Langsung ke konten utama

Ritual Potong Lidah Warnai Acara Pa’dampoleng di Kajang


Kebersamaan dan gotong royong sangat kental dalam setiap acara yang diadakan di kawasan adat Kajang. Hal ini terlihat dari banyaknya warga dan tetangga yang ikut meramaikan acara ini, bukan hanya sumbangan tenaga dan hasil bumi yang mereka persembahkan kepada tuan rumah. Songkolo', nasi khas Kajang, uhu'-uhu', dan cucuru', tak pernah lepas dari acara yang digelar di kawasan Kajang. (int)




Ritual Potong Lidah Warnai Acara Pa’dampoleng di Kajang

Oleh: Ubayd
(Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Bulukumba, - http://bulukumbatourism.com/)

Suara riuh rendah terdengar dari kediaman Kepala Desa Sangkala, Kecamatan Kajang, Selasa, 13 September 2011. Di sana sedang berlangsung acara adat Pa’dampoleng yang merupakan ritual adat untuk mengenang 100 hari wafatnya Rabi, istri dari Puto Toa Sangkala, Palaloi.

Ritual adat seperti ini biasanya dihadiri oleh 36 puto atau pemangku adat Kajang. Kebersamaan dan gotong royong sangat kental dalam setiap acara yang diadakan di kawasan adat Kajang. Hal ini terlihat dari banyaknya warga dan tetangga yang ikut meramaikan acara ini, bukan hanya sumbangan tenaga yang mereka persembahkan kepada tuan rumah, akan tetapi kebersamaan juga dapat dilihat dari banyaknya sumbangan berupa hasil bumi yang dipersembahkan untuk mendukung acara ini.  

Songkolo', nasi khas Kajang, uhu'-uhu', dan cucuru', tak pernah lepas dari acara yang digelar di kawasan Kajang.

Acara ini diawali dengan penyambutan perwakilan pemerintah Bulukumba yang diwakili oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bulukumba, Andi Nasaruddin Gau, serta para pemangku adat atau para Puto. Kemudian acara dilanjutkan dengan pendelegasian tugas dari Puto Punggawa kepada Sanro atau dukun yang akan melakukan Ritual Adat Pa’dampoleng.

Mulut Sanro tak henti-hentinya berkomat-kamit membacakan mantra-mantra, serta doa kepada leluhur. Bau kemenyan yang dibakar oleh Sanro menyeruak memenuhi ruangan yang dipenuhi oleh bahan makanan yang dibawa oleh penduduk. Tak lupa Sanro memberkati bahan makanan persembahan tersebut dengan asap kemenyan.

Setelah itu, Sanro memimpin para kerabat almarhum satu per satu untuk membacakan doa kepada arwah almarhumah. Isak tangis sesekali terdengar dari keluarga yang berduka mengenang kepergian almarhumah.

Acara adat ditutup dengan ritual pemotongan lidah kerbau menandai bahwa keluarga almarhumah telah ikhlas melepas kepergian almarhumah. Seperti ritual adat Kajang lainnya, setelah acara usai bahan makanan yang telah diberkati oleh Sanro kemudian dibagikan kepada para tamu yang kali ini bahan makanan dan kue tradisional tersebut dimasukkan ke dalam kamboti (keranjang yang terbuat dari anyaman daun kelapa).


[Terima kasih atas kunjungan dan komentar Anda di Blog Kabupaten Bulukumba - http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Ikan Duyung di Bulukumba

IKAN DUYUNG. Jumaning (60), membersihkan tubuh ikan duyung yang ditemuinya di tepi pantai saat mencuci bentang (tali rumput laut) di pesisir pantai di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Selasa, 19 April 2011. Banyak warga yang berkunjung ke rumah Jumaning karena penasaran ingin melihat ikan duyung tersebut. (Foto: Kompas/k23-11) -------------------------- Kisah Ikan Duyung di Bulukumba Meski Dibacok, Ikan Duyung Tetap Hidup Harian Kompas (Kompas.com) K23-11 | yuli | Rabu, 20 April 2011 http://regional.kompas.com/read/2011/04/20/04143456/Meski.Dibacok.Ikan.Duyung.Tetap.Hidup BULUKUMBA, KOMPAS.com — Warga pesisir di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, digemparkan dengan seekor ikan duyung yang tiba-tiba muncul, Selasa (19/4/2011). Para nelayan pun kemudian berniat memotong ikan tersebut untuk mengambil dagingnya. Namun, entah mengapa ikan duyung yang tubuhnya sudah terluka akibat sabetan parang itu terus berenang hing

Pahlawan Nasional dan Andi Sultan Daeng Radja

Andi Sultan Daeng Radja bersama tujuh orang lainnya telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional melalui Surat Keputusan Presiden RI (Susilo Bambang Yudhoyono) Nomor 085/TK/Tahun 2006 tanggal 3 November 2006. Andi Sultan Daeng Radja secara diam-diam mengikuti Kongres Pemuda Indonesia, pada 28 Oktober 1928. Bersama Dr Ratulangi dan Andi Pangerang Pettarani, dirinya diutus sebagai wakil Sulawesi mengikuti rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) di Jakarta.

Kecamatan, Kelurahan, Desa, dan Kode Pos di Kabupaten Bulukumba

BUNDARAN PHINISI. Kabupaten Bulukumba yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, terdiri atas 10 kecamatan dan 126 desa/kelurahan. Berikut daftar nama-nama kecamatan, desa dan kelurahan, serta kode pos masing-masing desa/kelurahan di Kabupaten Bulukumba. (Foto: Asnawin) ----------------------------- Kecamatan, Kelurahan, Desa, dan Kode Pos di Kabupaten Bulukumba Berikut ini adalah daftar nama-nama Kecamatan, Kelurahan / Desa, dan nomor kode pos (postcode / zip code) pada masing-masing kelurahan / desa, di Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan, Republik Indonesia. Kabupaten : Bulukumba 1. Kecamatan Bonto Bahari - 1. Kelurahan/Desa Ara ----------------- (Kodepos : 92571) - 2. Kelurahan/Desa Benjala ------------- (Kodepos : 92571) - 3. Kelurahan/Desa Bira ----------------- (Kodepos : 92571) - 4. Kelurahan/Desa Darubiah ------------ (Kodepos : 92571) - 5. Kelurahan/Desa Lembanna ----------- (Kodepos : 92571) - 6. Kelurahan/Desa Sapolohe -