KEBUN JAGUNG. Bulukumba, Bantaeng, Jeneponto, dan Bone adalah sentra jagung di Sulsel. Produksi jagung di Sulsel pada 2010 mencapai 1,4 juta ton. Perusahaan Daerah (PD) Baji Minasa mengekspor tepung tongkol jagung ke Korea Selatan untuk pertama kali dengan volume 20 ton. Volume tongkol jagung umumnya 20 persen dari total volume produksi.(KOMPAS/KORNELIS KEWA AMA)
----------------------
Bantaeng Ekspor Tepung Tongkol Jagung ke Korsel
- Bulukumba, Bantaeng, Bone, dan Jeneponto Sentra Jagung di Sulsel
Penulis: Maria Serenade Sinurat
Editor: Nasru Alam Aziz
Harian Kompas, Jakarta
http://regional.kompas.com/read/2011/03/25/19535373/Tepung.Tongkol.Jagung.Diekspor.ke.Korsel
Jumat, 25 Maret 2011
BANTAENG, KOMPAS.com - Tongkol jagung yang selama ini dianggap sebagai limbah bisa menghasilkan uang. Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan menunjukkannya dengan mengekspor tepung tongkol jagung ke Korea Selatan untuk pertama kali.
Ekspor perdana dilakukan oleh Perusahaan Daerah (PD) Baji Minasa dengan volume 20 ton. Berdasarkan kontrak, Bantaeng akan mengekspor 6.000 ton tepung tongkol jagung selama setahun, atau 500 ton per bulan.
Bantaeng menjual tepung tongkol jagung antara Rp 600 - Rp 700 per kilogram. Dengan demikian potensi nilai ekspor di Bantaeng bisa mencapai Rp 3,6 miliar setahun. Harga ini masih di bawah harga pasaran di Pulau Jawa, yakni Rp 1.000 - Rp 2.500 per kilogram.
Kendati harga jual masih rendah, pendapatan ini diharapkan bisa menyerap tenaga kerja dan menggairahkan sektor pertanian.
"Saat ini ekspor masih kecil, tetapi sudah ada tenaga kerja yang terserap sehingga masyarakat setidaknya punya pendapatan,'' kata Direktur PD Baji Minasa, Arifuddin Paulangi, kepada Kompas, Jumat, 25 Maret 2011, di Bantaeng, sekitar 125 kilometer tenggara Makassar, Sulawesi Selatan.
Dari usaha penggilingan tongkol jagung di Kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng, saja terserap 15 tenaga kerja baru. Mereka bertugas menggiling tongkol jagung, mengemas, mengikat, menjemur, sampai mengangkut karung yang siap dikapalkan.
Potensi ekspor tepung tongkol jagung saat ini belum banyak dilirik, padahal bahan baku untuk menyokong ekspor ini tersedia. Berdasarkan catatan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bantaeng, produksi jagung tahun 2009 di Bantaeng sebanyak 172.516 ton dan naik menjadi 192.720 ton pada 2010.
Adapun produksi jagung di Sulsel pada 2010 mencapai 1,4 juta ton. Volume tongkol jagung umumnya 20 persen dari total volume produksi. Bantaeng saat ini tergolong sentra jagung di Sulsel bersama dengan Bone, Bulukumba, dan Jeneponto. Ekspor ini diharapkan bisa membuat tongkol jagung memiliki nilai tambah.
"Tongkol jagung yang biasanya dibuang sekarang memiliki harga dan nilai. Ini potensi yang juga bisa diikuti daerah lain," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bantaeng, Syamsu Alam.
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
1 komentar:
saya ingin sekali mengetahui contact person PD baji minasa karena kebetulan saya juga bergerak di bidang yang sama tapi tujuan ekspor tepung tongkol jagung saya kirim ke jepang mungkin kita bisa saling berbagi informasi atau bisa bekerja sama di kemudian hari..terima kasih.
Posting Komentar