BERSAMA SYAMSI ALI. Pemilik dan pengelola blog Kabupaten Bulukumba, Asnawin (kiri), foto bersama ustadz Syamsi Ali, seusai salat isya secara berjamaah, di Masjid Al Markaz Al Islami, Jl Masjid Raya, Makassar, Jumat, 7 Oktober 2011. Gambar ini saya abadikan dengan menggunakan ponsel. (Foto: Asnawin)
Tokoh Muslim AS Asal Indonesia Pulang Kampung
Oleh: Asnawin
Chairman Moeslim
Foundation of America, Syamsi Ali, pulang kampung ke Indonesia, pada pekan pertama Oktober 2011. Pria kelahiran Bulukumba itu pulang kampung bukan untuk merayakan ulang tahunnya yang kebetulan lahir pada 5 Oktober 1967, melainkan untuk memenuhi undangan berbicara pada seminar internasional bertema "Islam di mata Amerika dan Posisi Indonesia" yang diadakan Universitas Negeri Makassar (UNM), di
Hotel Santika Makassar, Kamis, 6 Oktober 2011.
Pada seminar yang dihadiri ratusan peserta itu, Syamsi Ali, tampil bersama Rektor UNM Prof Arismunandar MPd, anggota DPR RI/alumni UNM Drs Akbar Faizal MSi, dosen UIN Alauddin Makassar Dr Mustamin Arsyad MA, serta CEO Harian Radar Bogor/alumni UNM Drs
Hazairin Sitepu.
Harian Fajar, Makassar, Jumat, 7 Oktober 2011 mengatakan, kedatangan Syamsi Ali ke Indonesia cukup mendadak. Dia datang setelah
Anggota DPR RI, Akbar Faisal yang berkunjung ke Amerika, melihat
pengaruh Syamsi yang besar.
Selain tampil dalam seminar tersebut, Imam Masjid Islamic Center of New York (masjid terbesar di New York) sekaligus Ketua Masyarakat Muslim New York itu, juga mengisi ceramah agama ba'da magrib di Masjid Al Markaz Al Islami, Makassar, Jumat, 7 Oktober 2011.
Sebelum salat magrib, penulis mendatangi ustadz Syamsi Ali, bersalaman, berpelukan, dan cipika-cipiki, kemudian menyampaikan bahwa penulis juga berasal dari Bulukumba.
Sesudah salat isya, kami sempat berbincang-bincang. Penulis menyampaikan bahwa istrinya (Muti'ah) dan isteri saya (Ahriyanti Hamid) adalah teman sekolah dan sahabat ketika masih menimba ilmu sebagai santri di Pondok Pesantren Darul Arqam Gombara', Makassar, pada tahun 1991.
"Saya nginap di (Pondok Pesantren). Insya Allah, mungkin besok pagi (Sabtu, 8 Oktober 2011) saya akan ke Bulukumba," jawabnya ketika penulis menanyakan menginap di mana dan kapan rencana ke Bulukumba.
CERAMAH. Syamsi Ali-imam Masjid Islamic Center of New York (masjid terbesar di New York)
sekaligus Ketua Masyarakat Muslim New York-mengisi ceramah
agama ba'da magrib, di Masjid Al Markaz Al Islami, Makassar, Jumat, 7
Oktober 2011. (Foto: Asnawin)
Jangan Rendah Diri
Saat tampil berceramah ba'da salat magrib, di Masjid Al Markaz Al Islami, Makassar, Jumat, 7 Oktober 2011, Syamsi Ali mengatakan, orang Indonesia hendaknya jangan selalu memandang Amerika Serikat sebagai negara besar dan sebaliknya memandang Indonesia sebagai negara kecil.
"Indonesia dan Amerika itu sama-sama sebuah negara dan keduanya harus diposisikan seimbang. Kita tidak boleh merendahkan diri atau melihat diri kita lebih kecil dibanding negara atau orang lain, karena kalau itu yang terjadi, berarti kita sudah kalah sebelum perang," tandas tokoh muslim Amerika Serikat yang cukup disegani itu.
Meskipun berbadan kecil (tinggi sekitar 160 cm) untuk ukuran orang-orang Barat, Syamsi Ali tak pernah merasa rendah diri atau kerdil.
Dia selalu tampil percaya diri dalam berbagai forum, termasuk ketika tampil satu panggung dengan mantan Presiden Amerika Serikat, Bill
Clinton, saat mewakili umat Islam Amerika dalam acara "A Prayer for America" (Doa untuk Amerika) yang
diikuti pemuka agama Kristen Protestan, Katolik, Sikh, Hindu, dan Islam lainnya, di
stadion terkenal olahraga baseball Yankee Stadium, The Bronx, New York,
23 September 2004.
Selain Bill Clinton, acara itu juga dihadiri Senator Hillary Clinton, Wali Kota New
York Rudolph Giuliani, Gubernur New York Robert Pataki, Oprah Winfrey,
dan selebritis dunia, serta sekitar 50.000 orang yang memadati stadion
yang lokasinya berdekatan dengan reruntuhan gedung kembar 110 tingkat
World Trade Center (WTC).
Pada 5 Nopember 2007, Syamsi Ali juga tampil dalam acara talk show
televisi “Face to Face, Faith to Faith”. Acara yang dimoderatori oleh
Ketie Couric, pembawa acara televisi AS yang masyhur itu, menampilkan
tiga panelis, Rabbi Rubin Stein, Senior Rabbi pada Central Synagogue,
Rev. Michael Lindvall, Senior Pastor The Brick Church, dan Syamsi Ali.
Lebih 500 tamu yang hadir memenuhi ruangan Gotham building di Broadway
yang terkenal rela membayar mahal. Meja utama dijual dengan harga 50.000
dolar AS per meja dengan kapasitas delapan orang.
Islam di Amerika
Syamsi Ali di hadapan seratusan jamaah salat magrib, di Masjid Al Markaz Al Islami, Makassar, Jumat, 7 Oktober 2011, mengemukakan bahwa umat Islam di Amerika Serikat dewasa ini berkisar sembilan juta orang.
"Sebelum terjadi peristiwa Sebelas September (peristiwa pengeboman dan peledakan Gedung Kembar WTC, di Amerika Serikat, 9 September 2001, pen), jumlah orang Islam di Amerika hanya berkisar tiga atau empat juta orang, tetapi sekarang jumlahnya sudah berkisar delapan atau sembilan juta orang," ungkapnya.
Pria yang menamatkan Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Kajang, Bulukumba, mengemukakan bahwa sebelum terjadinya peristiwa Sebelas September (9/11), orang Amerika tidak memerdulikan Islam, sehingga sangat sedikit warga Amerika yang mengetahui tentang Islam.
"Setelah terjadinya peristiwa Sebelas September dan serangan itu dihubung-hubungkan dengan Islam, orang Amerika kemudian ramai-ramai membeli dan mempalajari Al-Qur'an. Setelah mengenal Islam, banyak di antara mereka yang kemudian memeluk agama Islam, terutama orang-orang Hispanik (warga Amerika keturunan Spanyol)," papar Syamsi Ali.
Sejak 1997 di Amerika
Syamsi Ali menamatkan Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Kajang, Bulukumba. Setelah itu ia melanjutkan pendidikan SMP dan SMA di Pondok Pesantren Darul Arqam Gombara, Makassar. Ia menamatkan SMA-nya di pesantren itu pada tahun 1987. Dengan bekal pengetahuan dan bakat yang dimilikinya, Syamsi Ali kemudian mengajar di pesantren tersebut hingga akhir 1988.
Saat mengajar itulah, ia mendapat tawaran beasiswa dari Rabithah Alam Islami untuk melanjutkan studi ke Universitas Islam Internasional, Islamabad, Pakistan. Jenjang S1 dalam bidang Tafsir diselesaikan tahun 1992. Ia kemudian melanjutkan dan menyelesaikan pendidikan jenjang S2 di universitas yang sama (tamat tahun 1994), dengan memilih bidang Perbandingan Agama.
Selama studi S2 di Pakistan, Syamsi Ali juga bekerja sebagai staf pengajar pada sekolah Saudi Red Crescent Society di Islamabad. Dari sekolah itulah kemudian mendapat tawaran untuk mengajar pada the Islamic Education Foundation, Jeddah, Arab Saudi di awal tahun 1995.
Pada musim haji tahun 1996, Syamsi Ali mendapat amanah untuk berceramah di Konsulat Jenderal RI Jeddah di Arab Saudi. Dari sanalah, dia bertemu dengan beberapa jamaah haji luar negeri, termasuk Dubes RI untuk PBB, yang sekaligus menawarkan kepadanya untuk datang ke New York, AS. Tawaran ini kemudian diterima Syamsi Ali dan ia pindah ke New York di awal tahun 1997.
[Terima kasih atas kunjungan dan komentar Anda di Blog Kabupaten Bulukumba - http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
IKAN DUYUNG. Jumaning (60), membersihkan tubuh ikan duyung yang ditemuinya di tepi pantai saat mencuci bentang (tali rumput laut) di pesi...
-
Andi Sultan Daeng Radja bersama tujuh orang lainnya telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional melalui Surat Keputusan Presiden RI (Sus...
-
BUNDARAN PHINISI. Kabupaten Bulukumba yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, terdiri atas 10 kecamatan dan 126 ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar