Langsung ke konten utama

Mutasi Dokter Spesialis ke Puskesmas Jadi Bumerang Bupati Bulukumba


RSUD BULUKUMBA. Ini adalah salah satu koridor yang ada di RUSD Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba. Dua dokter spesialis di RSUD Bulukumba dimutasi ke Puskesmas oleh Bupati Bulukumba Zainuddin Hasan. Keputusan tersebut menuai sorotan dari berbagai pihak. (Foto: Asnawin)

---------------------

Mutasi Dokter Spesialis ke Puskesmas Jadi Bumerang Bupati Bulukumba

Antara News
Senin, 11 April 2011
http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/26527/mutasi-dokter-jadi-boomerang-bupati-bulukumba

Bulukumba, Sulsel (ANTARA News) - Berbagai kalangan menilai keputusan Bupati Bulukumba Zainuddin Hasan memutasi dua dokter ahli di RSUD Sultan Dg Radja Bulukumba sudah berlebihan dan menjadi bumerang untuk Bupati. Sebab untuk mendatangkan dokter ahli yang sama dibutuhkan proses yang panjang, dan harus sesuai dengan mekanisme Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Ketua Forum Komunikasi Pemuda Pelajar (FKPP) Bulukumba, Asri Pato, di Bulukumba, Minggu, 10 April 2011, mengatakan; "Kami menilai langkah Bupati Bulukumba Zainuddin Hasan tidak profesional dan tidak menyelesaikan masalah. Justru menambah masalah baru, karena memutasi dokter adalah salah sasaran. Seharusnya langkah yang diambil pemerintah adalah mencarikan solusi letak permasalahannya bukan malah memutasi dokter ahli yang sangat dibutuhkan masyarakat," ucapnya.

Menurut dia, keputusan tersebut menjadi bumerang buat Bupati, karena untuk mendapatkan dokter spesialis harus melalui prosedur yang cukup panjang. Apalagi perlakuan yang dilakukan kepada dr Wiwiek S SpA Mkes (dokter spesialis kandungan) dan dr Rizal (spesialis anak) merupakan langkah yang tidak populer.

"Sekarang rumah sakit itu sudah kekurangan dokter spesialis. Terbukti beberapa pasien terbengkalai. Contohnya ada empat pasien terpaksa dilarikan ke tempat lain seperi ke Makassar, dan Banteng. Ini akibat keputusan yang sepihak yang merugikan masyarakat. Kami minta agar Bupati Bulukumba segera menuntaskan persoalan ini dengan cepat agar masyarakat tidak lagi menjadi korban," ujarnya.

Ketua IDI Pusat Prof dr Abdul Kadir SPTHT-KL Phd mengatakan keputusan Bupati Bulukumba dengan melakukan mutasi kepada dokter ahli merupakan keputusan yang tidak wajar. Sebab untuk mengajukan kembali permohonan dokter ahli, ada persyaratan yang harus dipenuhi, sementara mereka menuntut hak dan seharusnya mereka penuhi bukan malah melakukan mutasi.

"Bupati jangan hanya mementingkan kepentingan sendiri, tetapi lebih mementingkan masyarakat," katanya.

Mantan Ketua IDI Sulsel Muh Akbar, juga merasa kecewa sikap yang ditunjukkan Bupati Bulukumba kepada dua dokter spesialis itu. Mutasi dari RSUD ke Puskesmas adalah pelecehan kepada profesi dokter ahli. Aturannya, dokter ahli hanya diberikan izin praktik di tingkat kota, bukan di kecamatan apalagi Puskesmas.

"Bila ini terus dipaksakan Bupati, itu melanggar aturan karena tidak ada izin praktiknya. Kalau dokter kandungan misalnya ditempatkan di Puskesmas, apakah ada alat-alat yang disiapkan Puskesmas tersebut. Kalau tidak ada bagaiamana. Saya merasa kecewa kepada pemerintah Bulukumba yang memperlakukan mereka semena-mena," ujar Akbar.

Berangsur Normal

Kepala Tata Usaha RSUD Sultan Dg Radja, Zaharuddin, dikonfirmasi mengaku bahwa aktivitas di rumah sakit itu sudah berangsur angsur normal, meskipun dua dokter tersebut tadi sudah dimutasi dan mengundurkan diri.

"Sejak tadi malam (Sabtu Malam) rumah sakit sudah berjalan normal. Pemda saat ini lagi mencari solusi sebab tanggungan 40 persen anggaran juga dari provinsi. Dengan rancangan anggaran Rp 16 miliar APBD 2011 akan menutupi itu, karena APBD tahun 2010 hanya Rp 9 miliar, sehingga sulit menutupi biaya dimaksud," ucapnya. 
(T.KR-HK/F003)

[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Komentar

Anonim mengatakan…
Daeng Budi Utomo :
Menghimbau kepada TS di RSUD Bulukumba....
1) Pernyataan bahwa pelayanan di RS Bulukumba sudah berjalan normal...adalah salah...Alasannya : TOLONG PELAJARI kembali KEPMENKES ttg HOSPITAL BYLAWS...KOMITE MEDIK mesti menyikapi ini karena status RS Bulukumba tipe C....ATURAN BISA DI DOWNLOAD...PELAJARI!!!!

2) Kita sudah berkorban banyak...GEMAKANLAH SEMANGAT STOVIA!!!! TS2 di luar Kab. Bulukumba sangat intens akan hal ini....

3) Berhati2lah...JAMKESDA adalah Kendaraan Politik...pihak2 lain kita butuhkan tuk melawan kepentingan JAMKESDA...

Postingan populer dari blog ini

Kisah Ikan Duyung di Bulukumba

IKAN DUYUNG. Jumaning (60), membersihkan tubuh ikan duyung yang ditemuinya di tepi pantai saat mencuci bentang (tali rumput laut) di pesisir pantai di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Selasa, 19 April 2011. Banyak warga yang berkunjung ke rumah Jumaning karena penasaran ingin melihat ikan duyung tersebut. (Foto: Kompas/k23-11) -------------------------- Kisah Ikan Duyung di Bulukumba Meski Dibacok, Ikan Duyung Tetap Hidup Harian Kompas (Kompas.com) K23-11 | yuli | Rabu, 20 April 2011 http://regional.kompas.com/read/2011/04/20/04143456/Meski.Dibacok.Ikan.Duyung.Tetap.Hidup BULUKUMBA, KOMPAS.com — Warga pesisir di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, digemparkan dengan seekor ikan duyung yang tiba-tiba muncul, Selasa (19/4/2011). Para nelayan pun kemudian berniat memotong ikan tersebut untuk mengambil dagingnya. Namun, entah mengapa ikan duyung yang tubuhnya sudah terluka akibat sabetan parang itu terus berenang hing

Pahlawan Nasional dan Andi Sultan Daeng Radja

Andi Sultan Daeng Radja bersama tujuh orang lainnya telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional melalui Surat Keputusan Presiden RI (Susilo Bambang Yudhoyono) Nomor 085/TK/Tahun 2006 tanggal 3 November 2006. Andi Sultan Daeng Radja secara diam-diam mengikuti Kongres Pemuda Indonesia, pada 28 Oktober 1928. Bersama Dr Ratulangi dan Andi Pangerang Pettarani, dirinya diutus sebagai wakil Sulawesi mengikuti rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) di Jakarta.

Kecamatan, Kelurahan, Desa, dan Kode Pos di Kabupaten Bulukumba

BUNDARAN PHINISI. Kabupaten Bulukumba yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, terdiri atas 10 kecamatan dan 126 desa/kelurahan. Berikut daftar nama-nama kecamatan, desa dan kelurahan, serta kode pos masing-masing desa/kelurahan di Kabupaten Bulukumba. (Foto: Asnawin) ----------------------------- Kecamatan, Kelurahan, Desa, dan Kode Pos di Kabupaten Bulukumba Berikut ini adalah daftar nama-nama Kecamatan, Kelurahan / Desa, dan nomor kode pos (postcode / zip code) pada masing-masing kelurahan / desa, di Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan, Republik Indonesia. Kabupaten : Bulukumba 1. Kecamatan Bonto Bahari - 1. Kelurahan/Desa Ara ----------------- (Kodepos : 92571) - 2. Kelurahan/Desa Benjala ------------- (Kodepos : 92571) - 3. Kelurahan/Desa Bira ----------------- (Kodepos : 92571) - 4. Kelurahan/Desa Darubiah ------------ (Kodepos : 92571) - 5. Kelurahan/Desa Lembanna ----------- (Kodepos : 92571) - 6. Kelurahan/Desa Sapolohe -