuh ikan duyung yang ditemuinya di tepi pantai saat mencuci bentang (tali rumput laut) di pesisir pantai di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Selasa, 19 April 2011. Banyak warga yang berkunjung ke rumah Jumaning karena penasaran ingin melihat ikan duyung tersebut. (Foto: Kompas/k23-11) -------------------------- Kisah Ikan Duyung di Bulukumba Meski Dibacok, Ikan Duyung Tetap Hidup Harian Kompas (Kompas.com) K23-11 | yuli | Rabu, 20 April 2011 http://regional.kompas.com/read/2011/04/20/04143456/Meski.Dibacok.Ikan.Duyung.Tetap.Hidup BULUKUMBA, KOMPAS.com — Warga pesisir di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, digemparkan dengan seekor ikan duyung yang tiba-tiba muncul, Selasa (19/4/2011). Para nelayan pun kemudian berniat memotong ikan tersebut untuk mengambil dagingnya. Namun, entah mengapa ikan duyung yang tubuhnya sudah terluka akibat sabetan parang itu terus berenang hing

Pahlawan Nasional dan Andi Sultan Daeng Radja

Andi Sultan Daeng Radja bersama tujuh orang lainnya telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional melalui Surat Keputusan Presiden RI (Susilo Bambang Yudhoyono) Nomor 085/TK/Tahun 2006 tanggal 3 November 2006. Andi Sultan Daeng Radja secara diam-diam mengikuti Kongres Pemuda Indonesia, pada 28 Oktober 1928. Bersama Dr Ratulangi dan Andi Pangerang Pettarani, dirinya diutus sebagai wakil Sulawesi mengikuti rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) di Jakarta.

Kecamatan, Kelurahan, Desa, dan Kode Pos di Kabupaten Bulukumba

BUNDARAN PHINISI. Kabupaten Bulukumba yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, terdiri atas 10 kecamatan dan 126 desa/kelurahan. Berikut daftar nama-nama kecamatan, desa dan kelurahan, serta kode pos masing-masing desa/kelurahan di Kabupaten Bulukumba. (Foto: Asnawin) ----------------------------- Kecamatan, Kelurahan, Desa, dan Kode Pos di Kabupaten Bulukumba Berikut ini adalah daftar nama-nama Kecamatan, Kelurahan / Desa, dan nomor kode pos (postcode / zip code) pada masing-masing kelurahan / desa, di Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan, Republik Indonesia. Kabupaten : Bulukumba 1. Kecamatan Bonto Bahari - 1. Kelurahan/Desa Ara ----------------- (Kodepos : 92571) - 2. Kelurahan/Desa Benjala ------------- (Kodepos : 92571) - 3. Kelurahan/Desa Bira ----------------- (Kodepos : 92571) - 4. Kelurahan/Desa Darubiah ------------ (Kodepos : 92571) - 5. Kelurahan/Desa Lembanna ----------- (Kodepos : 92571) - 6. Kelurahan/Desa Sapolohe -