Abang Acid dengan latar belakang Taman Bundaran Kota Bulukumba yang di tengahnya tugu minitur perahu phinisi. Gambar ini diabadikan oleh anggota rombongan Malaysianbikers Community yang melakukan perjalanan wisata dengan naik sepeda ke beberapa kabupaten dan kota se-Sulawesi, termasuk ke Bulukumba.
Kenang-kenangan dari Bulukumba dalam ''Sulawesi Adventures''
By Abang Acid
(http://malaysianbikers.com.my/forum/index.php/topic,54748.0.html)
(Beberapa orang dari sebuah klub sepeda di Malaysia, Malaysianbikers Community, pernah melakukan perjalanan wisata dengan bersepeda keliling Sulawesi. Motto organisasi mereka adalah ''we're not just bikers, we're brother'' -kami bukan sekadar bikers, kami adalah saudara-. Hasil perjalanan mereka ditulis oleh Abg Acid alias Abang Acid, dan diposting pada 21 Januari 2009, via situs web http://malaysianbikers.com.my/. Tulisan dan foto-foto Abang Acid juga bisa dilihat melalui homepage http://abg-acid.fotopages.com/. Abad Acid bersama rekan-rekannya dari Malaysianbikers Community, memulai perjalannya dari Makassar dan kemudian selama beberapa hari menyusuri jalan dan singgah di beberapa objek wisata, termasuk memotret apa saja yang menarik perhatian mereka selama dalam perjalanan di beberapa kabupaten dan kota. Pada hari ketiga, mereka tiba di Kabupaten Bulukumba dan berikut foto-foto hasil jepretan mereka lengkap dengan komentar dan keterangan gambar yang dibuat oleh Abang Acid).
Beginilah suasana kota Bulukumba saat kami dari rombongan Malaysianbikers Community melintas di jalan menuju Tanjung Bira. (Foto: Abang Acid)
Abang Acid foto sejenak di depan tugu perahu phinisi yang terletak di pertigaan jalan raya dari Tanaberu menuju Bira dan menuju Bontotiro. (Foto: dok pribadi Abang Acid)
Rombongan Abang Acid singgah sejenak menyaksikan pemandangan di tepi jalan raya di mana terdapat sebuah perahu phinisi yang masih dalam proses dikerjakan dengan latar belakang laut lepas di Tanaberu, Kecamatan Bontobahari. (Foto: dok pribadi Abang Acid)
Sejumlah pelajar dengan senang hati kami foto setelah kami memberitahukan bahwa foto mereka akan dimuat dan dapat mereka lihat di internet. (Foto: Abang Acid)
Ahhh! buah mangga manis. Sangat sempurna untuk beristirahat sejenak sambil memakan beberapa buah mangga. Awalnya kami kira harganya mahal, tetapi ternyata sangat murah dan kami pun membayar lebih mahal dari harga yang ditawarkan, setelah kami minta sang penjual mengupas dan memotong-motongnya untuk kami makan bersama. (Foto: Abang Acid)
Menakjubkan! Batu-batu ini dipecah-pecah menjadi batu potongan kecil dengan menggunakan palu dan dengan tangan manusia. Mereka melakukan satu per satu sepanjang hari, baik oleh laki-laki dan maupun perempuan. Di Sulawesi, sangat banyak pekerjaan yang dikerjakan secara manual oleh tenaga manusia dan upah mereka hanya cukup untuk makan. (Foto: Abang Acid)
Inilah Tanjung Bira dengan bukit batu karang yang di atasnya terdapat beberapa cottage, serta berhadapan dengan hamparan laut lepas yang pasirnya halus, putih, dan sejuk sepanjang hari. (Foto: Abang Acid)
Pantai Tanjung Bira merupakan tempat yang indah dan sangat bagus untuk berekreasi. Kami sangat menikmati dan merasa nyaman beristirahat di Bira setelah tiga hari perjalanan naik sepeda dari Makassar ke Bulukumba dengan menempuh jarak kurang lebih 200 kilometer. (Foto: Abang Acid)
Tempat beristirahat yang sangat bagus di Tanjung Bira, di mana kita dapat menikmati makanan dan minuman di ujung tebing, serta menikmati terpaan angin yang sejuk. (Foto: Abang Acid)
Inilah salah satu dari beberapa tempat dengan pantai berpasir putih. Penduduk setempat menyebutnya Pantai Pasir Putih Bira. (Foto: Abang Acid)
Tapi, .. ha...ha...ha...., selalu ada pertanyaan TAPI! Apakah kita harus tinggal di sini? Kami datang jauh, kami datang untuk mencari petualangan. Kami telah berkali-kali tinggal di tempat-tempat bagus seperti ini di Malaysia. Apakah kita membutuhkan makanan barat? Apakah kita perlu suasana mewah yang sama, suasana yang sama seperti yang telah kita rasakan di Malaysia? Saya rasa Anda tahu jawabannya. Tidak, kami tidak membutuhkan ini, .. tapi kita sedang mencari suasana dan tinggal dengan penduduk setempat, belajar, dan mengamati budaya mereka. Melihat apa yang mereka lakukan untuk hidup, tinggal dekat dengan mereka, makan makanan sehari-hari mereka, dan memiliki kontak mata dan tangan dengan mereka, .. merasakan apa yang mereka rasakan ... Jadi, saya dan teman-teman meninggalkan tempat ini untuk mencari kampung atau tempat lain yang suasananya berbeda....
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar