Sabtu, 09 April 2011

Pengrajin Suvenir Perahu Phinisi Butuh Bantuan Pemasaran

MINIATUR PERAHU PHINISI. Kurnia, seorang pengrajin suvenir perahu phinisi putera Bulukumba, sejak dua tahun terakhir sudah mengadukan nasibnya hingga ke Pulau Tanadoang Kepulauan Selayar yang saat ini ber-home base di Dusun Borong Borong, Desa Bontolempangan, Kecamatan Buki, Kabupaten Kepulauan Selayar. (Foto: http://mylistore.wordpress.com/wood-craft/)







--------------------


Pengrajin Suvenir Perahu Phinisi Butuh Bantuan Pemasaran


Harian Ujungpandang Ekspres
Jumat, 08-04-2011
http://www.ujungpandangekspres.com/index.php?option=read&newsid=64547

Kurnia, seorang pengrajin perahu phinisi putera Bulukumba, sejak dua tahun terakhir sudah mengadukan nasibnya hingga ke Pulau Tanadoang Kepulauan Selayar yang saat ini ber-home base di Dusun Borong Borong, Desa Bontolempangan, Kecamatan Buki, Kabupaten Kepulauan Selayar.

Ditemui di sela sela pelantikan anggota Pimpinan Kecamatan KNPI yang dirangkaikan dengan pelantikan Pengurus TP PKK Kecamatan Buki, awal April lalu, Kurnia mengungkapkan keluh kesahnya kepada Upeks.

Menurut dia, produksi dari kerajinannya bukan hanya kerajinan berupa souvenir Phinisi, akan tetapi juga berupa hiasan dinding yang bahan bakunya terdiri dari potongan limbah kayu jati dan bahkan kayu hitam. Hasil produksi kerajinannya sudah mencapai ratusan buah, khususnya hiasan Phinisi.

Dari hasil kerajinannya tersebut, Kurnia bertekad untuk terus eksis mengembangkan usahanya, juga tetap berharap pemasarannya mendapat bantuan dari pemkab dan pemerintah kecamatan, untuk dijadikan sebagai kebanggaan kerajinan utama. Sekaligus sebagai kerajinan andalan untuk dipamerkan setiap ada kegiatan pameran dimanapun.

Kurnia memiliki kebanggaan tersendiri dari buah dari kerajinannya tersebut, pasalnya beberapa bulan lalu, hiasan Phinisi yang diproduksi bersama enam orang anggotanya sudah mendapat sambutan luar biasa di Pulau Dewata, Bali.

Kepada Upeks, Kurnia juga mengaku bahwa setiap satu kerajinan tangan Phinisi, dari berbagai jenis, rata-rata menghabiskan waktu pekerjaan selama dua hari. Itupun jika pemesannya tidak mendesak.

Sementara harga yang ditawarkan bervariasi, tergantung dari ukuran. Mulai dari Rp 100 hingga Rp 500 ribu. Kurnia sangat menginginkan adanya pemberdayaan dari pemerintah sehingga dia mampu mengembangkan usahanya.

[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Tidak ada komentar: