JALUR KAPAL PHINISI KUNO. Jalur Sutra mencapai Eropa Selatan melalui Arab, Somalia, Mesir, Persia, India, dan Jawa (Indonesia) sampai mencapai Tiongkok. Para pedagang Indonesia melewati jalur ini dengan menggunakan kapal phinisi kuno pada ratusan tahun silam. (http://en.wikipedia.org/wiki/File:Silk_route.jpg)
---------------------------
Kapal Phinisi Sudah Keliling Dunia Sejak Ratusan Tahun Silam
Berdasarkan informasi dari buku kuno, ternyata para pedagang Indonesia dengan kapal layar kuno seperti terlihat pada relief candi Borobudur, berdagang sampai ke Somalia, Afrika. Barang dagangan yang dijual adalah kayu gaharu (cinamon) bahan minyak wangi. Dari Somalia, para pedagang kita kemudian membawa pulang ke Indonesia gading, minyak wangi, dan emas.
Peta jalur sutera perdagangan dari Asia ke Afrika terlihat pada gambar yang direkam dari http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/7/74/Silk_route.jpg. Para pedagang Indonesia ketika itu menggunakan kapal layar phinisi kuno. Jalur inilah banyak ditempuh pedagang termasuk dari Indonesia setelah jalur lewat darat kurang aman.
Keterangan gambar: Ini adalah foto Pelabuhan Paotere, Makassar, tempo dulu. Di pelabuhan ini, sejak dulu sampai sekarang selalu didominasi kapal dan perahu phinisi. (http://en.wikipedia.org/wiki/File:Taopere.jpg)
Dari situs web wikipedia versi bahasa Inggris, diungkapkan bahwa kapal phinisi sudah ada sejak tahun 1600-an. Disebutkan bahwa kapal-kapal phinisi pertama telah dibuat oleh orang Indonesia setelah VOC membawa contoh kapal dari Belanda yang diberi nama "Pinas."
Sementara situs web wikipedia versi bahasa Indonesia disebutkan bahwa kapal phinisi sudah ada sejak sebelum tahun 1500-an. Sejarah itu mengacu kepada naskah Lontarak, I La Galigo.
Menurut naskah Lontarak I Babad La Lagaligo pada abad ke 14, Phinisi pertama sekali dibuat oleh Sawerigading, Putera Mahkota Kerajaan Luwu untuk berlayar menuju negeri Tiongkok hendak meminang Putri Tiongkok yang bernama We Cudai.
Sawerigading berhasil ke negeri Tiongkok dan memperisteri Puteri We Cudai. Setelah beberapa lama tinggal di negeri Tiongkok, Sawerigading kembali ke kampung halamannya dengan menggunakan Phinisi-nya ke Luwu. Menjelang masuk perairan Luwu, kapal mereka diterjang gelombang besar dan Phinisi terbelah tiga yang terdampar di Desa Ara, Desa Tanah Beru, dan Desa Lemo-lemo, di Kabupaten Bulukumba. Masyarakat pada ketiga desa tersebut kemudian merakit pecahan kapal tersebut menjadi perahu yang kemudian dinamakan Phinisi. Itulah awal keahlian membuat perahu phinisi pada masyarakat Bulukumba.
Masih dari situs web wikipedia, disebutkan bahwa sampai dengan tahun 1970-an, sebagian besar kapal-kapal phinisi masih murni menggunakan layar sebagai penggeraknya, tetapi setelah itu mulailah ada yang menggunakan mesin kapal. Selain itu, para pembuat kapal atau pemesan (pembeli) kapal phinisi sudah mulai melakukan berbagai perubahan dan penyesuaian sesuai dengan kebutuhan. (asnawin)
Sumber:
- http://iwansuwandy.wordpress.com/2010/10/18/pedagang-indonesia-dengan-kapal-layar-kuno-berdagang-sampai-somalia/
- http://en.wikipedia.org/wiki/Pinisi
- http://id.wikipedia.org/wiki/Pinisi
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar